BAGIAN 7

43 13 0
                                    

lia ilkom '18
| gw denger dinas pariwisata udah full sama anak magang, jd gk bakal nerima lagi :(

kayak kesamber petir di siang bolong, wina cuma bisa menatap layar ponselnya dengan tatapan tak percaya. ingin sekali gadis berkuncir kuda tersebut berteriak, tapi niatnya itu ia urungkan karena tengah berada di kantin fisip yang sedang ramai-ramainya karena jam makan siang. selain tidak mau menarik perhatian, dirinya gak mau diseret keluar dari kampus sama satpam karena kegilaan sesaatnya.

jadi yang bisa wina lakukan hanya menghembuskan napas seberat-beratnya; membuat regi yang baru saja membaca chat lia di grup kelas beralih menatap wina yang duduk di seberangnya.

"udah baca?" tanya regi merujuk pada chat yang dikirim oleh teman satu prodi mereka itu. wina sendiri mengangguk, merengek dengan ketidak-hokian yang tengah dirinya alami.

"harapan terakhir gue..."

"sabar, masih ada apple corps yang belum manggil kita." perkataan sahabatnya itu lagi-lagi men-trigger kekesalan wina sehingga sekarang ia menghabiskan ayam goreng yang dirinya pesan dengan brutal.

"eh kenapa buru-buru?!" pekik regina tertahan, membuatnya juga tanpa sadar mengikuti tempo makan sahabatnya yang kelewat cepat.

"hue mahu ge de-u." balas wina masih dengan makanan dimulut.

"TELEN DULU!"

ia kembali berucap setelah berhasil menelan makanannya. "gue mau ke tata usaha,"

"anjir ngapain ke tata usaha?"

"minta surat lagi." dan setelah itu ia berdiri, lalu berjalan keluar dari kantin fisip diikuti regina yang mengejarnya di belakang.

"win? wina ih tunggu dulu!" gadis bersurai kegelapan itu mencoba menahan wina. "lo kenapa gak mau di apple corps coba? padahal lumayan loh mana deket dari rumah."

yang ditanya menggeleng cepat. "engga, gue gak mau magang di sana--dan sebagai pengingat nih ya, gue daftar ke sana karena elo juga."

"lah gue ngajak karena gue kira elo udah tau dan mau!" regi sedikit memekik.

iya sih ini salah gue juga gak nyari-nyari info dulu, gerutu wina dalam batin.

"tapi tetep aja gue gak mau--"

"sekarang gue tanya, elo gak mau magang di apple corps karena gak mau atau karena lo gak suka sama hugo?"

pertanyaan barusan membuat gadis tinggi itu menghentikan langkah seketika, perhatiannya pun tertuju pada sahabatnya yang kini melipat kedua tangan di depan dada.

"yaaa gue gak suka aja berurusan sama artis--"

"jadi secara gak langsung lo gak mau di apple corps karena hugo kan!"

"regina, gue bilang artis secara keseluruhan, bukan spesifik ke hugo doang."

"apa lo nggak inget teriak marah-marah waktu tau dia ada di profil artisnya apple corps? dari situ aja udah jadi bukti, loh."

kepala wina rasanya makin berasap karena percakapan mereka sekarang. tak kuat karena sudah merasa terpojok, akhirnya ia menumpahkan setengah rahasianya ke regina; namun tidak dengan menyebutkan 'identitas' lainnya.

"iya, bener kata lo--gue emang gak sukaaaaa banget sama hugo. dan rencana gue adalah minta formulir sama surat lagi biar gue bisa milih tempat magang baru." gadis berkuncir kuda itu mengaku dengan nada yang tak kalah sengit, setelahnya kembali berjalan menuju tata usaha jurusan di mana gedungnya sudah mulai terlihat.

meskipun sudah semakin curiga semenjak kejadian profil artis apple corps di rumahnya kemarin, regi tetap saja kaget. ya gimana gak kaget, selama ini sahabatnya tidak memperlihatkan ketidaksukaan ke idolanya tersebut; sumpah deh, keliatan lempeng banget pokoknya tiap regi dan teman-teman yang lain tengah membahas si penyanyi. bayangan gimana dirinya dan wina bekerja di satu gedung yang sama dengan hugo pun terlintas di pikiran gadis cantik itu hingga sebuah pertanyaan keluar dari bibirnya;

"kalo semisal lo tetep keterima di apple corps gimana?"

"lo mau liat gue nonjok muka idola lo?"

"ya gue bagian nonjok balik lah!" jawabnya. "dan gue yakin lo gak bakal berani buat nonjok dia."

wina berdecak pelan, lalu melangkahkan kaki ke dalam gedung berlantai dua tersebut. ruangan tata usaha yang ber-ac sendiri terlihat sepi, bahkan pegawai tata usahanya saja bisa dihitung dengan jari.

saat hendak membuka pintu, lagu baru hugo yang tiba-tiba terputar membuat regina dengan cepat mengambil ponselnya. layarnya sendiri menampilkan nomer yang tidak dikenal menunggu untuk diangkat sambungan teleponnya.

"siapa?" tanya wina, melirik layar ponsel gadis bersurai legam sebahu itu untuk melihat rentetan nomer penelpon.

"bentar gue coba angkat," balasnya, lalu menekan tombol hijau dan memposisikan benda pipih tersebut ke telinga kanan. "hallo, selamat siang?"

setelah menyapa, wajah serius regi berangsur-angsur merekah dengan senyum lebar yang terpatri di wajahnya. nadanya pun terdengar excited dan setengah girang membuat wina jadi kepo siapa yang menelpon sahabatnya sekarang.

"baik, baik terima kasih banyak!"

"girang banget lo? yang nelpon kak dimas?"

setelah memastikan sambungan telepon benar-benar selesai, regi mendongak cepat. "apple corps!"

"apple corps?"

"IYA--YANG NELPON APPLE CORPS!" gadis itu setengah berteriak, membuat wina menahannya agar regi sedikit tenang.

"jangan keras-keras kita lagi di tata usaha!"

"sumpah win ini mereka minta ketemu hari senin--"

"iya-iya please suara lo kecilin dikit--" lagu style milik taylor swift yang dijadikan nada dering telepon oleh wina berbunyi sehingga menghentikan obrolan mereka. sama, telpon yang masuk sendiri dari nomor yang tidak dikenal seperti regi beberapa puluh detik yang lalu

"anjir?!" regina menunjuk layar ponsel wina, matanya melebar tak percaya. "lo ditelpon juga anjirrrr!"

"hah jangan ngaco, emang nomernya sama kayak yang nelpon elo?"

sahabatnya itu dengan cepat melihat kembali ponselnya, lalu memperlihatkan layar yang menampilkan dua belas digit nomor yang menelponnya tadi.

"sama anjir gila kita ditelpon orang apple corps!"

keraguan terlihat jelas di kedua mata wina. sekarang ia berada didetik-detik penentuan; apakah ia mengangkat telepon tersebut atau tidak menggubrisnya sama sekali.

"angkat aja cepet." desak regi, tak lupa memukul pelan lengan sahabatnya.

"aduh gimana ya reg, gue gak mau--"

"lumayan lo belajar sabar ngeliat hugo tiap hari!" dan gadis bersurai gelap itu menekan tombol hijau di layar ponsel wina, membuatnya kini terhubung dengan penelpon di seberang.

buru-buru gadis berkuncir kuda itu menyapa, tak lupa menatap nyalang regina yang tersenyum bangga. "hallo? selamat siang?"

"selamat siang, apakah saya sedang berbicara dengan wina shafiqa dari universitas jaya raya?"

"iya, dengan saya sendiri."

"kami dari apple corps entertainment mengajak anda untuk melakukan interview sebagai balasan atas lamaran internship yang anda ajukan beberapa hari yang lalu. apakah bisa datang interview hari senin besok?"

rasanya wina mau menangis saat itu juga.


rasanya wina mau menangis saat itu juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
anti-fan (on-hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang