double up!! yeayyy! btw, ini lumayan panjang. selamat membaca <333
***
Hari yang telah ia tunggu-tunggu akhirnya tiba. Jiya berencana untuk mampir ke rumah Jake sekalian memastikan apakah Jake sudah tiba pagi ini di rumahnya.
Ketika ia membuka gorden kamar, ternyata di saat itu juga gorden dihadapannya ikut terbuka. Ada Jake yang memandanginya sebelum kemudian tersenyum.
Jiya tanpa ragu membuka jendela rumahnya. Kemudian berteriak, "Gue ke rumah lo, ya!"
Jake samar-samar mendengar. Belum sempat menyetujuinya, gadis itu justru pergi meninggalkan kamarnya.
Dengan sigap, Jake membasuh mukanya yang terlihat macam orang bangun tidur. Setelah dirasa oke, ia buru-buru turun tangga dan membuka pintunya tepat sebelum Jiya mengetuknya.
"H-Hai!" sapa Jiya.
Jake mengangguk. "Halo."
"Ya elah, kaku amat!" celoteh Jiya. "Cepet juga baliknya."
"Gue yang minta supaya cepet balik," ceplos Jake.
"Kok?"
"Karena mau lihat lo."
Jiya terdiam sambil mulai menceran maksud dari perkataan Jake dalam otaknya. Sehingga terjadilah keheningan sepersekian detik sebelum Jake melanjutkan kembali.
"Kenapa pagi-pagi ke sini, Ji?"
Bagaikan balik dari alam bawah sadarnya, Jiya pun mulai mengerjapkan matanya beberapa kali. "A-Ah, ini. Gue kemarin habis nyoba buat dessert box. Terus kebanyakan, jadinya gue kasih ke lo aja. Gimana, mau gak?"
Jiya masih belum bisa berkata jujur sepenuhnya pada Jake. Ia sungguh aneh.
"Eh? Seriusan boleh?"
"Boleh, serius."
"Oh, ya udah. Makasih, ya Ji," katanya seraya mengambil dessert box yang Jiya serahkan.
"Oh iya, by the way, nanti malam lo ada acara gak?"
Jake menggeleng. "Nggak. Kenapa?"
Jiya menatap ke bawah lantai. "Mau keluar gak?" Ia menggerakkan ujung jarinya ke kanan dan ke kiri. "Kayak dinner gitu..."
"Tumben, ada acara apa nih?"
"Bukan apa-apa, cuma mau berterima kasih aja karena waktu itu lo udah ngerawat gue pas sakit."
"Gak usah repot-repotlah, Ji. Gue ngelakuin itu karena peduli sama lo, gak nuntut balasan juga, kok," ungkapnya.
"Eum, iya gue ngerti. Tapi sekali aja, gue mau ngajak lo keluar." Jiya sudah kehabisan rasa gengsi nya untuk tidak mengajak Jake tanpa terlihat seperti memohon. "Lo... gak mau ya?"
Raut wajahnya mulai terlihat sedih. Jake pun menyadarinya, sampai-sampai tanpa sadar ia menjawab "MAU!" cukup keras. Hingga membuat Jiya tersontak.
"Iya, gue mau kok, Ji," katanya, menegaskan sekali lagi.
"Kaget." Jiya tertawa. "Jam 7 ya nanti. Bisa, kan?"
"Bisa." Jake manggut-manggut. Raut wajahnya tiba-tiba ikut berseri.
"Mau pakai motor gue atau motor lo?" tawar Jiya.
Jake menolak. Ia menggelengkan kepalanya. "Pakai mobil gue aja. Minggu lalu gue udah dapet SIM C."
"Wah!" Jiya mengangkat kedua alisnya berbarengan dengan mulutnya yang terbuka lebar. "Okay, see you tonight, ya!"
Jiya langsung pamit. Ia melambaikan tangannya ketika berjalan menuju rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ours (✓)
FanficPadahal hanya tetangga, tetapi mengapa rasanya berbeda. Entah sejak kapan milikku dan miliknya berubah menjadi milik kita berdua. ______ +au +local name +harsh words [ sim jaeyun x shin jiyoon // #SIMSHIN ] ## credit: -typefonts by cobosxv (Deviant...