There's Nobody

674 94 4
                                    


Happy Reading ↞

❄︎❄︎❄︎

unkyu memutuskan untuk bertemu Haruto dengan mendatangi rumah lelaki berdarah Jepang itu. Mengetuk pelan pintu rumah sang kekasih dan memanggil namanya dengan hati-hati, takut mengganggu kedua orang tua Haruto yang sepertinya masih belum terbangun karena hari libur.

Kriet...

Pintu terbuka dan menampakkan Haruto yang sepertinya baru terbangun dari tidurnya. Junkyu yang melihat Haruto yang sedikit berantakan langsung membenahi rambut Haruto yang tidak tertata dan poni yang menutupi penglihatan Haruto. Sedangkan sang lelaki tampan itu langsung memeluk sang kekasih saat indra penglihatannya menangkap Junkyu yang datang ke rumahnya pagi-pagi seperti ini.

"Tumben kamu dateng pagi-pagi ke rumah aku." Ucap Haruto sembari menenggelamkan kepalanya di perpotongan leher Junkyu dan menghisap bau Junkyu yang wangi seperti bayi.

"Ada yang perlu aku biarakan sama kamu, Haru."

"Ya udah masuk dulu aja, naik duluan ke kamar. Aku mau buat minum dulu buat kamu."

Junkyu menggeleng, "Gak usah, aku disini cuma mau tanya sesuatu sama kamu. Sabtu minggu lalu kamu kemana? Kenapa aku telfon gak bisa?" Tanya Junkyu langsung pada intinya.

"Oh, aku menginap di rumah Jeongwoo, Junkyu-ya. Ada apa, hm?" Jawab Haruto dengan nada santai.

"Rumah Jeongwoo?" Junkyu terkekeh kecil saat mendengar jawaban Haruto.

"Kenapa Yoshi bilang kalau kamu menginap di rumahnya Wonyoung? Bahkan Yoshi juga memiliki buktinya."

Haruto terdiam sebentar setelah mendengar pernyataan yang dilontarkan oleh Junkyu. Dirinya sedikit terguncang saat mendengar Junkyu mengatakan bahwa ia menginap di rumah Wonyoung dan bukan Jeongwoo. Haruto bingung, dia gugup saat ini tidak tahu harus menjelaskan apa kepada Junkyu tentang dirinya yang menginap di rumah Wonyoung.

"Lagi! Kamu bohong lagi sama aku, Haru! Kamu bilang gak ada siapapun selain aku, Kamu selalu bilang kaya gitu sama aku. Tapi, ternyata kamu diam-diam punya banyak orang di luar sana." Seru Junkyu.

Junkyu tidaklah lemah, dia hanya tidak ingin ada pertengkaran besar antara dirinya dan Haruto, Junkyu selalu menahan emosinya dan menahan untuk tidak meluapkannya pada Haruto, tapi Junkyu tidak suka jika Haruto membohonginya, Junkyu membenci seseorang yang berbohong kepadanya, Junkyu membenci seseorang yang selalu memberikan sejuta alasan hanya untuk menutupi satu kebohongan, Junkyu sudah terlalu marah dengan Haruto saat ini, Haruto selalu bersikap tidak terjadi apa-apa, tapi pada kenyataannya banyak kebohongan yang Haruto simpan dari dirinya. 

"Aku bisa jelasin sama kamu, kyu." Sela Haruto dan menahan pergelangan tangan Junkyu agar sang kekasih mendengarkan penjelasannya terlebih dahulu.

"5 menit, setelah itu biar aku yang memutuskan bagian mana yang harus aku percaya dari perkataan kamu." Ucap Junkyu menatap mata Haruto dengan berani.

Haruto menghela nafasnya sebentar, menetralisir detak jantungnya yang sedikit ribut di dalam sana. Dengan pelan Haruto menarik Junkyu untuk duduk di kursi panjang depan teras rumahnya, menggenggam tangan sang kekasih dengan erat agar tidak kabur.

"Iya, aku menginap di rumah Wonyoung, tapi aku punya alasannya, kyu."

"Iya, aku dengerin. 5 menit dari sekarang!" Ucap Junkyu mutlak.

"Hhh... Aku ke rumahnya karena dia minta tolong sama aku. Papanya pulang dari Jepang dan dia takut kalau hanya berdua dengan papanya. Papanya itu keras, beliau sering sekali melukai Wonyoung yang dimana membuat Wonyoung takut hanya untuk bertemu dengan papanya. Malem itu dia minta tolong aku buat menginap di rumahnya, hanya satu hari. Aku bilang iya, karena aku kasian, Kyu. Besok paginya aku baru bisa pulang karena mamanya Wonyoung udah pulang dari kerja dinasnya juga. Udah, gak ada yang lebih. Aku gak melakukan apapun sama Wonyoung. Kamu harus percaya, Junkyu." Jelas Haruto panjang.

"Oke, waktunya pas. Aku pulang dulu. Ada janji ketemu Jihoon. Dah, Haru." Setelah selesai mendengarkan penjelasan Haruto, Junkyu langsung beranjak pergi dengan alasan ada temu janji dengan Jihoon, padahal tujuannya menuju rumah Wonyoung yang dekat dengan rumah Yoshi.

"Junkyu! Kamu percaya 'kan sama aku?" Teriak Haruto saat melihat Junkyu yang sudah mulai menjauh dari area teras rumahnya.

"Gak tau. Aku harus pastiin dulu kalau kamu gabohong lagi sama aku." Balas Junkyu dan berjalan keluar melewati pagar hitam rumah Haruto.

.

Setelah meninggalkan rumah besar Haruto, Junkyu pergi menuju kafe tempat biasa ia bersantai dan menenangkan pikirannya. Sampai disana Junkyu langsung masuk dan mengambil tempat duduk favoritnya yang berada di bagian belakang dan sedikit terpojok. Tempat yang sangatlah menenangkan dan jauh dari kebisingan sekitar.

"Hai, kyu!" Sapa seorang barista yang memang sudah dekat dengan Junkyu.

"Oh, Noa! Haii.." Junkyu membalas sapaan Noa dengan tidak bersemangat.

"Kali ini apa masalahmu? Haruto lagi?" Tanya Noa yang hanya dibalas gelengan oleh Junkyu.

"Noa, aku minta seperti biasanya ya. Terimakasih!!" Minta Junkyu dengan baik kepada Noa, padahal lebih tepatnya menghindar dari segala pertanyaan yang akan Noa lontarkan padanya.

"Baiklah, permintaan koala-ku akan segera kubuatkan." Junkyu hanya tersenyum tipis dan menatap layar handphone nya yang ber-wallpaper-kan foto dirinya dan Haruto di pantai.

"Kamu selalu berbohong, Haru."

Junkyu yang ingin semua masalah segera selesai langsung menelpon Yoshi untuk meminta nomor Wonyoung yang bisa saja dimiliki oleh Yoshi, mereka kan tetanggaan dan sungguh dekat.

"Dapat!!" Seru Junkyu setelah berhasil mendapatkan nomor Wonyoung dari Yoshi.

"Kita lihat apakah kamu berbohong, Tuan Watanabe."

❄︎❄︎❄︎

Reckless ; Harukyu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang