BAGIAN 5

44 13 0
                                    

sarapan hari ini berjalan dengan damai sampai di mana televisi yang jiro nyalakan menampilkan hugo yang tengah menyanyikan single lamanya di acara musik dahsyat. wina yang sedang memakan nasi goreng langsung mendengus kesal saat suara penyanyi itu memasuki gendang telinganya sehingga menarik perhatian bunda yang ada di seberang meja.

"ganti dong, ji!" pinta gadis itu tanpa berharap banyak karna jiro pasti akan menolak mentah-mentah permintaannya mengingat si bungsu adalah penggemar haechan.

"ogah." tuh kan bener.

mendengus lagi, wina bergumam. "nyebelin banget..."

"kamu kayaknya gak suka dia banget, kak? padahal kayaknya anaknya baik-baik aja?" tanya bunda tiba-tiba, menatap putri sulungnya penasaran.

"siapa? hugo?" tanya wina balik, setelah itu menggidikan bahunya. "nggak tau, nggak suka aja."

"jangan terlalu benci sama orang, nanti malah suka loh!" balas bunda, membuat wina mengeluarkan ekspresi jijiknya.

"siapa juga yang bakal suka sama cowok tukang tebar pesona kayak dia, bun. mana sering blunder pula..." gerutu gadis itu, lalu kembali memakan makanannya tanpa mengindahkan sang adik yang menatapnya tak terima.

"kakak anti-fan dia apa gimana dah?"

wina tersedak akibat ucapan adiknya barusan. kenapa tepat sasaran banget?! pikirnya.

"uhuk uhuk--tanpa kakak jadi anti-fan dia aja udah keliatan kali kalo hugo tuh begitu orangnya!" balas wina nggak mau kalah, "toh kurang kerjaan juga kakak jadi anti-fan dia!"

"anti-fan itu apa?"

"nama lainnya haters, bun."

"ya ampun... wina jangan sampe ikut gitu-gituan, ya!" perkataan bunda dibalas dengusan oleh gadis itu. "udah habisin makanannya. kalian ada kelas, kan?"

kedua kakak-adik itu mengangguk, lalu kembali berkutat dengan sarapan mereka ditemani dengan televisi yang kini menampilkan interview antara host dan penyanyi muda itu. wina yakin pasti grup sekarang ramai dengan obrolan tentang penampilan penyanyi itu yang... nggak banget menurut wina.

ugh, liat tampangnya--sok ganteng!

---

perjalanan wina menjadi anti-fan terbilang sudah dilakukan sejak dirinya masih anak-anak. dulu sekali waktu masih duduk di sekolah dasar, ia pernah menjadi anti-fan dari coboy kid yang mana adalah boyband beranggotakan empat anak lagi-laki pada saat itu. ketidaksukaannya ini ia bagikan ke akun facebook yang ia buat sejak kelas lima dengan cara membuat status berisi caci-makian terhadap grup tersebut, pokoknya isi status facebook-nya di masa itu nggak mencerminkan anak sd sama sekali--untung saja wina masih ingat e-mail dan kata sandinya sehingga ia bisa menghapus akun tersebut.

dirinya pikir langkahnya sebagai anti-fan akan selesai sesaat setelah gadis bersurai panjang itu menapakan kaki di dunia perkuliahan. tapi nyatanya zonk terima kasih kepada hugo yang menyenggol anggota boyband kesukaannya di suatu acara podcast milik youtuber indonesia yang video-videonya sering masuk tranding youtube. arogan dan ngomong tanpa pikir panjang adalah kesan pertama wina terhadap penyanyi yang tengah naik-naiknya tersebut. ini juga yang menjadi motif wina untuk bergabung dengan grup hugo haters club yang tak sengaja ia lihat grupnya di bagian saran.

wina ingat betul saat grup tersebut masih berisi lima puluh orang dengan peraturan yang katanya memang sudah ada dari awal grup hugo haters club terbentuk. saat dirinya bertanya tentang peraturan tersebut kepada Master Yoda yang adalah ketua sekaligus pendiri grup, jawabannya simple sekaligus masuk akal untuk wina yang bertanya-tanya soal kegunaan peraturan grup hhc; biar anggota grup nggak seenaknya sendiri dalam berkomentar dan nantinya nggak kena kasus yang terlalu berarti.

benar saja kata ketuanya tersebut, mobilitas grup menjadi lebih teratur dan nggak begitu banyak masalah yang terjadi. masalah anggota grup nggak lebih dari ribut sama penggemar hugo di kolom komentar sosial media yang nyebut nama penyanyi itu. masih mending berurusan sama penggemar hugo dari pada sama polisi karena undang-undang ite, bukan?

"udah ada tanda-tanda?" pertanyaan regi membuat wina menatap sahabatnya dengan alis bertaut.

"tanda-tanda?" ulangnya. "apaan?"

"soal tempat magang, lah!" wina ber-oh-ria, setelah itu menggeleng karena memang belum ada tanda-tanda baik dari dinas pariwisata atau apple corps yang tertarik untuk merekrutnya sebagai anak magang. untuk apple corps, wina ngga terlalu berharap banyak, malah kalau bisa nggak usah diterima karena membayangkan bekerja di atap yang sama dengan hugo saja rasanya sudah menjengkelkan. semoga, SEMOGA aja dinas pariwisata mau menerima dirinya sehingga wina dapat menjalankan magangnya selama dua bulan dengan tenang.

"belom ada, masih empat hari juga kan dari kita ngirim e-mail?"

regi mendengus. "iya, sih. tapi gue udah high hopes banget di apple corps."

"high hopes biar ketemu hugo apa gimana?" tanya wina dengan nada malas dan dibalas kekehan pelan oleh regi. sebagai informasi, regi sudah menjadi penggemar hugo sejak si penyanyi itu muncul dengan single pertamanya di tahun dua ribu lima belas--bisa dibilang saat itu hugo belum seterkenal seperti sekarang.

"dibanding hugo, gue lebih pingin liat gimana chris secara langsung--"

"hah?"

"iya, gue lagi oleng ke chris!" gadis itu menatap regi dengan alis bertaut. "kalo lo liat gimana dia di video klip terbaru wave, lo bakal tau perasaan gue sekarang."

wina hanya mengangguk saja sebagai jawaban, setelah itu memilih untuk melangkahkan masuk ke dalam kafe yang direkomendasikan oleh regi beberapa saat lalu. dia bilang kalau minuman di tempat mereka berdiri sekarang enak dan worth to buy, membuat wina jadi penasaran bagaimana mocha frappucino (minuman favoritnya) buatan kafe bernama 'little sun' ini.

"selamat sore, kak. selamat datang di little sun." sapa pramuniaga yang ada di depan regi dan wina dengan senyum cerah. "mau pesan apa?"

"grande mocha frappucino satu."

"grande vanilla creme frappucino satu."

pramuniaga kembali mengulang pesanan mereka, lalu kembali berucap. "ada tambahan?"

mereka berdua menggelengkan kepala dan berjalan menuju tempat duduk yang ada di pojok ruangan setelah membayar. menurut pramuniaga wanita tadi, minuman akan diantar ke meja mereka beberapa saat lagi. kafe yang lumayan luas ini sendiri dipenuhi oleh muda-mudi yang seusia dengan wina kalau dirinya tebak. aroma kopi dan kue-kuean yang dibuat serta lagu yang mengalun rendah lewat speaker menambah kesan nyaman, tentu nggak kalah seperti kafe-kafe yang biasa wina dan regi datangi setiap kamis sore selepas kelas. lagu good day milik sza terdengar berakhir diikuti lagu selanjutnya, dan dari petikan gitar di awal lagu, wina tau betul lagu milik siapa yang diputar saat ini oleh--entah? operator musik kafe little sun mungkin?

huft... hari-hari denger lagu haechan! gerutu wina dalam hati.



hai teman-teman bagaimana kabarnya? semoga baik dan sehat selalu, ya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

hai teman-teman bagaimana kabarnya? semoga baik dan sehat selalu, ya!

oh ya perlu kutekankan lagi, cerita ini hanya fiksi belaka ya teman-teman~ jadi ucapan kasar atau menghina dari wina si karakter perempuan dan teman-temannya di grup hanya sebagai bahan cerita saja hehehe<333

( sebenernya gak tega juga ngetik kata-kata jahat buat hugo (alias echan muse dari cerita ini), tapi demi kelancaran cerita maka mau-tak mau harus kulakukan  :-< )

anti-fan (on-hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang