[Kehangatan yang mulai luntur berubah menjadi sedingin salju, mencair dan menghilang begitu saja ]
The Last Sakura ~
Bunga cantik itu perlahan jatuh satu persatu pergantian musim sudah tiba. Aku khawatir perasaan mu mulai mendingin. Musim semi hanya di selimuti bisu di antara kita.
Hari ini Engkau mengajak ku ke sebuah cafe. Kita menyeruput coffee bersama tapi tidak ada percakapan di antara kita. Engkau membisu aku pun juga begitu. Tak ada kehangatan di dirimu lagi apakah hubungan ini harus berakhir?
"Aku sudah bosen" kenapa kalimat pertama yang dia keluarkan harus itu?
"Kenapa?" Aku berusaha kuat walaupun hati ku sudah seperti tertusuk tusuk pisau.
"Aku sudah punya pacar baru" Aku hanya berdiam diri. Aku tak sanggup mengatakan sesuatu."Ayo kita putus" lanjutnya, air mataku jatuh. Aku tak bisa menahannya lagi. Bukankah dia terlalu brengsek? Dia mendekatiku lalu memelukku tapi pelukan itu sudah tidak terasa hangat tidak seperti dulu.
"Maafkan aku, aku harus pergi" Bryan meninggalkan ku begitu saja. Air mataku mengalir deras. Begitu dia sudah benar benar pergi aku langsung keluar dari cafe.
Menyelusuri jalanan ini terasa menyakitkan, melihat sepasang kekasih berjalan bersama, bahkan keluarga kecil yang saling tertawa melontarkan lolucon- lolucon mereka. Sedangkan aku hanya sendirian. Semua nya sudah hilang aku hanya anak yatim dan Bryan meninggalkan ku begitu saja.
Aku duduk di bangku taman sendirian menatap bunga sakura yang perlahan lahan mulai jatuh. Seharusnya ini menjadi akhir musim semi yang romantis.
Seandainya 2 tahun lalu aku tidak jatuh terlalu dalam mungkin tidak akan seperti ini. Kita bertemu tanpa sengaja di sebuah cafe. Kau yang pertama mengajakku berkenalan dan meminta nomerku.
Setiap hari kau selalu mendekatiku dengan berbagai cara. Kau selalu mengunjungi rumahku, memberikan ku hadiah ketika ulang tahun, makan malam bersama, merawatku ketika ku sakit, memelukku ketika ku takut. Seandainya benteng pertahananku tidak runtuh mungkin aku tidak bernasib seperti sekarang.
5 bulan kau mendekati ku aku. Lalu kau menjadi kekasih ku. Entah kenapa dulu aku berpikir kalau kau adalah pria yang tepat untuk ku. Selama kita pacaran tidak ada yang berubah kau masih perhatian terhadap ku. Tapi seketika kehangatan itu mulai mendingin.
Musim dingin tahun lalu tepatnya di hari natal kau mulai berubah. Kamu menghilang begitu saja. Kamu tidak menanyakan kabarku bahkan pesanku tidak kau baca. Dimana kehangatan mu selama ini?
Beberapa hari setelah nya kau mulai menanyai kabarku setelah itu kau menghilang lagi. Tidak ada percakapan di antara kita. Aku selalu mengirimkan mu pesan tapi kau tidak baca sama sekali.
Hingga akhirnya aku menyerah begitu saja. Berada di ranjang selama berhari hari hanya untuk menangisi mu. Bukan kah aku begitu bodoh?
Tidak ada kejelasan di antara kita selama 1 bulan. Hingga akhirnya kau mengunjungi rumah ku. Saat itu aku bahagia kau mulai mengunjungi ku lagi. Tapi semua kebahagiaan itu runtuh ketika kamu datang ke rumah ku hanya untuk meluap kan emosi.
"KENAPA KAU MENGGANGGU KU?!?! JANGAN TELPON-TELPON BAHKAN MENGIRIMKAN PESAN KEPADAKU LAGI!!! AKU SIBUK DENGAN PERKEJAAN!!!"
"KAU KAN BISA BILANG KALAU KAU LAGI SIBUK !! OH YA SELAMA INI KAMU KEMANA AJA?? SELAMA INI KAU SEPERTI DI KUBUR HIDUP HIDUP!! KAMU MEMILIKI WANITA LAIN KAN??" dengan brengsek nya kau langsung menamparku hingga terjatuh
"JAGA OMONGAN MU!" Kamu langsung pergi begitu saja bahkan setelah menapar ku.
1 hari setelah nya kau menemui ku lagi kau memelukku dan meminta maaf tapi pelukan dan permintaan maaf mu terasa tidak tulus itu membuatku mulai ragu apakah kamu masih mencintai ku?
Ternyata pertanyaan itu sudah terjawab sekarang di akhir musim semi ini , dengan sangat brengsek kau memutuskan hubungan ini.
Ku harap musim ini terasa lebih hangat tidak saat ku bersama mu. Trimakasih sudah membuat kenangan manis walaupun berakhir pahit. Aku harap kau bahagia dengan wanita itu dan tidak berakhir menyakitkan seperti ku.
~Tamat~