══════•🦋•══════
Jam sudah menunjukkan pukul 10 tepat,bel istirahat pun sudah berbunyi 5 menit lalu.
Lain halnya dengan siswa lain yang memilih berdesakan di kantin hanya untuk mengisi amunisi, langit masih duduk anteng di kursinya dengan earphone di telinganya. Tangannya sibuk membalik lembar demi lembar buku yang sedang ia baca.
Jika kalian tanya kemana gerhana, anak itu sudah keluar dari kelas bahkan saat bel istirahat belum berbunyi. Sudah dapat di pastikan kalau gerhana sedang berada di warung mbok jum yang terletak di belakang sekolah.
"Misi bang" ucap seorang siswa
Langit mendongak, menatap siswa di depannya dengan tatapan seolah bertanya mau apa kesini?
Siswa itu menyerahkan kantung plastik dengan logo alfam*art kepada Langit, "dari bang gerhana katanya suruh makan"
Langit mengangguk setelah itu siswa tersebut keluar dari kelasnya bertepatan dengan ponselnya yang bergetar tanda ada pesan masuk.
Gerhana:
di makan ngit abis itu minum obat
10:12 PMTanpa berniat membalas pesan gerhana langit membuka plastik yang gerhana kasih melalui adik kelasnya,terdapat dua potong sandwich dan sekaleng susu beruang.
Langit terkekeh lalu mulai memakannya,kadang ia merasa lucu ketika gerhana menunjukkan perhatiannya. Bahkan seringkali orang-orang menganggap mereka ekhm gay.
Tak butuh waktu lama untuk langit menghabiskan makan siangnya,ia membersihkan kembali mejanya lalu berjalan keluar kelas untuk membuang sampah.
"Ru! Di panggil pak budi,ada yang mau di omongin katanya" ucap anggi teman OSIS langit.
"Kapan?" Tanya langit.
"Sekarang sabiruuu, yaudah gue ke kantin dulu ya! Lo jangan lupa temuin pak budi di ruang OSIS"
Setelah mengatakan itu anggi berlalu,langit melirik sebentar jam tangannya. Masih ada sisa waktu 15 menit, ia pun segera berjalan menuju ruang OSIS.
Di Koridor kelas X langit berpapasan dengan gerhana yang sedang bersama teman-temannya termasuk galang.
"Mau kemana ngit?" Tanya gerhana.
"Di panggil pak budi sebentar" Jawab langit setelah itu melanjutkan jalannya.
"Sibuk bener adek lo ger" ucap tio,teman gerhana.
Gerhana terkekeh lalu mereka melanjutkan jalannya.
Sementara itu langit sudah sampai di depan ruang OSIS, ia membuka sepatunya sebelum masuk.
"Assalamu'alaikum"
"Waalaikumsalam, sini biru" ujar pak budi.
Jangan heran jika langit di panggil sabiru oleh teman-temannya,sebab itu memang permintaan langit sendiri. Katanya sih, kali aja kalau dipanggil sabiru langit jadi ngga sakit-sakitan terus.
Dan darell pun hanya bisa menuruti kemauan langit, lagi pula itu masih bagian dari nama langit. Sabiru langit alazka.
Lupakan soal nama, kini langit sudah duduk di depan pak budi selaku guru bimbingan OSIS.
"Bapak memanggil saya? Ada apa ya pak?" Tanya langit.
Dan yaaa obrolan pun berlangsung sampai istirahat kedua tiba, langit pikir ia tidak akan lama tapi ternyata ada banyak hal yang pak budi bicarakan padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[squel] LANGIT & GERHANA HIATUS
Teen FictionMereka memiliki wajah yang sama namun takdir yang berbeda.