“Ayah?” Mark mengenali mobil ayahnya dan menghampiri pemilik mobil itu setelah memarkir motornya.
“hei, nak!” sapa Paman Lee mengajak Mark untuk tos.
“selamat pagi paman!” Mina juga menyapanya.
“hm, selamat pagi Mina”
“Mark, kau pasti menyesal kalau tak pernah mencoba mobil ayahmu ini. Kereenn banget,” ujar Sejeong semangat.
“paman jika Mark tak ingin di antar kesekolah menggunakan mobil ini, paman bisa mengantarku sekali-kali eheheh” usul Sejeong.
“lihat? Sejeong saja menyukainya,” ujar paman Lee.
“selera kalian berdua memang aneh,” ledek Mark.
“oke, kalau begitu paman pamit. Sejeong-ah, lain kali kita jalan-jalan dengan mobil ini lagi” ajak paman Lee.
“kau harus membujuk Mark untuk ikut,”
“siap paman, kita akan menyeretnya naik ke mobil ini” ujar Sejeong semangat.
Mobil itupun melaju cepat meninggalkan parkiran sekolah, “aku sangat menyukai mobil itu,”
‘bagaimana menurutmu Mina?” tanya Sejeong pada Mina yang sedari tadi diam karena ayah Mark hanya peduli dengan Sejeong.
“biasa saja tuh,” kata Mina dengan ketus lalu meninggalkan Sejeong dan Mark begitu saja.
“hei, ada apa dengan pacarmu itu?” tanya Sejeong yang merasa mood Mina sudah jelek dari kemarin.
“mungkin dia kena syndrom cemburu,” tebak Mark.
“cemburu toh, what? Mina cemburu ke siapa? Ayahmu, jangan ngadi-ngadi deh” celoteh Sejeong yang nggak peka itu.
“bagaimana kalau kita bertanding? Yang duluan sampai di kelas, dia pemenangnya dan yang kalah harus membelikan susu pisang” usul Sejeong mengikat rambutnya dan melakukan peregangan.
“oke, siapa takut”
“satu...”
Saat Mark masih menghitung Sejeong sudah lari lebih dulu, “wleeekk~”
“hyaa~ dasar curang,” Mark juga menyusulnya.
Mereka berdua berlari melewati Mina yang ngedumel sepanjang jalan, dia menghentikan langkahnya ketika melihat Mark malah kejar-kejaran dengan Sejeong.
Karena tak melihat ke depan, Sejeong hampir saja tersandung untung tubuh seorang siswa langsung menangkap Sejeong, “aww~” mereka sama-sama terjatuh ke lantai.
Mata mereka bertemu, sedangkan wajah pria yang berada di bawah terlihat merona. “hei kau, menyingkirlah dari atasku. Jika tidak, kau bisa membangkitkan...”
“eh?” Sejeong merasa ada yang menonjol di luar roknya, dia melotot dan Mark segera membantunya untuk bangun. “kau baik-baik saja?”
Wajah Sejeong juga merona, dan Mark tahu apa penyebabnya. Dia malah tertawa sambil melepas rompi seragamnya dan melempar kebagian tubuh bawah Jaehyun yang tak bisa bangun karena malu.
Ekhm~ Sejeong mendehem, “aku pemenangnya yah,” ucapnya gagap lalu berjalan melewati Jaehyun.
“dasar Mesum!” ledeknya.
“aissh~ hya, kau yang menabrakku lebih dulu” bela Jaehyun.
Mark mengulurkan tangannya, “kau ini bikin malu saja. Harusnya kau latih itu mu biar tak mudah...” Mark juga meledeknya.
“coba kau yang ada di posisiku tadi eum? Kau pikir punyamu itu tak akan berdiri jika tubuh seorang gadis menempel di atasmu” dumel Jaehyun.
“kau benar, tak ada yang bisa tahan dengan tubuh indahnya bukan? Jika itu wanita lain, aku jamin dia tak akan bereaksi tapi karena itu Sejeong. Jadi...”
KAMU SEDANG MEMBACA
"Our Youth" The end✓
Fanfiction~Cut Scene~ "Kalau begitu bantu aku," pinta Sejeong penuh harap. "Jadilah milikku," "APA?" "Dia tak akan menyentuh apapun yang menjadi milikku," ujar Taeyong meyakinkannya. "Apa kau suka padaku?" Tanya Sejeong. "Tidak!" "Cih, jadi apa maksudnya dia...