02. Trap

945 222 234
                                    

Naruto © Masashi Kishimoto

Rainbow Falling © RiuDarkBlue21

Warning: AU, OOC, typo, saya tekankan kembali! Bahwa ini adalah inspirasi saya! Nggak ngejiplak siapa pun kecuali karakternya!

🥀🥀🥀

"Apa?!" Hinata melotot. "Tidak! Tidak mau! Aku lebih baik kencan dengan Lee satu minggu."

Bibir Ino mencebik sebal. "Tidak. Tidak bisa, Lee jodoh Sakura."

"Pig!" Sakura mendaratkan satu jitakkan maut di kepala Ino, membuat gadis berambut pirang panjang itu melotot dengan tangan mengusap kepalanya.

Hinata melotot, ia menatap kedua sahabatnya dengan mata memelas. "Jangan ya ... apa pun itu,  asal jangan OSIS kuning itu, aku tidak mau. Apa pun."

"Apa?" Ino menatap malas Hinata. "Kau takut diterima?"

Hinata menggeleng. Bukan itu, ini masalah—"Harga diri Ino. Mau ditaruh di mana harga diriku?"

Sakura mendekat, ia merapatkan duduknya pada Hinata. "Aku yakin kau akan ditolak."

Hinata mencubit Sakura. Rasanya tidak terima ia akan ditolak Naruto. Toh, Hinata cantik, pasti siapa pun mau.

"Kau tahu rumor tentang dia?" Ino juga duduk mendekat, ia memasang wajah serius.

"Apa memangnya?"

Ino berbisik, "Katanya, dia gay. Homo. Penyuka sesama jenis."

Hinata makin melotot, bibirnya yang merah akibat lipstik terlihat membulat. Astaga! Ketua OSIS yang dikagumi masyarakat Konoha Gakuen adalah seorang yang belok? Ih! Kok Hinata ngeri, ya?

"Se-serius?"

Sakura mengangguk, ia berbisik, "Bahkan dia pernah pelukkan dengan seorang pemuda di gudang."

"H-hah?"

"Iya ... kau benar-benar tidak tahu tentang dia? Biasanya musuh itu saling mengetahui kehidupan pribadi."

"Idih! Mana sudi aku!"

"Tapi, kalian serius? Bahwa dia tidak normal, kan?"

Sakura dan Ino mengangguk. Selain nakal, mereka berdua juga merangkap sebagai ratu gosip, apalagi Ino. Hidupnya sudah seperti admin akun gosip lambe turah.

Dengan keras Ino menepuk bahu Hinata. "Sudah, sana tembak. Masih ada seperempat jam lagi waktu istirahat."

"Sekar—"

"Tentu saja Hinata Hyuuga."

Terpaksa. Ini terpaksa, dengan keyakinan bahwa Naruto seorang gay, Hinata bertekad menembak Naruto.

"Oh, ya. Bawa ini juga."

Hinata menganga, ia tidak percaya Ino punya bunga mawar.

"Dari Sasori, lagi pula sudah mantan, tidak baik menyimpan kenangan dari mantan lama-lama."

"Kalian yakin, aku akan ditolak?"

"Tentu saja, cepat ke kelasnya."

Dengan jantung berdetak dua kali lipat dan dorongan di punggungnya, Hinata menuju kelas 11-A.

.

.

"Padahal kau dapat juara dua saat debat, tapi ekspresimu seperti kau terkena diskualifikasi."

Rainbow FallingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang