Bukan tidak mampu bergaya seperti mereka. Tapi sadar, keadaan mencari uang tidak semudah mengedipkan mata.
___PERMAINAN LANGIT___
@almiraana_31
Hilda tengah sibuk menyiapkan sarapan pagi untuk kedua adiknya. Pagi ini ia memasak nasi goreng sama telur ceplok. Tangannya dengan lihai memainkan peralatan dapur. Memasak seakan menjadi hal biasa bagi Hilda. Dia belajar memasak dari sang Ibu. Dulu setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Hilda selalu membantu Ibunya di dapur. Waktu itu belum ada Nabila, baru ada Dirinya, Ajeng, Ibu dan Bapak.Setelah sarapan pagi tertata rapi di meja makan. Hilda menuju kamar Nabila. Mengecek apakah sang adik sudah siap atau belum. Di dapatinya Nabila sudah siap dengan seragam SD yang pas di badannya. Hilda mengajak adiknya untuk keluar kamar.
"Kak, beliin Ajeng sepatu baru dong. Liat nih, sepatu ajeng udah jelek, mau jebol lagi" Ajeng mengomel diatas kursi sambil mengenakan sepatu.
"Iya, kamu sabar ya. Doain kakak, semoga hari ini kakak dapet uang banyak."
"Emang kakak kerja apa sih?"
"Ngumpulin botol plastik."
"Apa? Kakak mulung? Aduh kak, yang bener aja. Ntar kalau ada temen aku yang liat gimana? Bisa malu aku punya kakak pemulung. Nyari kerja itu yang bener dikit dong kak! Masa mulung" Ajeng mulai beranjak dari tempat duduknya.
"Kemarin kakak udah nyari kemana mana, tapi ga dapet. Ya mungkin rezekinya ada di situ." Jelas Hilda
"Pemulung itu kan halal kak. Yang penting gak nyuri" sahut Nabila.
"Heh anak kecil, tau apa lo soal halal haram. Udah ah, Ajeng sarapan di sekolah aja. Males makan disini. Mana uang sakunya?!"
Hilda merogoh saku yang menempel di bajunya. Dia mengambil uang dari dalam sakunya. Hanya ada 10 ribu.
"Lama banget sih!" tangan Ajeng mengambil uang itu secara kasar.
"Jangan diambil semua. Sebagian buat Nabila" cegah Hilda namun tak di dengar oleh Ajeng. Dia sudah lebih dulu pergi.
Hilda sudah tidak punya uang simpanan lagi. Itu uang terakhir yang ia punya. Sedangkan Nabila belum ada uang saku.
"Udah kak gapapa, nanti Nabila bawa bekal nasi goreng buatan kakak aja." Ujar Nabila sambil tersenyum.
"Ya Allah dek, maafin kakak yah."
"Bukan salah kakak, kenapa kakak minta maaf?"
Hilda hanya tersenyum menanggapi perkataan adiknya.
*Disekolahan Nabila
Bel berbunyi nyaring. Semua siswa berhamburan keluar kelas. Abang abang penjual jajanan di pintu gerbang mulai di kerubungi siswa.
Nabila berjalan keluar kelas. Ia melihat teman sekelasnya, Adit, yang duduk sendirian di kursi panjang.
"Kamu kenapa?" Tanya Nabila saat dia sudah berada di dekat Adit.
"Aku lupa bawa uang saku." Jawab Adit
Nabila mulai duduk di samping Adit.
"Makan bareng aku aja yuk." Nabila mulai membuka bekalnya. Kini posisi Nabila dan Adit sudah berhadap hadapan.
"Ini nasi goreng buatan kakak aku. Enak banget. Kamu harus coba" Nabila memberikan sendoknya ke Adit. Adit mulai memasukan satu suap nasi goreng ke mulut nya.
"Enak kan?" Tanya Nabila saat Adit mulai mengunyah nasi goreng. Adit mengangguk sambil tersenyum. Mereka berdua sibuk menikmati nasi goreng buatan Hilda.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERMAINAN LANGIT
ספרות נוער"Kenapa dokter seringnya berjodoh dengan dokter juga?" "Karena dosisnya sama!" . . . . Dari pada gaje disini, mending langsung aja yuk baca ceritanya. Lets see what will happen ... Baca, dan jadilah pembaca yang setia yang baik yang suka vote yan...