Prolog

6 1 0
                                    

Terkadang hidup tak harus memiliki semuanya, namun mensyukurinya jauh lebih indah.

___PERMAIANAN LANGIT____
@almiraana_31


"Mama nggak suka kamu deket sama perempuan gak jelas itu!" Suara Meira naik satu oktav.

Meira maju dua langkah lebih dekat didepan Azka.

"Sekali lagi mama lihat kamu masih berhubungan sama perempuan itu. Mama nggak akan pernah nganggap kamu sebagai anak mama lagi!" Ancam Meira dengan nada penuh tekanan di akhir kalimat.

"Ma, Azka nggak cinta sama Naumi. Dia itu jahat! Dia nggak seperti yang mama kira."

Meira tidak merespon perkataan anak semata wayangnya itu. Dirinya terus berjalan menaiki anak tangga. Kebencian di hatinya sudah tak dapat di perkirakan lagi. Sebenarnya Meira sangat sayang kepada Azka, dia hanya tidak mau putra kesayangannya itu salah pilih pasangan. Apalagi zaman sekarang semuanya di nilai dari harta.

Aarrghh!!

Azka mengusap wajahnya secara gusar. Dia mengacak - acak rambutnya. Sungguh frustasi rasanya ketika niat baiknya untuk menikahi wanita pilihan hatinya tapi tidak mendapat restu dari orang tua. Sedangkan Azka tidak mungkin mengajak perempuan itu untuk kawin lari. Karena dirinya tahu, restu Allah ada pada restu orang tua.

Bugh!!!

Azka membuang bantal kecil yang ada di atas sofa secara kasar. Dia duduk menunduk dengan kedua tangan yang memegang kepala.

Mana mungkin Azka menikah dengan orang yang tak di harapkan kedatangannya. Mana mungkin dia bisa hidup bahagia dengan orang yang tidak ia cintai. Apalagi Azka sudah tau semua kebusukan Naumi selama ini. Naumi hanya mengincar harta Azka. Cewek matre seperti Naumi tidak pantas menjadi pendamping hidupnya, pikir Azka.

Dret dret dret

Handphone Azka bergetar. Azka merogoh saku celananya.

"Halo" salam Azka saat benda berbentuk persegi itu sudah menempel di telinganya.

"Halo dok, ini ada korban kecelakaan yang harus segera dokter tangani. Pasien mengalami cidera di bagian kepala."

"Lakukan penyelamatan, saya akan segera kesana" Azka mematikan sambungan telepon. Tangannya dengan cepat menyambar jas kebanggaannya yang tergeletak di atas sofa.

Sebagai dokter muda yang profesional, Azka harus tetap datang ke rumah sakit apapun keadaanya. Azka harus bisa mengesampingkan egonya demi menyelamatkan nyawa orang lain. Ini sudah menjadi tanggung jawabnya. Dirinya sudah di sumpah untuk lebih mengutamakan pasien dibandingkan dengan urusan lainnya.

Azka mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi, butuh waktu sekitar 15 menit untuk sampai di rumah sakit. Azka segera keluar mobil dan memakai jas putihnya, lalu dia bergegas menuju ruang instalasi gawat darurat. Terlihat di dekat pintu seorang lelaki tengah menenangkan perempuan di sampingnya. Azka tak menghiraukan hal itu, dirinya langsung masuk kedalam. Dalam ruangan sudah terdapat  3 perawat yang sedang melakukan pembersihan luka terhadap pasien.

"Kenapa bisa seperti ini?" Tanya Azka dengan mata yang teliti saat memeriksa kondisi pasien.

"Kecelakaan apa? Kenapa sampai separah ini?" Tanyanya lagi

"Menurut keluarganya, mobil yang dikendarainya mengalami rem blong, kemudian menabrak pembatas jalan. Karena kecepatan pengendara yang terlalu tinggi, serta tidak memakai sabuk pengaman karena merasa aman duduk di bangku belakang, akhirnya pasien mengalami benturan yang sangat keras di kepalanya saat kecelakaan berlangsung" Jelas ns. Rani.

PERMAINAN LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang