Hari berganti bulan . Sekarang sudah 1 bulan semenjak kejadian berantemnya seokjin dan Jimin.
Dari keduanya tidak ada kabar seperti tertelan bumi. Berita gosip atau semacamnya tidak memperlihatkan kegiatan mereka . Aera tenang sekaligus sedih. Prasaan apa ntah Aera tidak mengerti.
Awalnya dia berharap seokjin akan berbicara sendiri prihal setatusnya dengan anak-anaknya. Tapi ternyata itu semua hanya hayalannya saja. Berhari-hari Aera tidak pernah menjawab setiap.pertanyaan kedua anaknya meengenai seokjin, Aera begitu bingung harus memulai dari mana.
" Mom ". Teriak yoosun di sebrang jalan. Aera melambai dan tersenyum.
Yoosun begitu gembira dengan seragam TK yang ia kenakan. Tangan mungilnya di genggam lembut oleh seseorang yang tidak lain adalah dadynya sendiri.
Begitu terkejutnya Aera sampai tidak menyadari seokjin dan kedua anaknya sedang berjalan ke arahnya.
Lagi dan lagi... Aera menangis melihat ketiga orang yang ia sayang itu berjalan dengan senyum yang tidak pernah sebahagia itu dari wajah kedua anaknya. Mereka bertiga seperti duplikat tidak ada perbedaan diantara anak kembar dan ayanhnya .Tuk!!
Awh?
" Melamun ". Uajar seokjin saat melihat Aera yang tanpa ekspresi saat mereka berhadapan. Dan ternyata Aera melamun. Sungguh kebiasaan buruk yang lucu.
" Tidak ". Jawab Aera mengusap keningnya yang terasa panas karna sentilan seokjin .
" Apa sesakit itu ".
" Kau lihat saja sendiri "
" Oh astaga dad... Kening momy merah ". Yoosun menutup mulutnya .
Seokjin hendak mendekat tapi Aera menahan dadanya dan berucap.
" Kamu harus jelaskan ini semua jin ". Aera yang tersenyum mengusap kepal yoosun.
" Anan juga mau di cium momy ". Si gadis gembul itu merajuk .
Aera mencium yooan dan mereka berpelukan. Seokjin hanya tersenyum dengan tangan setia di genggaman anak laki laki nya.
" Kita cari makan dulu anak-anak sudah kelaparan pasti. Setelah itu aku jelaskan semua yang kamu tanyakan ". Seokjin menggendong yoosun dan tangan seokjin menggandeng Aera yang juga menggendong yooan...
Sungguh gambaran keluarga yang indah. Luka luka yang Aera tahan selama bertahun-tahun kini terobati . Dengan kebersamaan keluarga yang seutuhnya. Canda tawa kedua anaknya bersama sang Daddy . Aera cukup menikmati pemandangan itu di depannya dengan hati menghangat dan ras syukur yang berlimpah.
..
" Aku akan menginap di sini. Pagi nanti kita harus ke Seoul ". Ujar seokjin menutup pintu kamar kedua anaknya.
Mereka langsung pulang setelah menghabiskan waktu bersama2 untuk makan dan jalan-jalan menuruti keinginan anak perempuannya ..8
Aera mengikuti seokjin yang duduk di sofa ruang tv . Pria itu amat sangat kelelahan dan Aera menyadarinya .
Setelah makan di luar lalu bermain hingga sore dan baru sampai rumah saat langit semakin gelap, mereka menikmati momen indah itu seharian layaknya keluarga yang sebenranya.
" Kita bicarakan itu nanti. Kamu mandi dulu aku buatkan teh hangat ". Jawab Aera berdiri dan melenggang pergi ke dapur ...
" Baiklah ".
Seokjin pergi mandi dan Aera sibuk di dapur untuk membuat teh hangat .
Tidak butuh waktu satu jam seokjin selesai mandi dan melihat Aera yang berdiri di depan Jendela menatap jauh halaman rumahnya yang selama ini ia tempati bersama kedua anaknya.
" Kehidupanmu disana bersamaku, aku tau apa yang kamu takutkan". Ujar seokjin. Tubuh Aera menegang karna tiba-tiba2 seokjin memeluknya dari belakang dengan erat ...
" Aku hanya takut anak-anak tidak terbiasa dengan suasana disana. Aku takut anak-anak kenapa-kenapa jin ". Jawab Aera mengusap punggung tangan seokjin yang melingkar di perutnya, masih setia menatap keluar jendela.
Cup!
" Kamu meragukan aku lagi seperti 5 tahun lalu ". Lirih seokjin dia melepas pelukannya dari tubuh Aera setelah satu kecupan mendarat di punggung polos Aera .
Seokjin berjalan ke sofa tempatnya tadi duduk dan menyeruput teh buatan Aera yang hampir dingin. Keduanya sibuk dengan egonya masing-masing tanpa bicara satu sama lain di posisi semula.
Aera yang melihat punggung seokjin lalu membuang nafasnya berat. Dia berjalan ke arah sofa dimana seokjin tengah duduk dengan terus menatap teh buatan Aera .
" Aku percaya sama kamu jin. Hanya saja dulu ... ". Aera tidak melanjutkan ucapannya.
" Dulu kenapa? ". Tanya seokjin menoleh pada Aera yang sekarang duduk di sampingnya.
" Dulu... Caramu mencintaiku itu sangat jahat jin. Caramu melindungiku itu salah . Tanpa kamu sadari aku selalu terluka dengan alasan kamu mencintaiku ". Lirih Aera butir air mata jatuh dengan sendirinya saat Aera mengatakan itu di depan seokjin.
Pria itu menatap dalam-dalam kedua bola mata indah yang bertahun lamanya ia rindukan. Mata teduh yang setiap hari mampu membuatnya jatuh cinta terus menerus . Wajah polos yang kadang menyebalkan oleh sikap manjanya . Sungguh seokjin sangat merindukan wanita yang berada di depannya sekarang ini. Rindu yang menjadi sangat sakit jika mengingat kesalahanya di masa lalu .
Tapi sekarang seokjin bertekad apapun yang terjadi frasyanya dan kedua anaknya akan tetap bersamanya seberat apapun rintangannya kedepan dia tidak akan melakukan kesalahan yang sama .
" I'm sorry my dear... sorry..".
Seokjin memeluk erat Aera membenamkan wajah sembab wanitanya . Membiarkan Aera menangis menumpahkan rasa sesak atas perbuatannya bertahun-tahun lamanya .
KAMU SEDANG MEMBACA
We love you daddy
RomanceKisah yang tak seharusnya terjadi , itu terjadi begitu saja tanpa izin dalam hidup Aera frasya. gadis manis yang polos. Dia bertahan hidup dengan mengandalkan tenaganya sendiri di negara salju. hingga akhirnya dia bertemu dengan sebuah kesalahan...