Mendengar keseluruhan cerita yang Jake lontarkan, matanya mulai berkaca-kaca. Jiya kaget sekaligus sedih dalam diam.
Ia tidak tahu ingin marah atau menangis. Rasanya begitu campur aduk.
Tak pernah ia duga dibalik senyum lebar yang Jake tampilkan ada hati yang dulu pernah terbakar, di tiap perhatian yang Jake berikan ada rasa kesepian yang begitu kuat hingga tak tak karuan.
Sudah ia tahan-tahan, namun cairan bening dari netranya sudah tak bisa mematuhinya. Mereka sudah jatuh bebas dari pelupuk matanya.
"Jiya? Hei, kok lo nangis?" Jake yang mendadak panik refleks memajukan badannya.
"Gimana gue gak nangis! Kisah lo bikin gue emosional, Jake!" lontar Jiya. Akhirnya ia mengusap bekas air mata di pipinya.
"Hah. Kok gitu? Bukannya lo harusnya kesal sama gue?"
"Saking kesalnya gue sampe nangis."
Jake terbahak, tertawa lepas super puas.
Makan malam mereka hari cukup sukses membuat Jiya jadi ingusan. Jiya benar-benar nangis gak berhenti sampai makanannya datang. Jake malah jadi merasa bersalah karena udah menceritakan hal itu di hari yang salah.
"Jake, kalau kisah yang tadi lo ceritain itu belum tamat, tolong masukin gue ke kisah itu satu halaman, boleh?"
APA.
APA NIH MAKSUDNYA.
Jake menimang dagu, memikirkan makna tersirat yang Jiya sampaikan.
"Lo ... mau jadi bagian dari kisah pemuda pengecut itu, Ji?"
"Gue jatuh cinta sama lo, Jake."
Hah.
HAH.
SEBENTAR. BIARKAN JAKE MENARIK NAPAS PANJANG DULU SEBELUM PINGSAN.
"Ji, gue—"
Jiya merangkul erat tubuh laki-laki itu.
"Lo berhak untuk menjadi seorang pemenang, lo berhak untuk merasakan kebahagiaan, dan lo berhak menyelesaikan kisahmu dengan senyuman."
Sejenak, Jiya menatap dalam-dalam manik mata milik pemuda berdarah australia itu bersamaan dengan menangkupkan kedua tangan pada wajahnya.
"Apa gue boleh setidaknya menjadi satu halaman dalam kisah si pengecut itu?"
Tanpa pikir panjang, Jake langsung mengecup bibir Jiya, hanya dalam tiga detik. Setelahnya ia membalas rengkuhan Jiya.
"Lo gak akan cukup untuk ditulis hanya dengan satu lembar dalam kisah si pengecut itu. Karena sepertinya akan mencapai ber bab-bab."
Jiya termangu. Ia sepenuhnya menatap kosong pandangan yang ada di depannya setelah dicium dan dibalas seperti oleh Jake.
"Jake ... itu first kiss gue..."
"...........sama."
END
HAHAHAHAHSLSSKWKSKWOS SUKA GAK ENDINGNYA???? >____<
KAMU SEDANG MEMBACA
Ours (✓)
FanfictionPadahal hanya tetangga, tetapi mengapa rasanya berbeda. Entah sejak kapan milikku dan miliknya berubah menjadi milik kita berdua. ______ +au +local name +harsh words [ sim jaeyun x shin jiyoon // #SIMSHIN ] ## credit: -typefonts by cobosxv (Deviant...