2. Diserang

84 30 64
                                    

"Aseya milik orang tua nya, bukan lo."sahut aras tersenyum mengejek, devan mengepalkan tangan nya kuat-kuat, bersiap ingin memukul aras namun sebuah kalimat dari aras memukul telak keberanian devan.

"Aska udah tau rencana kalian."

Aras tertawa melihat ekspresi devan yang sedikit pucat, ia bangkit dan berjalan menghampirinya, kemudian menepuk keras punggung devan, membuatnya nyaris terjungkal,

Bian dan carel saling bertatapan, mereka saling memberikan senyum kemudian membuang muka karna berusaha menahan tawa melihat devan yang tiba-tiba lemah.

"Lo pikir.. lo hebat dari gue?"bisik aras

"Lo pikir cara ini bisa buat gue mundur?"tanya devan balik, ia menatap aras dengan seringai dibibirnya.

"Bisa, bahkan aseya sendiri yang bakal nyuruh lo mundur. Lo lupa,lo mantan terburuk dia?"tekan aras di akhir kalimat, devan terdiam ,terlihat terkejut mengetahui bahwa aras juga mencari tahu masa lalunya.

"Lo pikir aska mau?"

Pertanyaan ini langsung membuat devan kalah telak. Aras tersenyum.

"mundur atau siap-siap kalah, itu pilihan lo bukan gue."

"Saat ini gue emang ngga bisa balas kata-kata lo.. tapi saat pertempuran itu tiba, gue bakal bunuh lo." Devan berbalik badan dan melangkah pergi meninggalkan kantin diiringi anak buah nya yang mengekori.

"KENA MENTAL YA MAS?"Teriak bian sebelum devan benar-benar pergi dari kantin.

Kemudian bian dan carel tertawa terbahak-bahak hingga perut mereka sakit, bagaimana jika semua orang tahu ketua dari geng kava tidak berkutik di hadapan aras?

"Dia mantan aseya?"tanya elang menaikkan sebelah alisnya, menatap aras meminta penjelasan.

Aras mengangguk sebagai jawaban. Dirga melirik bian dan carel yang masih tertawa,"lu berdua ngga takut kesurupan?"

"Gila ngakak banget badannya letoy gitu!!", lagi dan lagi dua manusia itu tertawa tanpa henti hanya karna ucapan carel.

Dirga mendengus kecil, berteman selama beberapa tahun membuat ia memaklumi kegilaan mereka berdua.

"Hari ini ada penyerangan, siap-siap. "ucap aras tiba-tiba setelah bian dan carel berhenti tertawa.

"Siapa lagi?"tanya dirga

"Geng kava."

"Perasaan lo disini doang, kapan dapet infonya?"bingung elang

"Lo cenayang ras?"tanya carel

Aras mendengus, berusaha sabar. "Kebiasaan mereka kan gitu, kalian lupa?"

"Gue lagi pikun"sahut bian

"Belum tua udah pikun, apalagi tua, jangan sampe lu kira lu udah mati padahal masih hidup."balas elang menghela pendek.

"Anjir ngga gitu juga!"

"Terus lu gali kuburan lu sendiri."aras menimpali.

"Dark anjing!!"seru dirga

"Oh ya.. siapin kotak P3K yak, di basecamp semua persediaan abis, eh lang lo aja yang beli."ucap aras ketika baru ingat sesuatu yang hampir terlupa sepenuhnya, ia menatap elang.

Elang tersenyum tertekan, pasrah karna ia selalu menjadi sasaran membeli persediaan basecamp.

"Gue mulu anjir."

"Kalo lo yang beli pasti dikasih diskon, soalnya lo ganteng."ucap dirga berusaha membujuk elang dengan memujinya agar bukan ia yang disuruh.

"Ada maunya aja lo bilang gue ganteng."

ARAS / On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang