Setelah insiden tadi sore, mulai malam ini Jeka terpaksa menitipkan Bobo pada Jimmy, tetangga apartemen sekaligus teman kuliahnya. Untungnya adik Jimmy yang masih SMA itu suka sama kucing. Yah, walaupun Jeka terpaksa harus mengarang cerita tentang neneknya yang lagi menginap di apartemen.
Soalnya Jimmy bakal ngeledekin dia habis-habisan kalau tahu ada cewek yang sekarang tinggal bareng dia.
Bukan cuma itu, Jeka akhirnya harus memanggil layanan home service buat bersihin apartemennya dari bulu-bulu Bobo yang masih tersisa. Antisipasi supaya Alsa tidak kambuh lagi.
Parah, Jeka bisa gila lama-lama kalau begini.
Lelaki itu bahkan refleks langsung berdiri dari sofa saat kamar Alsa tiba-tiba terbuka. Eksistensi gadis itu di apartemennya sekarang benar-benar mengganggunya. Jeka merasa lagi dititipin bayi dua tahun.
"Lo mau kemana?" Jeka mengernyit melihat Alsa keluar kamar masih dengan mengenakan piyama tidur motif beruang dan berlapiskan jaket biru muda.
"Ada temen gue dateng. Bawa makanan," sahut Alsa tanpa tenaga. "Gue mau nemuin dia di lobi."
"Gak gak gak." Jeka menggeleng. "Lo gak boleh keluar. Udah gue aja yang ambilin. Lagian temen lo juga. Ada lift kenapa gak mau naik sih?"
Alsa tersenyum tipis sambil mengibaskan tangan di depan wajah. "Udah, gue gak papa. Kalo asma gue kambuh emang kayak gini. Udah biasa, Je."
Jeka menghela napas. Tidak heran, dia baru sadar kalau yang namanya cewek identik dengan wataknya yang keras kepala.
"Ya udah gue ikut," sahutnya.
Alsa meringis heran. "Ngapain?"
"Bawel. Buruan, udah malem." Jeka mendorong pelan tubuh gadis itu dari belakang.
®®
"Kamu tinggal sama dia? Kok gak bilang aku? Kenapa gak tinggal di rumah aja sih Sayang?"
"Te, ini tuh terpaksa. Mamanya Jeka tuh sahabatnya Mami. Kamu tau kan Mami gimana?"
Lelaki bertubuh semampai itu tampak menatap Jeka dengan ekspresi tak bersahabat.
Sementara Jeka cuma bisa memandang lelaki yang tengah bercakap-cakap dengan Alsa itu sambil menahan kesabaran. Boro-boro mau menyapa, baru lihat wajahnya saja Jeka sudah malas.
Tipe-tipe pacar over protective. Bisa-bisa dia dituding yang tidak-tidak kalau mendekat.
Jadi lebih baik Jeka berdiri saja di dekat lift sambil menyelesaikan level terakhir game online-nya.
Lagipula bisa-bisanya Alsa bilang yang datang teman. Padahal sudah jelas mereka pacaran.
"Entar aku bilang deh Mami kamu supaya gak nginep disini lagi. Aku khawatir, Sayang.".
Jeka menghela napas. Sial sekali karena dia masih bisa mendengar percakapan mereka.
"Ih jangan. Nanti malah kamu yang kena omel Mami, Te. Udah gak papa. Cuma sebulan kok."
"Ya gak bisa gitu dong, Sa. Aku ini pacar kamu. Aku berhak khawatir. Kalau kamu diapa-apain sama dia gimana? Kamu tuh cewek Sa."
Jeka menghembuskan napas berat. Sial, dia mulai panas mendengar perkataan pacar Alsa. Mendadak tangannya ini gatal ingin melayangkan satu tinju ke hidung lancip lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
JEPHOBIA (JK)
Short StoryJephobia. Merupakan istilah baru yang diresmikan sendiri oleh Alsa Kinandra tepat satu jam setelah Jeka Alviano benar-benar menciumnya. "Sa, apa ketakutan terbesar lo?" "Jeka. Anak temen nyokap gue yang kelakuannya bikin gue sinting."