F. 2

1.5K 143 6
                                    

Ara menghembuskan nafasnya dengan kasar, dia kesal dengan dirinya sendiri yang sejak tadi tidak bisa fokus dengan latihannya, beberapa kali pelatih menegurnya dan itu membuatnya merasa bersalah dan berulang kali pula dia meminta maaf pada pelatih bahkan semua teman-teman satu grupnya karena harus mengulang setiap gerakan karena kesalahannya.

Hingga saat latihan usai pun Ara terus membungkuk ke pelatih dan member-membernya, meminta maaf karena ketidak fokusannya hari ini.

Gita menepuk pundak Ara yang akan beranjak keluar agensi "Kuy ke kafe tempat biasa, gue laper. Gue juga nggak bawa kendaraan. Sabi gue nebeng kan?"

Ara hanya menjawabnya dengan sebuah anggukan. Gita tersenyum lemah, prihatin dengan keadaan Ara hari ini.

"Biar gue aja yang nyetir ya."

Ara menatap Gita sebentar, lalu memberikan kunci mobilnya pada sahabatnya tersebut. Lalu mereka melanjutkan langkah mereka keluar gedung agensi.

Sambil mencoba mengembalikan mood Ara, Gita terus saja menggoda Ara. Namun hal itu hanya membuat Ara tersenyum tipis, tidak memberikan respon seperti biasanya dan itu membuat Gita semakin prihatin.

Langkah mereka terhenti saat melihat Fiony sedang bersandar di mobil Ara, sambil menyilangkan tangannya di dada.

"Jangan lari.."Gita menangkap pergelangan tangan Ara yang mau berbalik arah, mencoba menghindari Fiony, Lagi. "Dengerin dulu penjelasan dia, jangan jadi pengecut yang suka lari dari masalah. Gue tau lo sayang banget sama dia, gue cuma nggak mau lo terus-terus kek gini. Jelas kalo Fiony berpengaruh besar dalam diri lo, kalo ngga hari ini lo nggak bakal kek gini, sampe nggak fokus banget latihannya. Lo itu profesional, dan lo nggak pernah ngelakuin kesalahan apapun kalo latihan."Didorongnya pelan tubuh Ara ke arah dimana Fiony menunggu.

"Gue tunggu didalem."lanjutnya meninggalkan Ara, lalu kembali masuk kedalam agensi mereka dimana sebagian member masih berada.

**

Ara berdiam diri sebentar, lalu meluruskan pandangannya kearah dimana Fiony menunggunya.

Dengan pelan dia menghampiri gadisnya. Tidak ada emosi sekarang yang tertinggal di dirinya, namun kekecewaan masih tetap bertahan setiap kali dia melihat Fiony didekatnya terlebih saat tadi melihat bagaimana Zee sangat peduli pada Fiony.

Ara tau jika ia meninggalkan Fiony, seseorang akan dengan senang menggantikan posisinya disisi Fiony. Dan Ara tidak cukup kuat untuk melihat hal itu. Ara mencintai Fiony!

"Fio.."

Fiony yang melamun pun tersentak saat melihat Ara didepannya.

"Sayang.."lirih Fiony. Ara tidak menunjukan ekspresi apapun. Dia hanya menatap Fiony lemah. Tubuhnya lelah, dan dia kurang tidur semalam.

"Aku mau ngomong, please kali ini dengerin ya. Aku mohon."digenggamnya tangan Ara, lalu dibawanya ke arah pipinya.

"Didalem mobil kamu. Kunci mobil Aku sama ka Gita."

Fiony mengangguk cepat dia pun menarik Ara ke arah mobilnya terparkir lalu masuk, dan disusul Ara.

Didalam mobil Fiony langsung memeluk Ara, dia merindukan Ara. Well, dia selalu merindukan Ara. Diantara mereka berdua Fiony lah yang selalu lebih sering menunjukan prasaannya dan paling terbuka dibandingkan dengan Ara yang, Denial.

Oneshoot - FioRaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang