Late - 02

5.4K 555 13
                                    

Aku mendapati dia yang sedang sibuk bercengkerama dengan tumpukan berkas-berkas.

"Maaf mengganggumu, aku hanya ingin mengantarkan sarapan." Kuletakan kotak bekal itu di samping berkasnya.

"Aku sudah makan." Jawabnya singkat dengan suara yang berat, dia tidak pernah seperti ini sebelumnya, sesibuk apapun Jeno tetap akan menjawabku dengan lembut, apa yang salah dengannya?

"Sarapan apa?" Tanyaku tak yakin.

"Aku sudah makan dengan Yeri tadi." Dia menjawab tanpa melihatku dan tetap fokus pada pekerjaannya.

Yeri, Yeri dan Yeri lagi. Jujur, aku muak mendengar namanya akhir-akhir ini.

"Keluarlah."

Aku terkejut, dia tidak pernah menyuruhku keluar apalagi dengan kasar seperti tadi, dia mengusir ku? Sungguh?

"Kau-"


Tok tok tok


"Masuk."

"Jeno- ah ...." Perempuan yang baru saja masuk itu tidak lain adalah Yeri.

"Kau keluarlah." Dia menatapku tajam.

Keluar? Kenapa? Kau ingin berduaan dengan 'sahabat' mu disini? Lagipula apa yang di lakukan Yeri pagi-pagi di kantor suamiku.

"Kenapa dia ada disini?" Tanyaku sambil menatap perempuan bernama Yeri itu.

"Karena dia sekretaris pribadiku." Jawabnya dengan nada sedikit kesal.

"Bagaimana dengan Tuan Kim?" Jeno punya sekretaris sebelumnya, tiba-tiba di gantikan dengan Yeri? Aku tidak habis pikir dengannya.

"Sudah kupecat."


BRAK!


"Apa ..?! Jeno! Kau memecat Tuan Kim karena Yeri?! Apa yang kau pikirkan? Dia sudah bekerja bertahun-tahun denganmu! Kau sungguh memecatnya begitu saja?" Mataku melotot tidak percaya, Tuan Kim sudah bekerja selama lebih dari 5 tahun bersama Jeno. Dia orang yang baik dan pekerja keras, selain teman sekaligus sekretaris Jeno, Tuan Kim juga merupakan teman baik ku. Aku sungguh merasa bersalah.

"Ini bukan urusan mu."

Tanganku mengepal kuat mendengar ucapannya, dia bukan Jeno yang kukenal, siapa pria di hadapanku ini?

"Aku kecewa padamu." Setelah mengatakan itu, kulangkahkan kakiku dan pergi dari sana. Jisung pasti sudah menungguku.


CKLEK!


"Papa!" Sosok kecil itu muncul dan berlari kecil ke arahku.

"Jisung .... maaf, kau menunggu lama ya?" Kuelus surai rambut anakku lembut, perasaanku jadi sedikit tenang karena aku memiliki Jisung di dekatku.

"Tidak, tapi papa, di mana paman Jungwoo? Aku tidak melihatnya dari tadi." Anak itu mendongakkan kepalanya dan menatapku dengan wajah polosnya.

"Paman Kim tidak ada disini hari ini, kau mau mengunjunginya pulang nanti?" Kuharap dia ada di apartemen nya, aku ingin berkunjung sekalian meminta maaf atas sikap suamiku.

"Mau!" Anak itu menjawab bersemangat.

"Jisung mau makan es krim dulu atau kerumah paman Kim?"

"Makan es krim!" Tentu saja dia lebih mempedulikan perutnya dulu. Aku juga berencana akan membungkus beberapa makanan untuk Tuan Kim.






Masih di kantor perusahaan Lee, sebelum membuka pintu lift, mertuaku lebih dulu memanggil ku ke ruangannya saat dia tau aku dan Jisung ada disini.


Argá [ norenmin ] - ( ✔ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang