PROLOG

66 17 11
                                    

"Dir, lo kemana?" batin Tara.

Tara beranjak dari balkon kamarnya, mendudukkan diri di kursi, sembari menuliskan sesuatu di kertas abu-abu yang berada di atas mejanya.

Perihal aku yang terus menggebu, tak perlu kau pedulikan lagi, tak perlu kau hiraukan lagi, biarkan aku yang menanggungnya sendiri. Utamakan saja rasa ini, kumohon! biarkan dia bisa bebas tanpa beban, tanpa menunggu balasan, tanpa menanti kepastian, tanpa ada rasa penyesalan. Sekali lagi kuingatkan, tentang perasaan, kumohon, jelaskan!

___

"Maafin gue Ra, gue juga nggak tau kenapa rasa gengsi gue segede ini, bukankah hal yang membahagiakan jika gue punya pacar pinter, aktif, berprestasi dan cantik kayak lo. Namun sekali lagi gue nggak tau kenapa gue punya rasa gengsi yang nggak bisa gue runtuhin," monolog Dirga, "saking terlalu berharapnya, gue pernah mikir kalau lo juga suka sama gue dan lo nyatain perasaan ke gue duluan, tapi gue juga sadar kalau hal itu sangatlah tidak mungkin," lanjutnya.

______________________________________

Hi! Ikuti kisah mereka kuy!
Cerita pertama nih, kritik saran sangat diperlukan;('
Lanjut or ngga?

DIRGA(N)TARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang