"Ah, bunga sakuranya sudah mekar."
Hiroi mengulurkan tangan, menangkap kelopak bunga berwarna merah muda yang jatuh tertiup angin. Ia mendongakkan kepala untuk memandang sakura yang bermekaran di tangkainya, sebelum mengulas senyum lebar kala sebuah ide muncul di dalam pikirannya.
Gadis itu kemudian berlari, sembari terkadang melontarkan permintaan maaf pada orang yang tidak sengaja tersenggol olehnya.
"Aniue! Kau dimana?! Ani―ah!"
"―Oof!"
Tangan bergerak cepat mencengkram pergelangan lengan. Secara otomatis memberhentikan momentum dan gravitasi mengambil alih tubuh kecil milik anak laki-laki yang tidak sengaja ditabraknya.
"A-ah, maaf!"
Anak laki-laki itu berujar panik seraya membungkukkan badannya.
"Tidak, tidak, aku yang harusnya minta maaf karena sudah menabrakmu!" Balas Hiroi lalu melepaskan cengkramannya pada pergelangan tangan anak tersebut sebelum membungkukkan badannya. "Maaf sudah menabrakmu! Apa kau baik-baik saja?"
"Ha'i, aku baik-baik saja."
"Syukurlah."
Gadis berkacamata itu menghembuskan nafas lega.
"Anu ...."
"Ya?"
"Apa kau melihat orang dengan rambut sepertiku?"
Hiroi mengerjapkan mata. Pandangannya menatap surai dua warna milik sang anak laki-laki.
"Sayangnya tidak." Ujar Hiroi menggelengkan kepalanya. "Saat hanami memang rawan untuk terpisah, ya ...."
"―Senjurou!"
Teriakan kencang dari suatu arah membuat anak laki-laki itu membalikkan badannya.
"Aniue!"
Mengulas senyum kecil, Hiroi menepuk pundak sang anak laki-laki.
"Karena kakakmu sudah datang, aku permisi ya," ucap Hiroi, "maaf sudah menabrakmu, dan jangan sampai terpisah lagi dengan kakakmu!"
Melambaikan tangan, ia kembali berlari ke arah yang ditujunya.
---
"Tidak."
"Eeeh?!" Gadis bersurai cokelat tua itu memekik. "Ayolah, Chika-san! Bunga sakuranya indah, lho!"
Menghela nafas, Chikafusa menepuk pelan kepala Hiroi. "Justru karena indah, orang-orang melakukan hanami dan itu membuat pesanan semakin meningkat."
"Boo, party pooper."
Chikafusa menggelengkan kepala kala melihat gadis sekaligus murid berusia 15 tahun di hadapannya merajuk bagaikan anak kecil.
"Bagaimana kalau kita pergi setelah ujianmu?"
Mendengar usulan dari sang mentor, kedua manik hazel Hiroi mengerlip antusias.
"Janji?"
"Selama kau lulus, tentu saja."
"Aku pasti lulus! Jadi Chika-san harus berjanji padaku!"
"Baiklah, baiklah. Aku janji akan melakukan hanami dengan Hoshizora Hiroi dengan syarat ia lulus ujiannya."
---
"Chika-san, mengingkari janji itu tidak baik, lho. Aku lulus ujiannya seperti yang kujanjikan."
Gadis bersurai cokelat tua itu menggumam seraya meletakkan sebuket bunga di depan nisan bertuliskan nama lengkap milik sang mentor.
"Padahal kau yang selalu berkata jangan pernah takut untuk menghunus pedang ketika berhadapan dengan iblis ... tapi kenapa kau sendiri tidak menarik pedangmu?"
---
Published 01. 07. 21
[385 words]
KAMU SEDANG MEMBACA
hanami ; r. kyoujurou x oc.
Fanfictionenam kali melayangkan ajakan untuk melakukan hanami, dan hanya satu kali ajakan tersebut berhasil terlaksana sesuai ekspektasi. --- kimetsu no yaiba © gotouge koyoharu oc ; plot © itsxzee Hanami Project © SFragment