🎀 2| Nostalgia Tahun Lama

73 16 84
                                    

Jangan lupa selalu cek mulmed, ya!
Happy reading! ❤

____________________________________________

"Bertemu denganmu adalah sebuah ketidaksengajaan yang kusyukuri."
- Lantas -

———• 🎀~|†|~🎀 •———

Setelah semalaman Jessie merengek memaksaku ikut menghadiri reuni SMP kami dulu, akhirnya aku memutuskan akan datang bersamanya.

Berusaha tidak peduli dengan satu nama yang pernah singgah dulu. Toh, aku pun sudah berhasil move on darinya. Hanya saja mungkin akan sedikit canggung saat bertemu.

Pagi ini seperti biasanya aku berangkat lebih pagi dari Jessie. Karena sekolahku lebih jauh dari rumah butuh waktu sekitar 20 menit untuk sampai.

"Udah siap, Nay?" tanya Jessie. Anak itu keluar dari kamarnya. Jessie sudah rapi dengan seragam identitas sekolahnya.

Aku mengangguk, meneguk segelas susu dengan cepat.

"Lo berangkat sama Justin?" tanyaku sambil memakai tas ke pundak.

"Iya, dong! Paling bentar lagi dia jemput," jawabnya sambil mengecek jam di tangan, ia tersenyum girang. Jessie duduk di salah satu kursi, lalu mulai memakan sarapannya.

"Ya udah, gue berangkat dulu, ya. Lo hati-hati juga, bye!" Aku tersenyum cerah lalu berjalan keluar.

Kulihat Jessie melambaikan tangan dengan mulut yang masih mengunyah roti. Di sebelahnya jas merah maroon dengan badge kebanggaannya tersampir rapi.

SMA Dominic O'Cavio. Sekolah Kristen bergengsi pilihan orang tuanya. Sekedar informasi saja, sebenarnya orang tua Jessie sudah berpulang, dikarenakan kecelakaan pesawat yang menewaskan mereka dua setengah tahun lalu.

Jessie pernah bilang, dia tidak ingin bersekolah di tempat itu. Sedangkan sejak masuk di bangku SMP orang tuanya sudah memintanya untuk melanjutkan sekolah di sana, dan tentu saja Jessie menolak mentah-mentah. Bukan tanpa alasan, dia hanya tidak ingin terus-terusan membebani orang tuanya, dengan bersekolah di sekolah elit bertaraf internasional itu.

Ya, kuakui sekolah itu memang sangat menguras uang.

Namun setelah aku bercerita karena belum sempat membahagiakan Mama yang sudah dulu pergi, anak itu langsung terdiam. Hingga akhirnya setelah beberapa waktu, ia memutuskan untuk pindah dari sekolah impiannya itu ke Dominic O'Cavio.

Jika kalian bertanya bagaimana dia membayar biaya sekolah itu, maka jawabannya ada pada Jessie. Tanyakan saja padanya. 

Dia sendiri yang mengurus harta peninggalan orang tuanya. Dibantu kerabat terdekat tentunya.

Oh iya, soal Justin. Emm... Sebenarnya ini cukup menarik.

Jadi, dia adalah kekasih Jessie sejak masuk SMA. Justin sempat bersekolah di SMP kami dulu, namun saat itu kami tidak saling mengenal.

Dulu di tahun kedua sewaktu SMP, Justin terpaksa mengundurkan diri dan pindah ke kota ini bersama orang tuanya. Sama seperti aku dan Jessie, bisa dibilang laki-laki berkulit putih itu juga warga pindahan di kota ini.

Kemudian Justin dan Jessie bertemu lagi di sebuah acara gereja lintas kota, dan menjadi dekat lalu memutuskan untuk berpacaran.

Ah, benar-benar takdir yang mengesankan.

Awalnya mereka terpaksa LDR (Long Distance Relationship) karena berbeda rumah juga sekolah. Justin ada di SMA Dominic O'Cavio sedangkan Jessie di SMA Grandita Praja bersamaku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 21, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LantasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang