lembar ketiga

1.6K 215 23
                                    

══════•🦋•══════

"Bang itu bang itu tangkep cepet!"

Byurr

"HAHAHAHAHAHAHAHA"

langit tak bisa menahan gelak tawanya kala melihat tubuh gerhana yang tercebur ke dalam selokan.

Gerhana benar menepati janjinya untuk mencari kecebong bersama langit,dan tadi setelah makan siang mereka langsung menuju ke depan rumah.

"Sini naik" Langit mengulurkan tangannya,gerhana dengan senang hati menerima uluran tangan itu.

Setelah sudah keluar dari selokan, langit dan gerhana duduk di tepi jalan. Persis seperti anak hilang.

"Susah ngit,kecebongnya hiperaktif" Keluh gerhana sambil membersihkan bajunya yang basah kuyup.

"Tapi langit mauu" cicit langit,tangannya bergerak di atas aspal seakan tengah menulis sesuatu.

Gerhana yang memperhatikan langit hanya bisa tersenyum,dari samping langit terlihat sangat menggemaskan dengan bibit yang ia poutkan serta tangan yang mengukir nama-nama abstrak di permukaan aspal.

"ABANG! ADEK! MASUK DULU UDAH MAU HUJAN"

mendengar teriakan rosa membuat langit dan gerhana menoleh.

"Ayo masuk, nanti kehujanan" Ajak gerhana yang sudah berdiri.

Langit menggelengkan kepalanya,nampaknya bapak ketos kita sedang dalam mode ngambek.

"Ayo langit"

"langit ngga mau gerhana.." gumam langit.

"Kita menggambar aja yuk di dalem" Bujuk gerhana sambil menyodorkan tangannya.

Langit mendongak, menatap gerhana lalu menerima sodoran tangan gerhana.
"tapi janji ya menggambar"

Gerhana mengangguk lalu dengan cepat ia mengangkat tubuh langit seperti karung beras, langit menjerit kala merasa tubuhnya melayang.

"AAAAAAAAA GERHANA JANGAN LARII" teriak langit.

Gerhana terkekeh, ia menurunkan langit ketika mereka sudah sampai di dalam rumah.

"KALAU TADI JATOH GIMANA COBA?!" tanya langit sewot.

"Kenapa teriak-teriak dek? loh? Kok baju abang basah?" Rosa yang datang dari arah dapur langsung melontarkan pertanyaan pada kedua anaknya.

Langit dan gerhana menyengir,sedetik kemudian mereka berlari menuju kamarnya masing-masing membuat Rosa menggelengkan kepalanya.

"Huhh untung mama ngga ngejar" Gumam langit sambil memegang dadanya.

Ia berjalan menuju ranjang lalu merebahkan dirinya,menatap langit-langit kamar yang berwarna putih.

Terlarut dalam lamunannya hingga tak sadar langit sudah terlelap.

"Ngit jadi menggam-" ucapan gerhana terhenti kala melihat wajah damai langit.

"Tidur bocahnya,padahal tadi ngajak menggambar" Kekeh gerhana sambil menyelimuti tubuh langit.

Karena ikut mengantuk akhirnya gerhana memutuskan untuk tidur di samping langit.

"Sutt bobo lagi" ujar gerhana kala langit terusik dengan pergerakannya.

Tangannya menepuk-nepuk bokong langit bertujuan agar sang adik kembali terlelap,namun langit justru membuka matanya.

"Kok bangun?" Tanya gerhana.

[squel] LANGIT & GERHANA HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang