Hatinya teriris, dia mendengar jelas isakan tangis Haris. Pembicaraan yang menyedihkan antara Haris dan Delvin, namun ia masih ingin mendengar lebih apa yang akan Haris ungkapkan.
Jennie tadi sudah mendengar Delvin akan keluar sebentar. Meninggalkan Haris yang masih duduk membungkuk sambil terus mengusap lembut tangan Jennie.
"Kenapa kamu gak pernah bilang sama aku?"
"Kenapa kamu maksa mereka buat nutupin semuanya dari aku?"
Haris menunduk, ia menggigit bibirnya. Meredakan suara tangisnya. Jennie lemah, ia tidak bisa mendengar tangis Haris, rasanya sakit. Ia membuka matanya, menoleh lalu tersenyum tipis.
"Aku gak mau bikin Haris kepikiran."
Haris menoleh, ia langsung bangun dari duduknya. Ia mengusap kepala Jennie lembut, "Kamu udah sadar? Mana yang sakit?"
Jennie mengambil tangan Haris lalu merematnya, mengecup manis jari-jemari Haris. "Sakit semua. Aku gak mau jadi beban buat Haris, kamu udah banyak masalah kan? Aku gak mau nambah beban pikiran kamu."
"Haris. Aku saaayaaang banget sama Haris," ucap Jennie.
Haris mengangguk. "Iya. Aku tau,"
"Haris sayang sama aku juga gak?"
Haris mengangguk lalu menghapus tetesan air mata Jennie. "Sayang banget. Ngelebihin segalanya."
"Hariss, aku gak mau mati.." lirih Jennie.
▪︎BꓥNꓷ▪︎
1 minggu kemudian..
"Haris," panggil Jennie pelan. Tangannya gemetar, kali ini ia ditemani Haris untuk check up. Setelah perkataan Dokter tadi tentang kemoterapi, segala pikiran buruk muncul begitu saja di benak Jennie.
"Mm?" sahut Haris lembut.
"Aku gak mau kemo," lirih Jennie.
"Kenapa? Kamu harus kemo, sayang. Mau sehat kan? Mau kan nikah, punya anak cucu sama aku? Kalo gitu harus kemo supaya bisa ngewujudin mimpi kita." kata Haris meyakinkan.
"Kemo gak akan bikin aku kembali kayak semula. Kemo cuma buat penyebaran kanker aku melambat. Dia gak akan ngubah segalanya, pada akhirnya aku bakalan meninggal."
"Kamu ngomong apa sih?! Kamu udah janji gak akan bahas tentang itu ya.."
"Haris.. kalo aku kemo rambut aku bakalan rontok. Nanti jelek," isak Jennie. Haris tersenyum tipis lalu menarik Jennie kedalam pelukannya.
"Siapa yang bilang kamu jelek? Mau kamu punya rambut atau enggak, kamu bakalan tetep cantik." kata Haris.
"Bohong. Aku pokoknya gak mau kemo,"
"Jeeen.."
"GAK MAU HARIS! Pada akhirnya aku bakalan mati. Dan kemo justru bikin aku tambah sakit, aku capek.." lirih Jennie.
"Dengerin aku. Kalo kamu punya impian, kita harus perlu sakit dulu supaya impian itu terwujud. Kita sakit sama-sama ya? Nanti kalo rambut kamu rontok, aku juga bakalan potong abis rambutku. Supaya kita sama."
"Gak boleh. Aku aja yang sakit, kamu gak boleh." kata Jennie. Tak lama ia melepaskan pelukannya, Jennie menatap bola mata Haris yang memerah. "Haris jangan nangis. Yang sakit kan aku,"
Tak bisa. Air matanya menetes. Haris menunduk, bahunya mulai bergetar. Isak tangis mulai terdengar di lorong Rumah Sakit. Jennie ikut menangis, air matanya mengalir deras.
"Iya. Aku mau kemo, asal Haris jangan nangis. Ya?"
Haris mengangguk, masih dengan sisa isakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Band - khb [au] ✔
Fanficharis itu lebih keliatan kayak pelawak di banding anak band.