══════•🦋•══════
"Anjing panas banget" Keluh gerhana.
Saat ini ia sedang berdiri di tengah lapangan, menjalani hukuman karena ia ketahuan membawa sebungkus rokok di dalam tasnya. Sungguh apes nasibnya hari ini.
Bukan gerhana kalau langsung menurut ketika di kasih hukuman, dengan jurus ninja hatori nya bocah tengik itu mengendap-endap kabur dari lapangan. Karena skill ngibul nya yang sudah tidak di ragukan lagi gerhana berhasil sampai di parkiran dengan selamat.
"Daripada panas-panasan mendingan gua nemenin langit" gumam gerhana sembari memakai helmnya.
Gerhana menjalankan motornya dengan pelan agar tidak menimbulkan bunyi mber seperti motor anak ngabers, bercanda tenang aja motor ninja milik gerhana bunyinya LAKIKK kok. Kan gerhana bukan ngabers hehe.
"Pak bukain gerbangnya pak!" Teriak gerhana membuat satpam keluar dari posnya.
"Atuh mau kemana kamu gerhana?! Masih jam pelajaran" omel pak agus selaku satpam yang biasa gerhana ajak ngopi kala membolos.
"Ntar malem kita ngopi pak di tempat biasa" ujar gerhana dengan alis yang di naik turunkan, padahal hatinya pacepak jeder karena takut ketauan bu tika.
"Langit kemana? Kok tumben kamu sendirian aja?"
Anjing malah di ajak ngobrol, batin gerhana menjerit miris.
"Bukain pak, gua mau jenguk langit di rumah sakit" Melas gerhana.
Dengan tatapan penuh selidik akhirnya pak agus membukakan gerbang untuk gerhana.
"Makasih pak, muach" ucap gerhana setelah itu langsung menancap gas.
Sementara di lain tempat, langit baru saja bangun. Matanya langsung menuju jam dinding yang tertempel di dinding. Masih pukul 8.
"MAMAAAAA" jerit langit.
Rosa datang dari arah toilet dengan tergopoh, teriakan langit berhasil membuatnya kaget.
"Kenapa sayang, mana yang sakit hm?" Tanya Rosa sambil mengelus rambut langit.
Langit menggeleng lucu lalu memeluk tangan Rosa, sesekali ia menggoyangkan lengan sang mama.
"Langit laper" keluh langit sambil mempoutkan bibirnya.
Rosa terkekeh lalu mengambil semangkuk bubur yang ada di atas nakas, "ayo buka mulutnya aaaaa"
Langit membuka mulutnya lalu Rosa menyuapkan sesendok bubur ke dalam mulut langit.
"Gerhana mana?" Tanya langit sambil memandang sekitar.
"Kan gerhana sekolah" jawab rosa.
Seketika wajah langit berubah menjadi murung, bibirnya yang tebal ia poutkan dengan tangan yang memilin selimut.
"Gerhana mah lama sekolahnya,langit kan juga pingin sekolah" Cicit langit.
Rosa menahan kedutan di bibirnya, langit sangat menggemaskan.
"Sebentar lagi gerhana pulang" Ujar Rosa, tangannya terangkat untuk mengelus rambut langit.
"Tapi lamaaaaaa" rengek langit.
Cklek
"Misi paket"
...
"GERHANA!!!!!!!!" teriak langit sambil menglurkan tangannya kala melihat gerhana memunculkan palanya di balik pintu.
Gerhana menyengir kala netranya melihat wajah galak rosa yang sepertinya tau kalau ia membolos.
"Kok lama pulangnya?!" Tanya gerhana.
"Baru jam setengah sembilan tau ngit" jawab gerhana yang kini sudah duduk di ranjang pesakitan langit.
Langit mengecek ponselnya, ternyata benar baru pukul setengah sembilan. Lantas netranya menatap gerhana penuh selidik. "KOK LU UDAH PULANG?!BOLOS YA LU?!"
Lagi, gerhana hanya bisa menyengir sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Bang kamu ini bolos mulu,udah kelas sebelas loh" tegur Rosa sambil mengelus rambut gerhana.
"Maaf maaa, gerhana kan kangen langit. Mau jagain langit aja disini"
Sekalian kabur dari hukuman, lanjut langit dalam hati.
Rosa menghela nafas dan mengangguk.
"Yaudah mama titip langit,mau pulang dulu nyiapin sarapan untuk bang daniel"
Gerhana mengangguk mantap sambil menunjukkan jempolnya.
Setelah itu Rosa keluar dari ruang rawat langit dan gerhana mulai menidurkan tubuhnya di ranjang pesakitan langit yang besarnya tak seberapa itu.
"Elu tadi kena razia kan? Terus kabur?" Tebak langit sembari meletakkan ponselnya.
Gerhana yang sedang mendusal pada bantal mengangkat kepalanya lalu menggeleng, "jangan fitnah ngit. Haram"
"Nyenyenye,lu pikir gua engga tau? Pak budi koar di grup OSIS nanyain lu yang tiba-tiba engga ada di lapangan" jelas langit sambil mengambil buah yang ada di atas nakas. "Bukain"
Gerhana mengambil jeruk yang di sodorkan langit, "lagian kocak amat pagi pagi di jemur. Emangnya gua ikan teri?" Dumelnya sembari mengupas kulit jeruk.
"Kurang manis,ganti yang lain aja" lanjut gerhana sambil memakan jeruknya.
"Ga pengen" ketus langit,ntah mengapa moodnya tiba-tiba menurun.
"Nanti sakit perut ngit,masih pagi"
"oh"
Akhirnya gerhana mengangkat kedua bahunya acuh, sambil memakan jeruknya tadi gerhana mulai memainkan game onlinenya.
"Lu engga sayang gua" celetuk langit yang kini bersembunyi di balik selimut.
"Sayang" ucap gerhana tanpa memalingkan wajahnya dari layar ponsel.
"Engga"
"Sayang"
"Engga,lu mah kang tipu"
"Yang penting kan sayang Lo"
"Boong"
"Bener"
"Gua engga percaya"
"Yaudah"
Karena kesal dengan respon gerhana akhirnya langit menendang tubuh gerhana dengan kakinya yang masih terbalut selimut.
"Sana lu,gua usir" Ucap langit.
Gerhana mengangguk lalu keluar dari ruang rawat langit masih dengan pandangan yang fokus pada game di depannya.
"Sampah jeruknya buang" pesan gerhana sebelum menutup pintu.
Setelah itu pintu benar-benar tertutup rapat, langit memandang pintu dengan tatapan. Kok gerhana kaya anjing?
Karena mood dan emosinya yang sudah tidak karuan akhirnya langit memutuskan untuk tidur, sebelumnya ia sudah mengacak-acak nakas sebagai bentuk emosinya terhadap seorang greyrindra gerhana alazka.
══════•🦋•══════
huhuhu sorry banget ksngkwngwm lamaa ya upnya, sumpah maap akunya labil. Bingung mau lanjut nulis cerita ini atau enggaaaa:(
gimana untuk part ke tujuh?
satu kata untuk langit di part ini?
satu kata untuk gerhana???
Thanks for reading all,lopyuuuu
KAMU SEDANG MEMBACA
[squel] LANGIT & GERHANA HIATUS
Teen FictionMereka memiliki wajah yang sama namun takdir yang berbeda.