Naruto © Masashi Kishimoto
Rainbow Falling © RiuDarkBlue21
Warning: AU, OOC (cool Naruto), typo, saya tekankan kembali! Bahwa ini adalah inspirasi saya! Nggak ngejiplak siapapun kecuali karakternya!
🥀🥀🥀
Hinata cemberut, ia makin memanyunkan bibirnya. Meringkuk di sofa cream apartemen dengan tangan yang memeluk tedy bear. Matanya menatap televisi dengan hampa. Ia menggaruk poninya. "Aku lapar."Bibirnya berucap, tetapi tidak dengan tubuhnya. Buktinya Hinata mengeratkan pelukkannya. Ia mulai kesal dan bangkit dari acara rebahannya. Menyingkirkan bonekanya dan mulai berjalan menuju dapur.
Saat membuka lemari es, hanya ada beberapa buah apel dan pir. Sisanya lima butir telur dan ada banyak botol minum. "Miskin sekali."
Hinata berbalik menuju kamar. Mengambil dompet dan ponsel dengan ratusan notifikasi. Ya, sudah dua hari ia bolos. Dipastikan ponsel ramai dengan notifikasi Naruto, Naruto, Naruto, Ino, dan Sakura.
Mengapa nama Naruto tiga kali? Karena seperdelapan notifikasi dari pemuda itu.
Tanpa memedulikan penampilannya, leging hitam panjang, hoodie kuning over size, serta rambut yang dicepol asal. Hinata berangkat mencari makan mengenakan sandal pink Hello Kitty.
.
.
"Harus sekali ya?"
"Tentu saja. Memang kau tidak mau makan malam ini?!"
Naruto cemberut, ia mengetuk-ngetukkan telunjuk kanannya pada setir mobil. Tangan kirinya masih setia memegang ponsel. Ya, menyetir sambil telepon.
"Kan ada asisten rumah tangga."
"Kau saja sekalian, uangnya sudah kaa-san transfer."
"Serius?" sapphire Naruto membola.
"Iya. Belanja yang benar, nanti kaa-san kirim list belanja lewat chat."
Klik.
Naruto menghela napas, ia meletakkan ponselnya di dashboard dan mulai membelokkan mobil menuju supermarket yang dilaluinya. Setelahnya, Naruto mematikan mesin mobil dan meraih ponselnya yang bergetar.
Kaa-san
Awas, belanja yang benar!
Send a pictureNaruto Namikaze
👌"Wah, banyak sekali."
Jika dilihat-lihat, kemungkinan besar ada puluhan bahan makanan. Untung saja mobil Naruto mempunyainya bagasi cukup luas. "Suamiable sekali aku ini."
Dengan percaya diri ia keluar dari mobil. Naruto tidak malu, ia sering seperti ini. Menjadi anak laki-laki satu-satunya membuat Naruto harus siaga saat tidak ada ayahnya. Bahkan ia pernah membelikan pembalut untuk Sara dengan ukuran yang entah dan bersayap. Iya, pembalut bisa terbang.
Naruto mulai melangkah dan mendorong pintu, tersenyum pada kasir wanita dan melangkah menuju bagian sembako. Astaga.
"Eh?"
Naruto memundurkan langkahnya, ia melihat seorang gadis yang membuatnya dipanggil Kurenai ke ruang BK tadi pagi. Gadis itu tengah berjinjit mengambil ramen di rak atas. Penampilan Hinata juga bisa dikatakan normal, tetapi untuk pergi ke supermarket dengan penampilan seperti itu, Naruto katakan. Tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rainbow Falling
FanfictionMenurutmu, kau hidup seperti warna abu-abu. Namun, menurutku kau seperti pelangi, hidup dengan tujuh warna dan mewarnaiku~Naruto Namikaze. "-tembak Ketua OSIS kita." "Naruto, kau menerima Hinata seriusan?" "Kalau begitu, kita. Pu-tus." "Hai, sudah m...