Late2 - 09

2.6K 273 23
                                    

Di perjalanan pulang, saat melewati sebuah taman, matanya memperhatikan makhluk kecil yang sedang duduk sendirian di bangku taman.

Kakinya menghampiri anak itu, sang empu tidak menyadari kehadiran orang di belakangnya sampai saat dirinya dipanggil.

"Hei, kemarilah." Ucap sang namja sambil melambaikan tangannya menyuruh gadis kecil itu untuk datang kepadanya.

Si kecil diam-diam mendatangi pria dewasa itu dengan langkah pelan.

"Kau mau es krim?" Tanya Renjun dengan senyum tipisnya.

Gadis mungil itu hanya diam, tampak ragu dan sedikit berpikir.

"Kenapa? Kau tidak mau?" Renjun bertanya kembali melihat anak itu masih menutup mulutnya.

Dengan ragu-ragu gadis itu menjawab.
"Tapi .... Mama bilang padaku untuk tidak boleh menerima sesuatu dari orang asing."

Sudut bibir Renjun terangkat mendengar ucapan anak itu, tangannya mengelus pelan kepala kecil di depannya.
"Kau pintar, ya."

"Tenang saja, Paman bukan penculik."

Anak itu masih nampak sedikit ragu, perkataan Renjun sepertinya tidak begitu meyakinkan.

"Kau mau es krim? Jika iya aku akan membawamu ke toko itu, kau boleh memilih sesukamu. Jika Paman memang benar orang jahat maka kau boleh berteriak." Ucap Renjun yang masih meyakinkan sambil menunjuk salah satu toserba di seberang mereka, bagaimana pun dia harus mengubah cara anak ini memandangnya.

Gadis kecil itu berpikir kembali.
"Tapi tidak ada penculik yang seperti Paman ...."

Seketika Renjun terkekeh mendengar ucapannya barusan. "Jadi, Mau es krim tidak?"

Butuh beberapa saat untuk membuat anak itu mengangguk, kemudian Renjun menggandeng tangan mungil itu dan mengaitkannya di jari-jemarinya.

"Ayo."






Kini, kedua orang berbeda umur itu berada di dalam sebuah minimarket seperti yang dijanjikan Renjun sebelumnya, di depan mereka tersedia box es krim tetapi gadis kecil itu masih belum memilih.

"Kenapa diam saja? Ambil yang kau mau." Waktu sudah berlangsung beberapa menit sedangkan gadis itu hanya diam menatap deretan es krim dengan berbagai variasi.

Akhirnya tangan kecilnya menunjuk salah satu bungkus es krim coklat, sedangkan tangan lainnya mulai membeku.

"Ini saja?" Tanyanya. Si kecil mengangguk.

Tangannya kembali menggenggam tangan si mungil guna mengurangi rasa dingin di sana.
"Baiklah, ayo kita bayar."

Renjun berurusan dengan penjaga kasir, gadis di bawahnya menatap pria itu lama dengan tangannya yang masih mengait di jari yang lebih besar. Berpikir bahwa Paman di sampingnya ini bukan penculik, karena setiap kalimat dan genggaman dari pria itu terasa sama seperti apa yang ibunya berikan.






"Ini milikmu." Renjun memberikan es krim yang baru saja dia beli pada gadis yang dari tadi bersamanya, tidak lupa membukakan bungkusnya agar anak perempuan itu dapat memakannya dengan mudah.

"Terima kasih ...." Kedua tangan kecil itu menggenggam stik es krim di bawahnya, dengan pipi yang merona dan rambut terurai, anak ini memiliki wajah yang sangat cantik.

"Nak, Siapa namamu?" Tanya Renjun melirik gadis di sampingnya, mereka mengambil tempat duduk di dekat minimarket.

"La-Lami." Anak yang tadinya sibuk menikmati es krimnya harus menjawab pertanyaan dengan mulut penuh.

Argá [ norenmin ] - ( ✔ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang