"Ce liat deh."
Mata cantik dari Fiony Alveria gadis yang juga menyandang sebagai Center di grup JKT48 itupun membulat saat menyaksikan video yang ditunjukan salah satu membernya yang juga sudah dianggapnya sebagai adiknya sendiri, Freya.
"Ce fio nggak apa-apakah?"
Freya menyesali perbuatannya barusan, seharusnya dia tidak memperlihatkan video yang ditontonnya tersebut pada Fiony. Lihatlah sekarang Fiony diam saja dengan wajah memerahnya, seperti menahan kecewa.
"Ceu Fio.."Freya menyentuh pundak Fiony, membuat gadis yang memiliki tahi lalat di bawah matanya itu tersentak, "Ce fio nggak apa-apa, maaf ya. Seharusnya akuu nggak nunjukin Video nya ke ceu Fio."
Fiony menyentuh lengan Freya, sambil tersenyum lemah. "aku nggak apa-apa, Frey. Mereka Cuma temenan kok."
Freya kenal seperti apa Fiony, dia tahu gadis dihadapannya yang sudah dianggapnya sebagai kakaknya sendiri ini sedih. Fiony hanya berpura-pura baik-baik saja.
"Freya, didepan ada nyokap lu tuh jemput."Teriakan dari Olla yang juga salah satu member jkt48 itu mengalihkan pandangan Fiony dan Freya.
"tuh udah dijemput, balik gih."
"tapi ce-"
"Aku nggak apa-apa Frey, serius."
"yaudah aku balik ya ce, bye."ujar freya melangkah meninggalkan Fiony.
"salam sama mama kamu yaa."
"iyaa ce, byebye.. aku sayang ce Fioo"
Fiony hanya melambai dan tersenyum sebagai balasan ucapan dan lambaian Freya.
Sekarang dia tinggal sendiri di ruang latihan ini, ada beberapa member yang tersisa dan beberapa terlihat sedang mengobrol, berbaring, serta makan dan meminum makanan yang mereka pesan melalui aplikasi Online.
Pikiran Fiony kembali ke bayangan Video yang ditunjukan Freya kepadanya tadi.
Fiony jelas cemburu. Terlalu intim, jika itu hanya sebatas teman. Perubahan sikap, serta video yang dilihatnya menjadi tanda tanya besar tentang apa yang terjadi pada orang yang dikasihinya.
Dan ditengah pemikirannya yang dalam, fiony merasakan sebuah tangan memegang pundaknya. Diapun menoleh, mendapati Ara yang tengah tersenyum kearahnya sambil mengambil posisi duduk dihadapannya.
"melamun aja, kenapa?"tanya Ara, sambil memperbaiki rambut Fiony kebelakang telinga.
Dahi Ara mengerut melihat Fiony hanya menatapnya dengan tatapan aneh, mata gadis didepannya berkaca-kaca.
Ara terkejut saat satu tetes kristal jatuh dari mata indah gadis didepannya, dengan panik dia merapatkan dirinya pada Fiony, menyentuh wajah gadis itu.
"Hey, hey.. kenapa nangis?"panik ara, dia memeluk wajah Fiony menatap mata gadis itu.
"Aku ada bikin salah ya?"lirih fiony, suaranya terbata-bata, dia menangis.
Ara mengernyitkan dahinya mendengar pertanyaan Fiony barusan.
"kenapa nanya gitu?"bingung Ara, kerutan didahinya belum ia biarkan pergi, karena bingung dengan pertanyaan tiba-tiba Fiony.
"Kemarin aku telfon kamu, nggak kamu angkat. Aku chat kamu, kamu balesnya lama. Aku minta temenin ke gramedia, kamu bilang kamu nggak bisa. Kamu ada urusan lain."
"udah hampir seminggu ini kamu beda banget sama aku, kayak ngejauh gitu. Aku ada salahkah? Kalo ada tolong kasih tau, jangan kek gini. Tiba-tiba ngejauh."lanjut Fiony. Air matanya kini sudah membasahi pipinya.