Late2 - 03

3.2K 330 12
                                    

"Renjun, kita harus cepat." Ucap Jaemin yang sudah menunggu lama.

Walaupun dia seorang Ayah dirinya tidak butuh waktu selama ini untuk sekedar mengucapkan selamat tinggal pada bayi-bayi kecilnya, lagipula mereka tidak akan menetap selamanya di Seoul, 'kan?

"Sampai jumpa~ jangan nakal dengan nenek dan kakek ya? Papa tidak akan lama, yaa??"

Entah untuk kesekian kalinya dia mengatakan hal yang sama, padahal anak-anak tidak bereaksi berlebihan seperti yang diduga. Dan ingat, mereka bukan bayi lagi.

"Renjuniiiee." Jaemin nampak gemas sendiri dengan tingkat istrinya.

"Sebentar ih. Sampai jumpa semuanya~ Jisung jaga adik-adikmu yaaa." Renjun menatap kesal suaminya itu, lalu melambaikan tangan ke udara.

Yang pergi ke Seoul hanya Renjun dan Jaemin, para mertua juga sudah memutuskan untuk memberi pasangan suami-suami itu waktu berduaan, mereka sudah lama tidak bermanis-manis layaknya anak muda. Anggap saja mereka berdua akan pergi honeymoon.

Sedangkan Jisung, Sungchan, dan Shotaro akan dijaga oleh nenek dan kakeknya. Mereka akan tetap aman.




"Tidurlah jika kau mengantuk, Renjunie."

Nampak dari tadi Renjun tidak tahan menahan kantuknya dan membuat kepalanya tidak kuat menahan beban tubuh.

Tidak bergeming, Jaemin menyandarkan kepala Renjun pada bahunya sebagai sandaran. Mereka berdua tertidur lelap dengan harmonis.








"Kenapa hm?"

Dari tadi Renjun terlihat gelisah bahkan setelah sampai di Seoul, sekarang mereka sedang menginap di sebuah hotel. Besok paginya Jaemin berencana menetap sementara di rumah lamanya yang ia tinggalkan di sini sebelumnya.

"Apa yang harus kukatakan pada Lucas saat aku kembali?"

Rupanya itu yang Renjun khawatirkan. Wajar saja, dia datang tiba-tiba.

"Ssst— sebaiknya kita pikirkan itu besok, ayo kita tidur." Jaemin menutup bibir Renjun menggunakan telunjuk jarinya. Ini sudah malam dan mereka berdua harus beristirahat, hari esok masih panjang.

"Tapi—"

"Oh no no no, tidak ada tapi-tapi."

Sebelum melanjutkan kalimatnya, Renjun sudah diselimuti dengan rapi.

Dua pasangan itu terbaring di atas kasur yang empuk, tapi tetap saja, Renjun tidak bisa menutup matanya.

Pria Huang itu berbalik membelakangi suaminya dan menatap dinding polos di depannya.

"Tidurlah Renjunie."

Tangan besar melingkar di pinggangnya, mendekatkan satu sama lain hingga tidak ada jarak. Jaemin menempelkan kepalanya di perpotong leher istrinya.

"Na ...." Bagaimana Renjun bisa tidur dengan keadaan seperti ini?

"Biarkan seperti ini, lima menit saja." Suara serak Jaemin terdengar jelas di samping telinganya. Sekalian mengambil kesempatan, sesekali Na itu mengecup tengkuk leher yang di peluknya.

"Jaemin—!" Renjun sudah tidak tahan saat jari-jemari bersembunyi di balik piyamanya dan menggelitiknya di sana.

Sedangkan sang empu hanya terkekeh tanpa dosa membuat istrinya kini menjadi tomat kukus.

Biarkan pasangan suami-suami ini menjalankan honeymoon nya. Mari lihat pasangan suami-suami lainnya.










"Le ...."

Gaya tidur Chenle benar-benar buruk, sudah berapa kali dia mendaratkan kakinya pada wajah tampan teman tidurnya. Hanya tidur, oke.

Lupakan tentang tugas menjaga adik, Jisung lebih memilih menginap di rumah kediaman Lee bersama Chenle. Mereka masih belum cukup umur jadi jangan berharap.

"Ah benar-benar ...." Jisung 'kan jadi tidak bisa tidur.










"Ada apa?" Mark melihat Winwin yang tidak tidur padahal ini sudah tengah malam, tidak biasanya.

"Tidak ...." Suaranya terdengar sedikit gemetar dan sangat pelan.

"Kenapa babe? Ada masalah ...?" Mark menghampiri istrinya yang berada di ujung kasur, sedikit merangkulnya.

Winwin menatap mata itu dengan tatapan sendu, bola matanya gemetar seperti ada rasa tidak yakin dan bimbang di dalam dirinya.

".... Aku mencintaimu."

Hanya itu yang keluar dari mulutnya, Winwin kembali berbalik menutupi dirinya dengan selimut.

Tentu saja Mark kebingungan, tiba-tiba Winwin mengatakan hal seperti itu. Tapi dia tidak memikirkannya terlalu jauh.

"Ya, aku juga mencintaimu."

Kecupan singkat di kepala, lalu mereka kembali pada posisi sebelumnya, menjaga jarak.

Mark mengira Winwin malu jadi dia membiarkannya begitu saja, tapi dia tidak menyadari bahwa di balik selimut itu ada liquid bening yang mengalir.










–§hke–

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

–§hke–

Argá [ norenmin ] - ( ✔ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang