"Oke selesai, terimakasih buat hari ini justin"
"Tumben panggil justin?" tanya jeongwoo.
"Ya, lagi pengen aja" jawab junkyu seadanya, hari ini mereka belajar sosiologi.
Pembelajaran telah selesai tapi keduanya tidak ada yang pergi, biasanya jeongwoo yang langsung meninggalkan junkyu. tapi cowok itu malah diam dan tatapannya lurus ke depan, junkyu jadi berat hati ninggalin jeongwoo.
Junkyu hanya mempout kan bibirnya, dia jadi bingung harus apa.
"Ekhem"
Keduanya menoleh ternyata itu jaehyuk dan tentu saja dibelakanga nya haruto.
"Eh jaehyuk sama haru sini-sini" sapa junkyu ramah.
Keduanya mengikuti jeongkyu duduk lesehan.
"Eh abis belajar ya, nih kebetulan kita bawa martabak telor" jaehyuk menaruh sekotak martabak telor dimeja.
Jeongwoo sudah bersiap akan kekamar, cukup malas melihat wajah haruto.
"Eits, mau kemana duduk!" Rose datang dengan june.
Jeongwoo menghela nafas "Justin mau ke kamar"
Rose memegang pundak lebar anaknya "Ayo duduk"
Jeongwoo hanya bisa pasrah lalu dia kembali duduk disamping junkyu.
"Gini dong seneng liatnya papa" Kata june.
Senyum mengembang dipipi rose "iya ih udah lama gak kumpul gini, kalau dulu cuma berempat sekarang berenam ya gemes"
"Ahaha nambah ya ma" saut jaehyuk.
"Pipi haru makin berisi ya sekarang, berati dikasih makan ya sama jaehyuk" kata rose sambil menyomot martabak telor.
"Iya lah ma, masa anak orang jaehyuk lantarin" Jawab jaehyuk.
"Si abang suka genit nggak ru?" kini papa bertanya.
"Nggak lah, yakan yang?"
Haruto terkekeh "Nggak kok, cuma kadang suka gombalin adek kelas"
"Yang kok gitu?" Jaehyuk kecewa.
"Awas ya kamu nyakitin haru papa gorok" ancam june bercanda.
"Hayolohhh bang...." kompor rose.
"Haha nggak kok becanda, kak jaehyuk gak suka genit"
Jaehyuk merangkul haruto "mana bisa ngelirik yang lain, kalau kamu aja seindah ini"
"Owee bucin" june mual gak kuat liat anaknya, padahal ma ya sebelas dua belas kaya dia waktu muda.
Junkyu tertawa dia merasakan kehangatan keluarga yang diinginkan sejak dulu.
"Kalau junkyu udah ada ekhem belum?" Tanya rose.
"Gapunya ma hehe"
June tersenyum jail "yang sebelah kamu jomblo itu" matanya melirik jeongwoo.
Jeongwoo segera bangkit dari lesehan nya dan pergi kekamar tanpa berkata sedikitpun.
"Yaaah, justin ga asik" kecewa rose.
"Yaudahlah biarin mau digimanain lagi" kata june.
"Kamu liatkan, mama yakin dia ada masalah. justin pernah cerita sesuatu gitu ke kamu?" tanya rose.
Junkyu menggeleng "nggak tante" boro-boro cerita ngomong aja kadang seperlunya ke junkyu.
"Masalah percintaan kali" tebak june.
"Kalau kata abang, kayaknya jeongwoo punya pacar terus ditinggalin" Jaehyuk ikut menebak.
"Bisa jadi sih, tapi siapa pacar justin?"
"Gatau, haru aja temen sekelas jeongwoo dia gatau, yakan?"
"Ah-iya haru gatau" jawab haruto.
"Haduh pusing papa"
"Nanti kamu coba pancing aja ya si justin biar sedikit-sedikit cerita sama kamu"
Junkyu mengangguk, tapi kayaknya bakal susah kalau nunggu jeongwoo cerita apa harus diselidiki.
•••
Jeongwoo menatap langit-langit kamarnya dia sebal mendengar tawa renyah keluar dari mulut haruto, tapi perasaan senang juga muncul jika haruto tertawa.
Pada dasarnya jeongwoo memang tak bisa membenci haruto, bulol.
Jeongwoo juga tidak bisa melupakan haruto dalam hati dan fikiran nya.
"Sialan, bisa-bisanya gue masih cinta sama lo"
"Haru melet gue kali ya"
"Sial"
Sebenarnya kalau jeongwoo mau coba buka hati lagi pasti dia bisa lupain haruto, hanya saja dia enggan.
Dia nggak mau ada yang menggantikan haruto dihatinya lebih tepatnya belum bisa.
"Gue benci tapi sayang sama lo haru"
Jeongwoo segera menarik selimut dan tidur.
****
hi! aku apdet🤩
Semoga suka💓
jangan lupa komen sama vote ya cabat 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Personal Tutor, Jeongkyu [End] ✅
FanfictionHanya kisah cinta si personal tutor dan muridnya. Warning! BxB A fanfic of Jeongwoo and Junkyu if you a homophobic get out, it is not you're placed, thx u.