Malam itu, udara dingin di kota metropolitan semakin menusuk ke dalam tulang. Tangan [name] merapatkan mantel yang ia kenakan. Meski udara semakin dingin, bola matanya masih ingin menikmati indahnya menara Tokyo di malam hari. Kelihatan cantik dan bercahaya.
Saat ia sedang asyik menikmati waktu sendiri, benda pipih di sakunya bergetar. Sebuah nama tertulis di layarnya, membuat [name] segera menggeser layar ponselnya dan menempelkan benda itu di telinganya.
"Kau ada dimana?"
Suara bariton di balik panggilan itu terdengar di telinga [name].
"Di taman."
"Datanglah ke kelab sekarang. Aku menunggumu."
"Baiklah."
Panggilan itu diakhiri sepihak oleh seseorang yang menelepon [name]. Orang itu bernama Ryo, manajer dari sebuah kelab malam tempatnya bekerja. [Name] memikirkan kesalahan apa yang telah ia lakukan sampai manajernya menyuruhnya datang ke kelab.
Sebenarnya hari itu adalah hari libur [name]. Makanya malam ini dia menghabiskan hari liburnya menikmati indahnya ibukota. Jarang-jarang dia pergi ke taman di malam hari karena setiap malam ia selalu ada di kelab untuk bekerja, menghabiskan waktunya sebagai seorang wanita penghibur di kelab malam ternama di Distrik Roppongi.
Bukan keinginannya untuk menjadi seorang wanita penghibur di usianya yang baru berusia 17 tahun. Keadaan ekonomi keluarganya memaksanya untuk bekerja di tempat seperti ini. Tapi mau bagaimanapun, dia tidak mungkin menyesali semua yang telah terjadi. Baginya, penyesalan adalah hal yang membuang waktu.
Beberapa menit kemudian, ia telah sampai di kelab. Ryo, yang tadi menelepon menyambut [name] di pintu masuk.
"Bos ingin bertemu denganmu," ucap Ryo begitu ia menggandeng [name] masuk ke dalam, "Ayo kita ke ruang ganti dulu."
Sang pemilik kelab malam atau yang biasa dipanggil Bos oleh para pekerjanya adalah satu-satunya orang yang belum pernah [name] temui. Meski ia bekerja di tempat ini, sosok Bos tidak dia ketahui. Dengar-dengar, Bos sangat menjaga privasinya dan hanya segelintir pekerja yang pernah bertemu dengannya.
"Memangnya aku salah apa, Ryo?" Tanya [name] dengan penuh cemas.
Tentu saja dia cemas karena dia mau bertemu dengan majikannya untuk yang pertama kalinya, setelah ia bekerja selama dua tahun di tempat ini. Jantungnya berdetak begitu kencang dan dia berkali-kali menelan ludahnya.
Ryo tertawa renyah, "Kenapa kau cemas begitu? Tidak ada apa-apa kok."
Ryo membawa [name] ke ruang ganti, tempat dimana para wanita penghibur merias dirinya sebelum bekerja. Ryo memerintahkan perias artis untuk merias wajah [name] dan seorang penata rambut untuk merapikan rambut [name]. Dia sendiri memilih pakaian terbaik untuk dipakai [name] malam ini. Sebuah terusan pendek dengan bagian punggung agak terbuka yang begitu pas di tubuh [name]. Terusan berwarna oranye membuat kecantikan [name] semakin terpancar. Apalagi sekarang wajahnya telah dirias dan rambutnya telah dimodel sedemikian rupa. Menambah kesan glamor dan seksi dalam diri [name].
Tentu saja [name] selalu cantik setiap malam. Patut diketahui bahwa [name] adalah seorang wanita penghibur yang paling diminati beberapa bulan terakhir ini. Pelanggannya sudah banyak, karenanya [name] semakin terkenal hari demi hari. Namun untuk hari ini, [name] harus terlihat sempurna di hadapan sang pemilik kelab dan teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐋𝐈𝐕𝐄 𝐅𝐎𝐑 𝐌𝐎𝐍𝐄𝐘,toji ✓
Fanfiction∷ 呪術廻戦 ∷ ( fushiguro toji ) '·..➭ 𝘾𝙊𝙈𝙋𝙇𝙀𝙏𝙀𝘿 ▰▰▰▰▰▰▰▰▰▰ ❝ bahagia karena uang tapi aku juga butuh cinta darimu. ❞ ▰▰▰▰▰▰▰▰▰▰ ∴ ff ,mature themes ,romance ∴ © 𝘼𝙆𝙐𝙏𝘼𝙈𝙄 𝙂𝙀𝙂𝙀 ; story by me...