"Eps. 19"

122 32 18
                                    

Di ruangan dokter Cha,

Taeyong, Taeyeon dan orang tua mereka berkumpul membahas kondisi Jaehyun, “Amnesia?” ujar Taeyong terkejut mendengar penjelasan ibunya.

“lebih tepatnya dia hanya melupakan kejadian selama 1 tahun sebelumnya, dia mungkin mengalami masa paling menyakitkan satu tahun terakhir ini dan selama koma, dia berusaha menghapus ingatan menyakitkannya itu,” jelas Taeyeon.

“lalu sampai kapan dia seperti itu?”

“seiring waktu, jika dia bisa menerima kembali ingatan itu dan menerima lukanya lagi,” sambung ibunya.

“tapi, bukankah ini lebih baik?” tukas ayahnya.

“ini baik untuk Jaehyun, tapi bagaimana dengan Sejeong?” tutur Taeyong.

“kau ini, jika dia mengingat Sejeong dan yang Jaehyun butuhkan itu adalah pacarmu. Apa yang akan kau lakukan? Sejeong tak ingin kau mengorbankannya,” tegur Taeyeon.

“aku juga tak ingin tapi Sejeong pasti terluka, aku tak ingin melihatnya sedih terus menerus” 

Kotak makan di tangan Sejeong terjatuh mendengar percakapan itu, dia tak niat menguping karena alasan dia di situ untuk mencari Taeyong tapi dia harus mendengarkan. Selang beberapa saat Taeyong keluar dan terkejut melihat Sejeong berdiri diam di sampingnya, “se...Sejeong, kau di sini?” Taeyong memungut kotak makan itu dan bingung harus menanggapi keadaan Sejeong seperti apa.

“jadi Jaehyun amnesia,?” tanya Sejeong menatap kekasihnya itu dengan mata berkaca-kaca.

“eung,” Taeyong hanya bisa menjawab seperti itu.

Sejeong memeluk Taeyong sambil menghela nafas panjang di sela-sela air matanya menetes, “seharusnya ini yang terbaik untuknya kan? Aku tak apa-apa, selagi dia tak harus sakit hati dan kau tak perlu merelakan apa yang kau miliki untuknya” tutur Sejeong.

Taeyong membalas pelukan itu, makin erat di tiap detiknya. “kau harus ingat, aku akan selalu disisimu,” janji Taeyong.

Sejeong mengangguk dan juga memeluk Taeyong dengan erat, ketakutannya perlahan terlepas. Ketakutannya selama beberapa hari kemarin tentang Taeyong yang akan melepaskannya demi Jaehyun. 

“aku mencintaimu,” tutur Sejeong.

“aku juga,”

*****

Sejeong ragu untuk memasuki ruangan Jaehyun, setelah somi mengabarinya kalau Jaehyun telah siuman dia begitu bahagia tapi mendengar kondisi dia saat ini membuatnya ragu untuk muncul di depannya sebagai orang asing.

“ayo,” Taeyong meraih tangannya.

Semua orang menatap Sejeong ketika pasangan itu memasuki ruangan, Jaehyun menatap Taeyong sejenak lalu membuang wajahnya. “sahabat katanya, tapi dia baru muncul sekarang” cibir Jaehyun.

“kenapa kau kesal? Aku hanya keluar sebentar, lagipula selama kau tidur aku yang selalu merawatmu,” oceh Taeyong. Sejeong membagikan makanan ke teman-temannya dan menghampiri Somi, mata jaehyun terus mengikutinya. Tatapannya benar-benar asing terhadap Sejeong. “dia siapa” tanya Jaehyun sambil menunjuknya.

“dia adikku,”

“adikmu? Kau punya adik?” ujar Jaehyun terkejut lalu takjub.

“tapi kalian terlihat mirip sih,”

“dia juga teman sekelasmu, dia baru pindah 3 bulan yang lalu.” Kata Mina.

“benarkah? Woaah~ aku tak menduga akan secepat ini menjadi anak SMA kelas 2, eheheh. Jika aku tidur sebentar lagi, mungkin kah aku sudah menjadi orang dewasa?” tuturnya.

"Our Youth" The end✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang