DIRGA(N)TARA 1

47 14 18
                                    

Kalau suka, trus nggak bilang, ntar kalau diambil orang gimana? Yang ada lo malah tenggelam dalam penyesalan

kalau lo suka sama orang, ya lo harus terima resikonya. Resiko jika rasa suka lo bertepuk sebelah tangan, resiko jika rasa suka lo nggak terbalaskan, dan satu lagi resiko jika cinta yang lo kasih nggak sebanding dengan yang lo dapat.

__DIRGA(N)TARA__


Liburan semester genap telah usai, tahun ajaran baru pun dimulai. Angin berembus sepoi-sepoi, membuat suasana semakin damai.

Gadis itu melangkahkan kakinya menuju papan pengumuman yang sedari tadi sudah menjadi kerumunan. Dengan segera ia mencari namanya, dan ternyata XI IPS 2 lah kelas barunya.

Gadis itu pun berjalan dengan santai menyibak kerumunan tersebut, menyusuri lorong sekolah, menaiki tangga hingga ia tiba di kelasnya.

"Nggak nyangka udah setahun gue sekolah disini," ucap gadis itu yang baru saja tiba di kelasnya, sembari menghampiri teman yang telah duduk sebangku dengannya sedari kelas sepuluh.

"Iya, padahal rasanya baru kemarin MOS, ini malah udah ngurusin MOS."

Cuaca memang tak mendukung, awan mendung telah datang semenjak subuh. Tapi hal itu tak menyurutkan semangat para siswa yang akan memulai tahun ajaran baru.

"Tara," panggil seseorang dari balik pintu.

"Ya," sahut Tara dari dalam kelas, sembari berjalan menuju pintu.

Tara adalah nama gadis tersebut, gadis manis yang bernotabene sebagai bendahara OSIS.

"Uang OSIS masih berapa?" tanya Dirga, sosok yang memanggil Tara dari pintu kelas tadi.

"Eng- nggak tau, gue belum cek," jawab Tara jujur.

"Gimana sih lo, tau kan kalau anak baru kita yang urus?"

"I-iya nanti gua cek," ucap Tara gugup.

Tanpa berkata apapun Dirga langsung berbalik menuju kelasnya.

Selalu saja begitu jika Tara berhadapan langsung dengan Dirga.
Padahal, Tara sangat mengagumi pria itu.

Dirga Raditya, ketua OSIS SMA Darmawangsa, masuk jajaran siswa berprestasi, tak lupa dengan tingkah sok dinginnya yang amat nyebelin.
Namun entah kenapa Tara suka.

Tara kembali ke kelas, memanggil Risha–teman sebangkunya yang tengah sibuk dengan ponselnya. Sembari mengajaknya untuk pergi ke ruang OSIS.

_____

"Nih, uang kita masih banyak." Tara menyodorkan buku yang berisi catatan keuangan OSIS pada Dirga.

"Oke, berbakat juga lo jadi bendahara," sahut Dirga. "Nanti acara MOS siswa baru dimulai jam delapan, jadi gue harap semua perlengkapan udah disiapkan. Tepat juga lo berdua, sebangku, deket, sama-sama anak yang satu bendahara satunya lagi sie perlengkapan, pinter sih tapi kadang begonya parah," cicau Dirga, tak peduli bahwa dua gadis tersebut masih ada disana.

"Daripada lo, sok dingin, sok bijaksana, sok sok pokoknya kebanyakan sok deh, padahal aslinya nyebelin pakek banget," sahut Risha yang mulai geregetan sendiri.

Dirga pun beranjak dari tempatnya berdiri, mengacuhkan apa yang sedari tadi Risha katakan, dia pun mendudukkan diri di kursi sembari mengecek beberapa jadwal dan apa yang harus ia lakukan.

Tak berselang lama, terdengar suara Pak Hendra dari pengeras suara yang ada di pojok ruang OSIS. Pak Hendra mengumumkan bahwa seluruh siswa baru dan pengurus OSIS untuk segera ke aula sekolah.

DIRGA(N)TARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang