“Ini, pake aja dulu baju gue.” Rendra menyerahkan baju kaos yang sengaja ia bawa kepada Dea untuk Iska ganti baju. “Pake juga jaket gue.” Rendra juga memberikan jaket hitamnya.
Dea mengangguk kemudian masuk ke dalam toilet menemui Iska dan Salma di dalam.
Rendra menunggu mereka bertiga di depan toilet dengan bersandar pada dinding. Tak lama kemudian, ketiga gadis itu keluar.
“Emang gak apa-apa, ya, kalau aku pake baju kayak gini?” tanya Iska ragu.
Dea berdecak. “Ya daripada lo pake baju basah ketumpahan kuah, hayo? Mana bau, lagi.”
“Udah, kamu gak usah khawatir. Kalau ada guru atau siapapun yang negur kamu, biar kita jelasin semuanya,” kata Rendra. “Kerudung kamu basah juga, kan?” tanyanya mengingat gadis sialan itu menumpahkan kuah di kerudung Iska juga.
“Aku pinjem kerudung Salma,” jawab Iska. Rendra mengangguk paham.
Untung Salma selalu membawa kerudung ganti ke sekolah. Itu kebiasaannya dari dulu untuk berjaga-jaga jika kerudungnya kotor. Salah satunya ya insiden seperti Iska ini.
Naina, Fahri, dan Elang datang.
“Iska, lo gak apa-apa, kan?” tanya Naina memastikan.
Iska menggeleng. “Aku gak apa-apa.”
“Emang bener-bener sialan tuh cewek. Maunya dia apa, sih! Suka banget gangguin kita,” gerutu Naina kesal.
“Sabar, Nai. Lain kali kita pasti punya kesempatan buat bales perbuatan tuh orang,” timpal Elang.
“Harus! Pokoknya kita harus bales dia.”
Iska tersenyum melihat kekompakan teman-temannya itu. “Makasih, ya.”
“Gak usah khawatir, Iska. Kita bakal selalu ada buat lo,” kata Naina. Iska mengangguk seraya tersenyum haru.
***
“Assalamu'alaikum.” Pak Harun wali kelas, kelas 10 IPA 2 memasuki kelasnya untuk menyambung pertemuan.
“Waalaikumussalam,” jawab semua murid kompak.
“Itu, kamu, hei... Kenapa pakai jaket? Lepas jaketnya!” titah Pak Harun pada Iska.
Iska saling pandang dengan Dea. Bingung.
Sementara itu, di kelas 10 IPA 1, murid-murid terlihat masih bersorak ria karena wali kelas mereka belum kunjung datang.
“Naina, kamu dipanggil ke ruang BK,” teriak salah seorang teman sekelasnya. Naina yang sedang mengobrol dengan Salma saling menatap beberapa saat. Ada apa?
Salma pun beranjak dari duduknya kemudian pergi ke ruang BK.
Sampai di ruang BK, Naina melihat sudah ada Iska dan Dea di sana. Dan juga si gadis pembawa masalah di kantin tadi.
“Duduk, Naina!” kata Bu Dewi selaku guru BK.
Naina menurut dan mengambil duduk di kursi panjang di samping Dea.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDS the Seven Teenagers
Teen Fiction[HIATUS] Namatin dulu cerita lain. Genre : Teenfiction, slice of lice, drama, persahabatan Ini cerita harusnya aku buat beberapa tahun yang lalu, request dari temen yang katanya pengen aku nulis cerita lagi, tapi genre persahabatan. Katanya kalau pe...