Mungkin dengan memburu senja, mengelilingi kota, menikmati pahitnya kopi, gue bisa ngelupain otak gue yang saat ini susah banget buat diajak kompromi.
_Tara Arsyila____
Pelajaran Sejarah telah dimulai sejak lima belas menit yang lalu. Namun Tara masih saja tidak fokus dengan apa yang tengah dijelaskan oleh guru.
Sedari tadi Tara masih memikirkan perkataan Amar waktu di kantin, ternyata efek dari perkataan Amar mampu membuat Tara mengurungkan niatnya untuk tidak lagi menyukai Dirga.
Tara menghela napas gusar, ia kembali berpikir mengapa menyukai seseorang sesusah ini. Perlahan ia mulai mengalihkan fokusnya ke papan tulis dan seorang guru yang sedang menjelaskan, tapi tetap saja sulit sekali rasanya untuk tetap fokus.
"Baik, karena bel pulang sudah berbunyi, kita akhiri pelajaran kali ini, jangan lupa kerjakan tugasnya dan kumpulkan di pertemuan berikutnya, sekian dari saya wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh."
Setelah Bu Ratna, -guru yang sedari tadi mengajar di kelas XI IPS 1 melangkahkan kakinya ke luar kelas, Tara buru-buru mengajukan pertanyaan pada Risha, "tugasnya suruh ngapain Rish?" tanya Tara.
"Tadi kemana, perasaan masih duduk di bangku, nggak tidur juga," jawab Risha ketus.
"Cih, Rish buruan kasih tau," rengek Tara.
Dengan nada kesal Risha menjawab, "tugasnya baca + rangkum modul halaman dua sampai sembilan, paham Tara Arsyila?"
"Oke, gue lebih dari paham."
"Pasti lo mikirin omongannya Amar di kantin tadi kan? kan? kan?" tanya Risha tepat sasaran.
"Hm."
Mereka berjalan dengan hening, baik Risha maupun Tara tidak ada yang membuka suara terlebih dahulu.
Risha masih menyusun kalimat yang akan ditanyakannya kepada Tara, sementara Tara memang tidak memiliki topik untuk diperbincangkan."Kalau menurut gue, perkataan Amar nggak ada salahnya sih Rish. Gue mikirnya kenapa dia tanya kek gitu ke elo? kenapa nggak ke gue atau cewek lain?"
"Kan yang di ruang OSIS waktu itu tinggal gue Rish."
"Dia masih bisa tanya besok, atau lain waktu, nggak harus saat itu?"
"Tau ah, gue pulang dulu bye."
"He ... tungguin gue Ra, awas aja ntar kalau jadian beneran," teriak Risha.
"Nggak mungkin," sahut Tara yang sudah berjalan menjauh.
___Drrtt...
Risha
Nyenja kuy!Tara
Jemput, tpi gw mandi duluRisha
Okhey"Mungkin dengan memburu senja, mengelilingi kota, menikmati pahitnya kopi gue bisa nglupain otak gue yang sekarang susah banget buat diajak kompromi," batin Tara.
Tara bergegas mandi, dia tak mau merepotkan Risha karena harus menunggunya. Setelah selesai Tara memilih pakaian berupa celana jeans navy dan sweater berwarna army.
Tidak lupa dia juga memoles wajahnya dengan bedak tipis. Tara memilih untuk menggerai rambutnya. Dia pun bergegas mengambil tas selempangnya, memakai sepatu, dan memilih untuk menunggu Risha di luar.
"Mau kemana kak?" tanya seseorang yang membuatnya terkejut.
"Eh mama, tumben udah pulang. Em aku mau keluar bentar, boleh kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DIRGA(N)TARA
Teen FictionIni adalah kisah dua insan yang memiliki sifat gengsi untuk menyatakan perasaan. Akankah salah satu dari mereka meruntuhkan rasa gengsi tersebut dan menyatakan perasaannya? tunggu apalagi, mari baca DIRGA(N)TARA dan ikuti kisah mereka;) WARNING! USA...