16

4.1K 249 1
                                    

"Bapak lagi mabuk ya sampai ngomong gitu? Asal Bapak tahu ya, Aya gak sudi tunangan sama Bapak!" tegas Aya.

"Yeee, yang sudi tunangan sama lo siapa?" balas Anta.

"Terus maksud Bapak ngaku-ngaku tunangan sama Aya di depan banyak orang itu apa?"

Anta tampak menghela napas mendengar ucapan Aya. Memang rencana tadi adalah keinginannya sendiri tanpa membicarakan terlebih dahulu pada Aya, sehingga membuat gadis manja itu kebingungan seperti saat ini.

"Anggap saja yang terjadi tadi adalah drama."

"Hah? Drama? Maksudnya?"

"Penjelasannya rumit, Bapak gak bias jelasin ke kamu. Intinya untuk saat ini kamu ikuti saja alur yang saya buat."

Aya mengerutkan dahi tak mengerti. Drama? Lah, dia pikir ini panggung pertunjukan pakai acara drama-drama segala?

"Kalau rumit ya disederhanain toh, Pak? Ribet amat sih." Aya melipat dua tangan di dada.

Anta mengusap wajahnya kasar. Bicara sama Aya itu memang butuh kesabaran yang ekstra.

"Intinya gini, malam ini Bapak harus kenalkan seorang gadis sama ayah saya sebagai tunangan saya. Karena kalua tidak—"

"Kalau tidak apa?"

"Saya akan dijodohkan dengan seseorang yang ayah saya pilihkan."

"Ya, bagus dong. Bapak gak susah-susah cari calon. Ngapain bawa-bawa saya ke masalah hidup bapak."

"Heeii, gak segampang itu ya!"

"Dan gak segampang ngakuin Aya sebagai tunangan Bapak di hadapan orang," balas Aya dengan melotot.

Anta geram.

"Aya ke depan dulu mau klarifikasi soal masalah tadi ah," ucap Aya hendak ke ruang tengah namun tangannya langsung dicegah oleh Anta..

"Ihhh, Bapak ngapain sih?"

"Please, Ay! Saya mohon jangan lakuin itu!" pinta Anta.

"Kenapa? Bohong itu dosa loh, Pak, apalagi ngebohongin banyak orang kek tadi yang ada Bapak mah jadi penghuni tetap neraka ntar."

"Untuk kali ini tolong bantu saya, saya mohon!"

"Maaf ya, Pak! Hidup saya udah ribet dengan kehaluan saya, jadi Aya mohon jangan nambahin dong keribetan hidup Aya dengan masuk ke drama hidup bapak. Sedrama-dramanya hidup Bapak, Aya lebih milih drama Korea yang tingkat kebaperannya tuh tinggi. Kalo sama Bapak mah, ogah! Bikin darting dan sial mulu."

Bukannya marah mendengar ocehan Aya yang seperti menghina dirinya, Anta justru lebih memohon kepadanya.

"Oke. Kalau gitu, gimana kalau selesai UAS nanti saya beri kamu tiket libura ke Korea?" tawar Anta.

Mendengar kata Korea, kepala Aya langsung berbalik melihat Anta dengan mata yang berbinar. "Korea?"

"Iya, saya akan kasih tiket liburan selama seminggu ke Korea asal kamu menjalani drama yang saya buat ini."

"Hmmm, gimana ya, Pak?" tampak Aya berpikir.

"Tambah nilai kamu untuk mata kuliah saya pada semester ini saya kasih A, gimana?"

Sontak Aya mengangguk mengiyakan. "Oke. Aya setuju!" Aya mengulurkan tangannya dan langsung disambut oleh Anta.

"Bapak gak ngebohongin Aya kan?" Aya memicingkan matanya pada Anta usai salaman.

"Ya enggaklah. Saya bukan tipe lelaki yang suka ingkar janji ya."

"Oke deh."

Anta tersenyum lega. Akhirnya masalahnya selesai juga. Ia pun berniat melangkah ke ruang tengah.

"Tapi ada satu syarat lagi," ucap Aya seketika membuat langkah Anta terhenti.

Sebelah alisnya terangkat, "Syarat?"

"Yap."

"Bukannya sudah deal ya tadi?"

"Jadi bapak gak mau? Ya udah, kesepakatan kita batal deh."

"Apa syaratnya?" tanya Anta kemudian, ia tak ingin gadis yang bersamanya ini berbuat yang macam-macam terhadap drama yang telah dibuatnya tadi.

"Tiket ke Koreanya jadiin 3 ya, Pak."

"Hah?"

"Oke, kita deal ya!" Aya menyalami Anta dengan paksa.

"Ke ruang tengah barengan aja ya, Pak. Biar orang-orang ngerasa kita tunangan beneran," ucap Aya kemudian sambil memeluk lengan Anta.

Anta hanya bisa ternganga mendengar ucapan Aya, "Nih anak gak ada syukurnya amat, dikasih hati malah minta jantung. Lah dikira biaya tiket ke Korea itu gak mahal apa?" umpatnya dalam hati.

Sementara Aya, ia tersenyum senang. Rencana ia balas dendam karena dijadikan asisten tetap akhirnya terlaksana. "Akhirnya dapat tiket liburan ke Korea dong, lumayan bisa jalan-jalan sama Maudy dan Clara dong," serunya dalam hati.

Ooo

Dosen Pak Setan! || SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang