Suara sayup-sayup orang-orang berlarian tertangkap oleh gendang telinga seorang pemuda yang sedang duduk bersandar di atas ranjang uks.
Suara tersebut kian mendekat dan terdengar jelas, hingga tubuh pemuda tersebut dibuat tersentak akibat suara yang ditimbulkan dari pintu uks yang di buka paksa oleh seorang perempuan begitu kerasnya.
Si pelaku alias perempuan yang menjadi kembaran pemuda yang sedang bersandar itu terlihat menundukan kepala mengatur napasnya, walau begitu wajahnya terlihat kentara khawatir sekali. Di sampingnya terdapat lelaki manis dengan raut wajah tak kalah khawatir dengan kembarannya.
Mereka berdua berjalan menghampiri pemuda yang menjadi tujuan mereka kemari. Sesampainya mereka di samping Donghyuck, Dongsookie langsung menghujami berbagai pertanyaan kepada Donghyuck. "Donghyuck-ah, kau kenapa? Apa kau baik-baik saja? Apa ada yang terluka? Jawab aku, hyuck!"
"Hanya kaki sebelah kiriku saja yang membengkak. Selebihnya aman semua." Donghyuck mengulas senyum untuk memenangkan adik-adiknya yang masih begitu khawatir padanya.
"H-hyuckie?" Panggil Haechan. Tangan lelaki manis itu bergetar saat meraih jemari tangan sang kakak.
"Hm?" Donghyuck membalas genggaman tangan Haechan. Masih mempertahankan senyumannya.
"Kenapa bisa sampai seperti ini?" Cicit Haechan.
"Tadi dia menyelematkan anak kecil yang hampir tertabrak. Dan tanpa diduga dia malah terserempet mobil," jelas Mark. Ngomong-ngomong pemuda kelahiran canada itu masih setia menemani Donghyuck di Uks.
"Hah! Kau ini."
"Sudahlah, lagi pula bengkak di kakiku sudah tidak sebesar sebelumnya. Beberapa hari juga pasti sembuh."
"Kalian berdua tidak perlu khawatir. Aku baik-baik saja."
Tok! Tok! Tok!
Suara pintu UKS yang ketuk pelan mengalihkan atensi semua orang yang ada diruangan tersebut. Mereka berempat saling melempar pandang, hingga sebuah kepala menyembul di balik pintu.
"Permisi?"
"Renjunie?" Panggil Haechan, anak itu memiringkan kepalanya bingung. Alisnya mengkerut, menatap penasaran ke arah Renjun.
"Em, hai..." jawab Renjun canggung. Tangan Renjun ikut muncul; melambaikan tangannya kikuk.
"Masuk saja, disini tidak ada petugas UKS."
Renjun menegakkan tubuhnya sebelum melangkah masuk ke dalam dengan tangan kanan yang membawa sesuatu.
"Um..."
"I-ini aku membawakan makanan untukmu." Renjun menyodorkan plastik di tangan kanannya ke Donghyuck.
"Terima kasih. Kau sendiri sudah makan? Kenapa tidak bersama yang lain?" Tanya Donghyuck setelah menerima plastik dari Renjun.
"Sama-sama hyuck, a-aa aku... belum. Aku kesini dulu untuk mengantar itu untukmu baru aku ke kantin menyusul Nana," jawab Renjun kikuk. Ia mengusap tengkuknya gugup. Matanya tidak berani menatap balik Donghyuck.
"Dari mana kau tahu aku disini?"
"Jeno, dia yang memberitahunya."
Donghyuck menghela nafasnya, matanya beralih pada kedua kembarannya yang sedari tadi hanya menyimak. Oh, jangan lupakan sosok lain yang kini menatap Donghyuck dan Renjun dengan tatapan yang sama sekali tidak Donghyuck mengerti.
"Kalian ke kantin saja. Kalian juga belum makan, kan?"
"Tapi hyuckie..."
"Tidak apa, isi dulu perut kalian. Dan kau juga Mark, kau juga belum makan. Tidak usah menolak, lebih baik kau ajak kedua kembaranku ke kantin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Seo Triplets | Markhyuck
FanfictionMenurut kalian, mempunyai kembaran itu menyenangkan tidak sih? Apalagi jika mempunyai dua kembaran sekaligus seperti Haechan yang mempunyai dua kembaran. Donghyuck dan Dongsook namanya. Walau kembar, kepribadian mereka itu berbeda-beda. Dari si sul...