Mos hari kedua masih berlangsung ditempat yang sama. Bedanya kali ini akan ada perkenalan eskul. Dibuka oleh kak Dipta sembari menyebutkan berbagai macam eskul disekolah ini lalu dilanjutkan dengan ketua tiap eskul memperkenalkan serta mengajak para siswa baru untuk bergabung bersama mereka.
Aku fokus mendengarkan apa yang disampaikan kakak-kakak didepan, barangkali aku bisa menemukan eskul yang cocok.
"Perhatiannya sebentar adik-adik, kakak ada pengumuman ni. Besok akan diadakan seleksi bagi kalian yang ingin bergabung menjadi anggota paskibra. Kalian tau kan paskibra itu apa? untuk sekilas info aja ni ya, jadi paskibra itu merupakan singkatan dari pasukan pengibar bendera. Kayak yang kalian liat di TV waktu 17 agustus. Nah nantinya kalian akan dilatih biar hebat seperti mereka. Ga cuma peraturan baris berbaris yang akan diajarkan nanti. Namun mulai dari pelatihan fisik, rasa kekeluargaan, sampai ke mental kalian pun juga dilatih. Belum lagi benefit yang bisa kalian dapatin kalau nanti terpilih jadi paskibra tingkat nasional maupun provinsi. Yang paling penting itu penghargaan karna menjadi salah satu orang terpilih mengibarkan bendera kebangsaan kita. Kalian akan diperkenalkan ke khalayak ramai sebagai paskibra dan nama orang tua kalian juga disebut. Pastinya mereka bakal bangga, ga cuma mereka. Semua orang disekitarmu pasti akan merasakan hal sama. Bisa dibilang menjadi seorang paskibra merupakan salah satu prestasi yang membanggakan dan tentunya akan membantu kita ketika ingin melanjutkan ke perguruan tinggi nanti. Kakak ga akan ngomong banyak lagi, cuma saran kakak mending kalian coba ikutan deh, karna ga ada ruginya untuk kalian coba. Baiklah, sekian dulu dari kakak. Kalau kalian penasaran dan ingin tau lebih banyak kalian bisa hubungin kakak."
Aku sedikit berminat untuk bergabung dengan paskibra. Kulihat anak-anak yang lain juga banyak yang tertarik. Sepertinya tidak ada ruginya jika aku ikut seleksi. Kalau lolos ya syukur, kalau ga ya berarti emang bukan jalannya, kataku dalam hati.
Sejujurnya ada sesuatu yang mengganjalku. Rasanya seperti ada yang memperhatikanku dari tadi. Ku edarkan pandangan ke berbagai sudut, mencoba mencari siapa kiranya orang itu.
Aku mematung sesaat, lalu melihat penampilanku apakah ada yang salah atau malah aku yang melakukan kesalahan kepada orang itu. Pasalnya Kak Dipta, yang sedang duduk didepan sana ditempat khusus para kakak osis hanya terus menatapku dengan raut wajah yang sulit ditebak sembari mengetuk-ngetuk pelan pulpen yang dipegangnya dimeja.
Ayolah, aku bahkan belum lama menginjakkan kaki di sma ini. Apa aku akan terkena masalah. Pikiranku terus berkecamuk dan aku berusaha untuk tidak ambil pusing dan mengalihkan kembali atensiku kepada kakak kelas yang masih memperkenalkan eskulnya.
Perkenalan eskul akhirnya selesai juga, meskipun memakan waktu cukup lama. Kembali acara hari ini diambil alih oleh kakak osis. Seingatku kakak itu merupakan wakil ketua osis dan sangat cantik.
Aku jadi berpikir apa jangan-jangan sekolah ini hanya diisi oleh orang-orang tampan dan juga cantik.
"Nah adik-adik setelah mendengarkan perkenalan eskul tadi, kalian udah nentuin kan mau masuk yang mana? karna kalian wajib ikut minimal satu eskul untuk menunjang prestasi kalian disekolah. Jadi jangan hanya berkutat pada nilai yang bagus, tapi perbanyak juga prestasi lainnya. Baik akademik maupun non akademik. Karna akan sangat membantu untuk kalian melanjutkan ke perkulihan nanti."
Aku yang sedang fokus mendengarkan akhirnya teralihkan ketika Bella teman satu sekolahku dulu yang berada disampingku menepuk pelan tanganku. Aku sedikit tersentak dan mengerutkan kening menanyakan ada apa. Ia hanya menunjuk seseorang yang berdiri disamping ku dengan kedua tangannya yang dimasukkan ke saku celana.
"Fokus bener dek merhatiinnya sampai dipanggil berkali-kali ga direspon juga. Baru kali ini saya ga dinotice sama orang." orang itu Kak Dipta, dengan senyum manisnya membuatku sedikit tertegun. Aku menggelengkan kepala pelan.
"Maaf kak." balasku sambil memainkan jari tangan dan tidak berani menatapnya.
"It's okey." katanya sembari mengusap-usap rambutku.
Tubuhku menegak dan kaget dengan tindakan tiba-tiba oleh ketua osis itu. Terdengar pula beberapa siswi yang histeris melihat kejadian barusan. Dugaanku memang tidak pernah salah. Dasar lelaki kerdus.
"Aily, nama yang cantik seperti orangnya." ucapnya melihat nametag dibajuku lalu tersenyum menatapku.
Maaf kak, walaupun kakak ganteng gombalannya ga akan mempan di aku. Udah biasa berurusan sama buaya soalnya haha.
Inginnya bilang begitu, tapi aku sadar bahwa disini posisiku hanya anak baru dan juniornya disekolah ini. Jadi aku mencoba bersikap sopan dengan tersenyum sekenanya.
"Dari smp binusvi ya?." tanyanya yang aku yakin hanya untuk sekedar basa-basi.
"Iya, kakak alumni disana juga?." tanyaku balik mencoba sedikit ramah.
"Engga, cuma saya kenal beberapa guru disana. Tau pak Adam kan? guru penjaskes yang masih muda itu. Kadang saya sama anak-anak yang lain diajakin main futsal di sekolah kamu ngelawan anak didiknya. Katanya, biar mereka makin jago."
Mendengar penuturan panjang dari kak Dipta aku hanya bisa ber oh ria. Karna sejujurnya aku sama sekali tidak berminat dengan kisahnya yang ntah benar terjadi atau tidak.
"Nanti pulangnya dijemput? kalau ga biar saya anterin."
Aku langsung menggelengkan kepala cepat, berusaha menolak tawaran tersebut.
"Makasih kak, tapi saya dijemput kok." jawabku sambil tersenyum. Setelahnya aku bisa bernafas lega melihat kak Dipta yang langsung beranjak bergabung bersama kakak osis yang lain.
Dari tadi saja aku sudah merasakan tatapan mematikan orang-orang melihatku mengobrol dengannya. Apalagi jika kami sampai pulang bersama.
Tak lama sepeninggal Kak Dipta, aku merasakan ponselku bergetar. Kulihat notifikasi yang tertera, aldipta_ started a following you. Aku menghela nafas pelan, cobaan apalagi ini. Selanjutnya kurapalkan doa didalam hati, berharap masa putih abu-abu ku bisa berjalan dengan tenang
KAMU SEDANG MEMBACA
Hiraeth - jjh
Teen Fiction"Udah kak, berhenti main-main. Aku capek, kakak selalu bertingkah sesukanya tanpa mikirin perasaan orang lain. Seolah semua bisa kakak dapatin. Jangan samain aku dengan mereka yang mau ngemis-ngemis cinta ke kakak."-Aily "Apa perasaan kakak masih ku...