03. Barongsai

876 201 110
                                    

Naruto © Masashi Kishimoto

Rainbow Falling © RiuDarkBlue21

Warning: AU, OOC, typo, saya tekankan kembali! Bahwa ini adalah inspirasi saya! Nggak ngejiplak siapapun kecuali karakternya!

🥀🥀🥀

Hinata marah, wajahnya ditekuk sebal. Kotetsu dan Izumo benar-benar mengantarnya sampai UKS, bahkan sebelum ia duduk di ranjang, kedua satpam bagai kembar itu masih saja diam di ambang pintu. Dengan terpaksa ia duduk di ranjang sambil mendelik lalu mengumpat pada Naruto dan kedua satpam bagai kembar itu.

Tangan Hinata mengepal, mengingat kekuasaan Naruto sangat besar sebagai ketua OSIS. Padahal dua bulan Naruto mejabat, Hinata masih nakal, ia masih hobi kabur-kaburan.

"Naruto ... aku kesal padamu! Sialan, kusentil saja kau pasti terbang!" marah Hinata

Jika saja gerbang tidak dikunci dan tidak ada penjaganya, Hinata bisa kabur. Namun, tidak seperti yang diharapkan. Gerbang tertutup dan penjaganya ada.

Ia membaringkan tubuhnya di ranjang, menarik selimut untuk menutupi roknya yang sangat pendek. Hinata memiringkan tubuhnya. Ia di sini sendiri, penjaga UKS entah ke mana, Hinata tidak peduli.

Hinata mengambil ponselnya, ia mengetikan sesuatu pada Sakura.

Hinata Hyuuga
Aku gagal kabur

Send.

Pesannya terkirim. Namun, belum ada balasan, maklum mereka sedang belajar di laboratorium kimia. Hinata sendiri tidak ikut, pasti Kurenai akan memarahinya. Saat orang-orang belok ke arah kanan untuk ke laboratorium, Hinata memilih lurus ke arah gerbang.

Hinata menghela napas, ia memiringkan tubuhnya dan menarik selimutnya sampai menutupi leher.
Ia mengantuk dan juga lelah.

.

.

"Kau serius dengan dia?"

Naruto memilih memasukkan bukunya ke dalam tas, tidak lupa ia juga mengecek ponselnya untuk melihat jam. Mengabaikan perkataan Shikamaru dan yang diabaikan mendelik sebal.

"Naruto, kau menerima Hinata seriusan?"

Naruto menoleh, ia mendelik. "Tentu saja tidak. Bisa gila aku punya pacar seperti barongsai."

Di bangku depan Kiba tertawa. "Bukan barongsai lagi, dia lebih mengerikan." Ia bergidik ngeri mengingat kenakalan Hinata, gadis itu langganan ruang konseling.

Menurut Kiba, sepertinya, naga lebih jinak daripada Hinata.

"Lalu, apa motifmu?" Shikamaru menopang sisi kepalanya, ia memandang Naruto yang menyeringai.

"Menjinakkannya, tentu saja. Kukira aku sebagai kekasihnya bisa membuatnya takluk."

Kiba mengangguk setuju. "Aku tidak sabar menanti dramamu."

"Tadi saja dia akan kabur jika aku tidak menyuruh Izumo-san mengantarnya ke UKS."

"Kapan? Saat kau izin ke kamar mandi?"

Rainbow FallingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang