"Eps. 20"

108 26 9
                                    

Akhir pekan kemudian, di bioskop.

“bagaimana dengan horror?” usul Jaehyun. Sejeong langsung mengangguk setuju tapi Taeyong dan Somi langsung pergi begitu saja seraya menggelengkan kepala mereka.

“genre science saja,” usul Somi.

“membosankan,” tukas Sejeong dan Jaehyun bersamaan.

Taeyong sudah membeli tiket untuk film dengan poster yang membuat ke-3 siswa/i itu merasa ada yang aneh, penjaga ruangan untuk film itu memperhatikan mereka ber-4. “masuklah, semangat!” ujarnya.

“aneh,” gumam Sejeong dan Somi.

“Taeyong, sebenarnya ini film apa?” tanya Jaehyun.

“aku juga tak tahu, aku hanya merasa posternya sangat menarik,” kata Taeyong.

Para penonton film itupun dominan berpasangan tapi mereka masih berpikir positif, baru saja film berlangsung 10 menit. Mereka langsung melotot kaget dengan adegan yang mereka saksikan.

“apa-apaan ini?” teriak Sejeong dan Somi dalam hati.

“sial, kenapa adegannya hanya suara seperti itu? Tak ada percakapan” Jaehyun merasa tubuhnya panas dan gelisah.

Taeyong menonton itu dengan tenang tanpa berkedip, “kau tak mencatat?” suruh Taeyong ke Sejeong.

“hyaa~ kau ingin aku dan Jaehyun di hukum gara-gara mereview film seperti ini?”

“kenapa petugasnya tak memberitahu kita tentang filmnya? Malah memberi semangat, film seperti inikan tidak boleh di tonton oleh pelajar” gerutu Somi.

“ayo kita keluar saja,” ajak Jaehyun. 

“jika kita keluar, petugas akan curiga kalau kita pelajar. Bertahanlah,” kata Taeyong yang sebenarnya bertarung dengan dirinya sendiri sedari tadi.

2 jam berakhir sangat lama,

Ke-4 remaja itu keluar dengan penampilan baik-baik saja hanya ekspresi mereka sulit di artikan. “hebat yah kalian,” puji petugasnya lagi. 

Mereka menyadari pujian itu ketika melihat penonton lain keluar dengan pakaian dan rambut yang berantakan, “apa yang mereka lakukan?” ujar Sejeong ngeri.

“lain kali, kau jangan memilih film lagi,” ancam Somi mengomeli Taeyong.

“bagaimana dengan tugas kita?”

“lain kali saja, kau bisa ke rumah untuk menonton film bersama. Lagipula ayahku merindukanmu” kata Sejeong.

“baiklah, kalau begitu ayo berpisah dari sini” kata Jaehyun meraih tangan Somi.

“eh?”

“kami akan berkencan,” 

“kita bertemu lagi saat makan malam di restoran depan,” pamit Jaehyun.

“hyaa~ Taeyong jangan pernah berpikir macam-macam pada adikku,” sahut Somi.

“ekhm~”

“macam-macam? Apa yang di maksud kak Somi dengan macam-macam?” tanya Sejeong dengan Naif.

“kau mau mencobanya?” Taeyong merangkul dan menggodanya.

“oho~ aku bisa mencium bau mesum dari tubuhmu, menjauh dariku”

“ehehe, kau mau ke taman bermain?” ajak Taeyong.

“aku mau,”

Di sisi lain,

Jaehyun tengah asyik memilih komik-komik yang akan dia beli sedangkan Somi berada di rak yang memajang buku-buku tentang hukum dan pelajaran. Dia sesekali menarik nafas dalam-dalam, “kenapa kau seperti ini Somi-ah, kau harus melupakan Taeyong” gumamnya.

"Our Youth" The end✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang