Stargazing

10 0 0
                                    

Tik. Tok. Tik. Tok.

Bunyi jarum jam yang seakan tiada henti memenuhi seisi ruangan. Di bilik sempit itu, 12 perempuan tidur berjajar, menyisakan tempat kosong di tengah ruangan. Aku terbangun ketika jarum terpendek milik jam mengarah pada angka dua, sementara jarum tertipis terus bergerak menimbulkan suara. Rupanya, sudah dua jam semenjak aku memejamkan mata setelah hari yang melelahkan.

Aku menyingkirkan tubuh dari kantung tidur yang kukenakan. Sinar lampu yang masih menyala, aku melihat salah seorang temanku terjaga bersama gawainya. Ia begadang? Lalu perhatianku tertuju pada suara di luar ruangan. Ada siapa disana malam-malam begini?

"Aku belum tidur sejak tadi," kata kawanku sambil mematikan handphonenya. Ia mulai bergerak masuk ke kantung tidurnya sendiri.

"Di luar ada anak laki-laki," katanya lagi, menjawab pertanyaanku sebelumnya. Kemudian suara jam dinding kembali berkuasa, aku terjaga sendirian di tempat ini.

Beberapa detik kemudian, kuputuskan untuk melihat sendiri keadaan di luar sana. Tanpa kusadari, saat itu menjadi salah satu pengalaman menakjubkan yang pernah kupunya.

Begitu kubuka pintu, kurasakan udara dingin pegunungan menampar pipiku. Aku berseru 'dingin' dengan pelan. Dua orang yang tengah duduk berbincang sembari menikmati kopi di depanku, menoleh ke arahku.

"Disini dingin," kata salah satu dari mereka, menyuruhku untuk masuk kembali. Namun aku bersikeras untuk tetap berdiri di balkon itu. Akhirnya mereka menawarkanku kopi, tapi kutolak.

Kami berbincang, lalu kekagumanku beralih pada hamparan langit di depan kami. Bintang-binang bersinar sangat terang disana, hal yang jarang kujumpai di kota. Takjub, aku jatuh hati pada pemandangan ini.

Kami menoleh ke arah pintu saat seseorang membukanya dari dalam. Temanku—yang lain­­­—, rupanya. Dengan antusias aku memerintahnya untuk melihat langit. Ia bersorak pelan. Dalam hening malam, kami takjub bersama.

Kedua teman lelakiku, seorang teman perempuanku dan aku, akhirnya bersama menikmati camilan yang kami bawa. Dengan kopi milik mereka dan obrolan hangat, kami bersama mencari rasi bintang, mengingat kembali hal yang pernah kita pelajari di masa SD dulu.

Cerita yang Pernah KutulisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang