“dorr~” Jaehyun muncul tiba-tiba untuk mengejutkan Sejeong yang berjalan sendiri memasuki area sekolah karena terlambat dan di tinggal oleh Somi dan Mina.
“jangan usil, aku lagi nggak mood sekarang,”
“kenapa? Kau masih merajuk dan menunggu Taeyong meminta maaf?” ledek Jaehyun.
“aniyo,” Sangkal Sejeong.
“bagus deh, setidaknya kau tak akan kesal karena Taeyong sepertinya tak peduli tuh. Semalaman dia hanya sibuk belajar, harusnya jika dia mengkhawatirkanmu pasti berusaha menghubungimu” ujar Jaehyun memanas-manasinya.
“kau juga sih yang salah, pakai acara ngambek”
“hyaa~ kau ini minta dipukul yah??” Sejeong terpancing.
“eheheh, bukan begitu...” Jaehyun melarikan diri sebelum kena tabok.
“Jaehyun, berhenti kau!” Sejeong mengejarnya.
“astaga, mereka mulai lagi,” kata Heechan ketika Jaehyun dan Sejeong melewatinya.
“oh? Apa ingatan Jaehyun sudah kembali?” Doyeon juga menyaksikan itu di dalam kelasnya.
“bukankah bagus jika ingatannya kembali?” ujar Somi.
“eh? Somi, kenapa kau?” Doyeon menatap bingung gadis itu, sekarang dia tak mengerti Somi sedang merencanakan apa. Di satu sisi dia berkencan dengan Jaehyun tapi tak terlihat bahagia dan di sisi lain, dia masih curi-curi kesempatan mendekati Taeyong.
“kau sedang memikirkan apa?” Yuta tiba-tiba menegurnya.
“lihat, sepertinya kakakmu itu sangat aneh akhir-akhir ini,” bisik Doyeon padanya.
“sudahlah, kau tak pantas terlihat peduli seperti itu,” ledek Yuta.
“cih, kau ini ngajak ribut yah?”
“jika kau ingin peduli, kembalikan uangku” Yuta menyodorkan tangannya.
“iya-iya, dasar rentenir pelit. Wleekk” ledek Doyeon.
Yuta malah tersenyum kecil melihat Doyeon merajuk padanya.
“Mark tangkap pria menyebalkan itu,” suruh Sejeong.
Mark langsung menahan tas Jaehyun dengan tangannya, “masih pagi loh, kalian sudah kejar-kejaran seperti dulu,” tegur Mark.
“di...dia ya...yang memulainya,” Sejeong terengah-engah karena terus berlari tadi.
“seperti dulu? apa kami selalu seperti ini,” tanya Jaehyun pada Mark.
“iya, ingatanmu bisa hilang tapi kebiasaan dan nalurimu itu masih saja sama,” jawab Mark.
“lupakan soal itu, ayo ikut denganku bermain basket. hari ini semua guru sedang rapat,”
“rapat?”
“kata Jisung akan ada pertemuan antara wali kelas dan orang tua siswa untuk membahas nilai mereka dan potensi kita lebih tepatnya di bidang apa,” Mina juga ikut bergabung dengan mereka, “ayo kita nonton pertandingan basket,” Mina juga menarik Sejeong ikut bersamanya.
“ayo ajak Chae-yeon,” usul Sejeong.
“kau benar, sudah lama kita tak pernah berkumpul bertiga,” Mina juga menyetujuinya.
Chae-yeon yang mengetahui tujuan rapat itu terlihat tegang di kursinya, “ayah dan ibu pasti tidak akan datang, mereka tak ingin dipermalukan karena nilaiku” dia kemudian menghela nafas panjang dengan raut sedih.
“Yeon-na, ayo kita nonton basket,” ajak Mina.
“selamat pagi,” Sejeong menyapanya.
“ka...kalian berdua kenapa disini? Ku pikir kalian tak suka padaku,”
KAMU SEDANG MEMBACA
"Our Youth" The end✓
Fanfiction~Cut Scene~ "Kalau begitu bantu aku," pinta Sejeong penuh harap. "Jadilah milikku," "APA?" "Dia tak akan menyentuh apapun yang menjadi milikku," ujar Taeyong meyakinkannya. "Apa kau suka padaku?" Tanya Sejeong. "Tidak!" "Cih, jadi apa maksudnya dia...