Mengapa kebencian harus tercipta jika kita semua bisa saling menyayangi?
Mengapa kemarahan harus ada jika kita bisa saling mengerti?
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Ya! Lagi-lagi kau membuang airpod milikku, huh!" Terdengar sebuah teriakan dari salah satu kamar di lantai dua.
"Jangan asal menuduh! Kau saja yang tidak bisa menjaga barang-barang milikmu!" Terdengar teriakan kedua dari depan kamar yang sama.
Seorang pemuda berusia 24 tahun terlihat membuka pintu kamar yang terletak di depan pintu tangga. Namanya Kim Jungkook. Ia memperhatikan kamar paling ujung, kedua saudaranya tengah bertengkar di depan kamar itu. Kim Seokjin, usianya 28 tahun. Dia adalah kakak pertamanya yang ada di depan pintu. Dan pemuda yang sedang berkacak pinggang di depan kamar Seokjin, dia adalah Kim Jimin, usianya 25 tahun. Dia adalah kakak keduanya.
Kedua kakak Jungkook memang selalu seperti itu. Mereka akan bertengkar tiap kali ada kesempatan. Dan itu benar-benar membuat kepalanya sangat pusing.
"Apa yang kalian ributkan, Hyung? Kalian selalu saja berteriak." Tanya Jungkook sambil memutar bola matanya dengan malas.
"Jimin menuduhku membuang airpod miliknya!" Jawab Seokjin sambil menunjuk muka pemuda yang ada di hadapannya.
"Kalau bukan kau siapa lagi? Hanya kau yang suka membuang barang-barang milikku seenaknya." Tanya Jimin tak terima.
"Itu karena kau selalu saja sembarangan." Seokjin membela diri.
"Sudah, Hyung. Jangan bertengkar!" Kata Jungkook melerai. Membuat kedua pemuda di hadapannya menyilangkan kedua tangan mereka di depan dada dengan kesal.
"Hyung!" Panggil Jungkook.
"Wae?" Tanya Seokjin dan Jimin bersamaan.
"Maksudku Jimin Hyung." Ralat Jungkook sambil tersenyum. Seokjin melengos dan berdecak.
"Wae?" Tanya Jimin masih dengan nada suara yang kesal.
"Hyung sudah memeriksa airpod milik Hyung di atas lemari pendingin? Beberapa waktu lalu, aku melihat Sehunie Hyung meletakkannya di atas lemari pendingin." Tanya Jungkook yang membuat JImin terkesiap. Ia baru ingat bahwa ia pernah meletakkannya di atas meja makan. Mungkin ia lupa dan Sehun sudah menyimpan barang itu untuknya.
Sehun adalah nama pemuda yang bekerja di rumah keluarga Kim sebagai asisten pribadi Seokjin, Jimin dan Jungkook. Namun, Sehun lebih sering menghabiskan waktunya bersama Jungkook hingga sekarang.
"See? Sudah ku bilang aku tidak membuangnya!" Cecar Seokjin yang membuat Jimin segera menuju ke dapur yang ada di lantai satu. Ia mencari airpod miliknya di atas lemari pendingin. Dan benar saja, sepasang barang mungil itu ada di sana.
"Eoh, Jimin-ah. Apa yang kau cari?" Tanya seorang pemuda berusia 26 tahun. Dialah Sehun yang tadi dibicarakan oleh Jungkook. Jimin menunjukkan airpod yang ada dalam genggamannya.
"Oh, beberapa waktu lalu aku menyimpannya. Joesonghaeyo, aku lupa tidak mengatakannya padamu." Ucap Sehun dengan dahi berkerut. Jimin hanya mengangguk. Ia kemudian segera kembali ke kamarnya di lantai dua.
Pemuda itu menatap Seokjin yang masih berdiri di depan kamarnya. Ia terus menatapnya dengan kesal ke arahnya. Tanpa peduli pada si sulung, ia segera memasuki kamar yang ada di tengah. Itulah kamarnya.
Jungkook menghela napas. Ia segera mendekati sang kakak yang masih sangat kesal karena tuduhan Jimin.
"Hyungie..." Panggil Jungkook. Seokjin menatapnya sesaat lalu segera berpaling.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hyeongje
FanfictionKetika seorang Kim Jungkook tidak punya pilihan! Hubungan Jungkook dengan kedua kakaknya bisa dibilang cukup baik. Baik Seokjin maupun Jimin, keduanya begitu menyayangi dirinya. Hanya saja ... menyaksikan kebencian antara si sulung dan kakak keduany...