Dapur Anyir

11 2 0
                                    

Keesokan harinya saat Anwar akan mengajak Sarah menjemput anak-anaknya, badan Sarah pun mendadak panas tinggi dan wajahnya pun pucat. Anwar pun cemas dan terpaksa harus membawa istrinya ke rumah sakit terdekat, sampai di rumah sakit Sarah terkulai lemas dan pingsan. Anwar semakin kawatir dan menanyakan keadaan istrinya pada dokter yang menanganinya.

"istri saya kenapa dok?" tanya Anwar tergesa-gesa

"gak usah terlalu panik ya pak, istri bapak gak kenapa-kenapa kok, cuma mungkin agak sedikit kecapean saja ditambah ada serangan shock juga kayaknya, maklum pak kalau hamil muda memang bawaannya seperti ini pak agak sensitif" jawab dokter menjelaskan

"istri saya hamil dok?" Anwar kembali bertanya dengan nada kaget campur bahagia

"iya pak, sepertinya kandungannya sudah memasuki usia 8 minggu" penjelasan akhir dokter kemudian berlalu pergi.

Batal sudah hari ini Anwar menjemput kedua buah hatinya, padahal rindunya sudah menggebu-gebu. Bertanya kabar pun tidak  bisa, karna rumah orang tua Sarah sangat pelosok jadi belum terpasang jaringan telfon. 

Anwar pun menghampiri istrinya.

"mama udah bangun, apa yang masih dirasa ma?" Anwar masih sedikit cemas

"gak ada yang sakit kok pa, cuma dari semalam badan mama emang meriang ditambah tadi pagi mama sedikit kaget, pas didapur kepala mama rasanya ketiban barang berat gitu" cerita Sarah sedikit linglung

"lagian kalo lagi hamil begini jangan kerja yang berat-berat atuh ma, sampe angkat-angkat yang berat segala, kalo kenapa-kenapa gimana?"

Sarah hampir tak percaya dengan perkataan Anwar yang baru saja dia dengar.

"mama hamil pa?" tanya Sarah meyakinkan lagi kemudia tersenyum senang

"lho emang mama gak ngerasain apa-apa gitu, sampe-sampe gak tau kalo lagi hamil? udah mendingan kan ma? kita pulang ya!" Anwar mengajak Sarah pulang setelah dirasa baik-baik saja.

*****

Sesampainya di rumah Sarah langsung istirahat di kamar dan Anwar sibuk di dapur menyiapkan makanan dan teh hangat untuk istrinya. Namun lagi-lagi Anwar merasa ada yang aneh dengan suasana dapurnya, ada aroma anyir yang semakin menyengat ditambah selintas ada isakan tangis anak kecil terdengar olehnya. Anwar pun mencari sumber bau dan tangisan itu.

Mendadak Sarah sudah berada dipintu dapur dan memanggil Anwar.

"pa, kok lama banget si, daritadi mama panggilin gak nyaut-nyaut" suara Sarah cukup mengagetkan Anwar

"ya ampun ma, iya bentar ya ini dapur kita kayaknya ada bau-bau bangkai gitu, gak enak banget aromanya jadi papa mau cari dulu ini dimana bangkainya"

"perasaan gak ada bau apa-apa deh pa, apa mungkin hidung papa yang sensitif pas mama hamil gini" Sarah coba mengajak Anwar bercanda

"oh iya ya, mungkin juga ya ma, ya sudah yuk mama makan dan minum obat dulu" Anwar menuntut Sarah kekamar.

Selesai makan dan minum obat Sarah pun tertidur pulas, Anwar membawa gelas dan piring kotor bekas makan istrinya ke dapur. Sampai di dapur mendadak Anwar merasa lapar karna melihat rendang dalam wajan yang masih sangat banyak. Tanpa berpikir lama dia pun mengambil 1 mangkok rendang itu menuju meja makan, Anwar pun makan dengan lahap entah karna lapar atau enak. Ketika hendak mengambil potongan rendang berikutnya, tiba-tiba saja Anwar seperti melihat benda bergerak-gerak dalam tumpukan daging rendang, Anwar pun menghentikan makannya dan memeriksa dengan sendok tapi tidak apa-apa, mungkin hanya halusinasi saja batinnya.

Ada yang mengganjal dalam hati dan pikiran Anwar, ditambah lagi rasanya dia semakin rindu pada anak-anaknya. Anwar menghentikan lamunannya, tanpa membereskan piring makannya Anwar beranjak menuju lemari es untuk mengambil air dingin. Tanpa sengaja Anwar melihat masih ada satu kantong besar daging didalam freezer, dia pun mulai kebingungan untuk apa istrinya membeli daging sebanyak itu, bukankah jatah belanja istrinya sudah sangat berkurang. Anwar yang masih dengan rasa penasarannya kembali mencari sumber bau yang tadi sempat diciumnya, tapi hasilnya nihil. Anwar tidak menemukan apa-apa.

Karna merasa mulai mengantuk dan kelelahan Anwar menuju ruang tengah untuk istirahat. Hari pun semakin sore, Sarah pun terbangun dan menghampiri suaminya itu.

"pa bangun pa, udah sore banget tau dikit lagi mau maghib pa, gak mandi apa?  gak ke mesjid emang?" suara Sarah pun membangunkan Anwar

"iya ma, bentar lagi deh mandinya, o iya ma papa mau nanya deh, itu kamu beli daging banyak banget buat apaan?" begitu terbangun Anwar langsung melepaskan rasa penasarannya

"tadinya mama mau masak banyak gitu pa, mau syukuran kecil-kecilan nyambut papa pulang kemaren itu, cuma gak tau kenapa badan mama rasanya ngedrop gitu, ya gak jadi deh, tau sendiri kan pa ini mama jadinya malah sakit begini" jelas Sarah sambil merajuk dan terkesan menutupi sesuatu.

kemana anak-anakku?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang