Nikah muda - Jenbin (OS)

590 108 53
                                    

Apa yang muncul di pikiran kalian tentang nikah muda?

Banyak yang bilang nikah muda itu bawa kegembiraan, bawa rezeki, dan lain-lain. Tapi nampaknya tuhan gak kasih itu ke Rinjani.

Dia dapet suami dari aplikasi dating online asal kalian tau. Pas itu katanya di bio 25 tahun, musisi. Fotonya ganteng banget waktu itu, senyumnya teduh banget. Alasan Rinjani download aplikasi itu? Orangtuanya maksa Rinjani buat nikah kalo emang punya pacar, atau bakalan di jodohin.

Berhubung dia gak punya pacar, jadi lah dia download aplikasi itu. Ketemu sama itu orang. Beda banget sama di foto. Pas ketemu langsung, gak ada tuh senyum manis kayak di foto, ketemu di cafe bisa-bisanya naik ojek online. Outfit nya oke sih, tapi kelakuannya enggak.

Dingin, cuek, bodoamatan, dan bukan tipe pendengar yang baik.

Singkatnya, cowok itu mau di peralat sama Rinjani sebagai 'fake husband'. Mereka nikah, tapi udah janji bakalan cerai dalam waktu 2 bulan. Untuk alasan, mereka bakalan pikirin itu.

Dan semenjak menikah itu, sifat asli itu cowok keliatan. Dia berisik, suka bikin lagu sampai larut malam, kelakuannya bikin istighfar, dan.. agak mesum.

< nikah muda >

"Aku mau pake baju," kata Rinjani begitu keluar dari kamar mandi dengan handuk dari atas dada sampai atas lutut.

Abimanyu noleh, wajahnya datar. Bodo amat, "Ya pake aja."

"Ih, mas keluar dulu!"

Abimanyu ngehela nafas berat terus nutup buku yang lagi dia baca. Gak lupa, Abimanyu juga ngelepas kacamatanya. "Gak mau. Buka aja sih handuknya, aku suami kamu, kalo kamu lupa."

"Suami di atas kontrak ya!" hentak Rinjani.

"Di atas kontrak kek, di bawah kontrak kek, yang pasti aku nyebut ijab qabul nama kamu lengkap dengan nama ayah kamu serta maharnya. jadi, aku suami kamu." jelas Abimanyu panjang lebar.

"IH TERSERAH! Keluar dulu!" kesal Rinjani, dia narik tangan Abimanyu sekuat mungkin.

"Kenapa sih? Lagian udah waktunya kali kamu ngelayanin aku." celetuk Abimanyu.

"MAS ABIM!"

Abimanyu ketawa pelan, dia berdiri. Tapi bukannya ke kanan alias pintu keluar dari kamar, Abimanyu justru ngedeketin Rinjani dengan kancing baju yang sengaja dia lepas.

"Mas mau ngapain?!"

"Ngawinin kamu lah," sahut Abimanyu semakin ngedeket.

"Jangan macem-macem ya Mas!" ancam Rinjani dengan suara gemetar.

Demi Allah, sekarang Rinjani takut setengah mati. Enggak, bukan setengah mati lagi, tapi mati.

"Kamu istriku, ayo layani aku." kata Abimanyu, mukanya sengaja dibikin keliatan pengen.

"GAMAU!" teriak Rinjani.

Abimanyu ketawa puas, dia bahkan sampai duduk-duduk. Gak sengaja, saking khidmatnya ketawa, Abimanyu gak sadar narik handuk Rinjani. Handuk itu jatuh begitu aja, Abimanyu kicep. Dia diem begitu tubuh polos Rinjani terpampang didepan matanya.

Abimanyu melotot, dia gak kedip. Sampai teriakan Rinjani bikin Abimanyu sadar terus lari dari kamar.

"ABIMANYU MESUM! IBU AKU DITELANJANGIN MAS ABIM!"

< nikah muda >

Hawa dingin nguasain meja makan, gak ada yang mulai obrolan, mau Rinjani, Abimanyu ataupun orangtua Rinjani. Iya, karena belum seminggu mereka nikah, Abimanyu sama Rinjani memutuskan buat tinggal sebentar di rumah orangtua Rinjani.

"Ini ada apa sih? Kenapa hawanya mencekam banget ada di dekat kalian?" tanya Ibu Rinjani.

Bapak Rinjani ikut ngangguk, "Iyo. Bapak jadi merinding. Kayak dikelilingi setan,"

"Kalian ada apa toh? Masa baru kemarin nikah udah marahan gini?"

"Itu Bu, Rinjani marah sama saya. Soalnya handuk dia saya tarik," jelas Abimanyu.

"Telanjang gitu?" tanya Bapak.

Abimanyu ngangguk.

"Ya kalian kan udah nikah, apa salahnya emang kalo hal itu terjadi? Kan sing halal, pahala toh jadinya." sahut Bapak.

"Jangan bilang kalian belum sunah Rosul semalam?" tanya Ibu.

Abimanyu ngangguk, "Saya gak akan mulai sebelum Rinjani siap Bu. Saya gak mau nyakitin Rinjani,"

"Astaghfirullah Rinjani. Eling ndo eling, Abim itu suami kamu. Sudah sepatutnya kamu kasih seluruh tubuh kamu untuk Abim." nasihat Ibu.

"Ta–tapi Jani belum siap Bu,"

"Kalo begitu, kapan Ibu sama Bapak dapat cucu? Umur Ibu sama Bapak udah gak muda lagi loh Jan, sudah rentan. Kalo kata orangtua jaman dulu mah tinggal giliran. Kamu gak mau kasih Ibu sama Bapak cucu sebelum kami meninggal?"

Mata Rinjani berkaca. "Ibu jangan bilang begitu.."

"Ya makanya kamu yang cepet kasih Ibu sama Bapak cucu."

< nikah muda >

"Mas Abim," panggil Rinjani.

Abimanyu yang tadinya lagi ngetik sesuatu di laptopnya nyahut, "Kenapa?"

"Aku kepikiran yang dibilang Ibu. Tapi aku sama mas Abim kan cuma kontrak dua bulan, aku takut hamil dan mas Abim ninggalin aku. Aku janda dong dalam keadaan hamil? Kalo aku sih gak apa, tapi nanti anakku lahir tanpa ayah.."

Abimanyu nutup layar laptopnya, dia nyamperin Rinjani terus ngusap tangan Rinjani lembut. Posisi mereka sekarang ada di ranjang. Abimanyu duduk, Rinjani tiduran.

"Kalo kamu hamil, kita perpanjang kontrak gimana?" tanya Abimanyu.

"Berapa bulan?"

"Seumur hidup." sahut Abimanyu.

"Ma—"

"Ayo turutin mau Ibu, kita kasih beliau cucu."

Selanjutnya, suara decapan itu memenuhi ruangan. Ranjang berdecit dan bau keringat. Serta desahan panjang.

< nikah muda >

end.


an

helaw. ini oneshot ya! kalo dibikin series, ada yang exited?

Band - khb [au] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang