Bertemu dengan mu bukan hal yang aku sesali. Begitu juga dengan jatuh cinta kepadamu. Jatuh cinta kepadamu terlalu rumit, selain perbedaan usia kita juga berbeda dalam urusan iman dan kini waktunya tiba untuk berpisah walaupun perasaan masih mengikat satu sama lain
Aku berbohong mengenai aku menyesali pertemuan itu. Aku tidak pernah menyesal karena telah membantu mu. Tidak sedikitpun rasa menyesal ada di dalam benakku. Walaupun terkadang aku masih berfikir apa aku harus menyesali nya atau tidak? tapi menurutku aku tidak perlu menyesalinya,karena apa?karena berkat kamu, hidupku lebih mempunyai banyak cerita
Jika waktu bisa kuputar, mungkin aku akan lebih memilih memutar waktu dimana kau dilahirkan dan menyuruh orang tua kamu untuk mengadzani mu agar kita bisa bersama atau aku bisa menciptakan perpisahan dengan layak. Bukan perpisahan yang mengutarakan kata kata kejam tetapi perpisahan yang diakhiri dengan senyuman manis
Jika aku dikasih permintaan mungkin aku akan langsung memikirkan mu. Meminta tuhan agar kamu bisa seiman denganku. Cinta beda agama akan berakhir menyedihkan. Bahkan kemungkinan kecil akan berakhir bahagia
Terkadang aku juga bingung, mengapa diantara insan di dunia hanya kamu yang aku suka. Walaupun aku tahu betul bagaimana akhir kisah kita
Seseorang yang memberikan ku bahagia sekaligus luka
Lambat laun aku bisa menerimanya
Kuncinya hanya satu yaitu menerima kenyataan
Kenyataan disini adalah kenyataan bahwa bagaimana pun juga akhir kita akan menyedihkan. Kita tidak bisa menentang akhir yang telah ditentukan oleh yang mahakuasa
Lalu untuk apa kita dipertemukan?
Mungkin kita dipertemukan hanya untuk saling mengenal bukan bersatu. Jadi tidak heran jika akhirnya akan menyedihkan
Namun ada satu hal yang aku sadari, bahwa kenangan tidak akan hilang tetapi kenangan akan selalu tersimpan rapih di dalam hati dan hati harus siap menerima segala kenangan tersebut walaupun kenangan itu terlalu menyakitkan.
Intinya kita harus menerima semua kenangan menyedihkan, menyakitkan maupun kenangan bahagia
Dan ini akhir dari kisah ku dengan seseorang idol,Kim Seokjin yang berakhir menyedihkan 💔
Ia pun menutup bukunya yang diakhiri dengan tanda hati yang patah. Ia menatap sekeliling kedai ini yang tidak pernah berubah dari tahun ke tahun bahkan tempat dimana ia selalu duduk bersama dengan lelaki itu masih tersusun rapih di kedai ini
Perempuan rambut panjang yang dibentuk segi layer panjang tengah duduk santai. Ia kembali memikirkan zaman dimana ia masih bersikap anak kecil dan merasa sok dewasa. Ia tertawa kecil mengingat betapa bijaknya dulu mengucapkan kata perpisahan kepada lelaki itu
"Thania"panggil seseorang yang membuatnya menatap seorang lelaki dengan jas hitamnya yang baru saja duduk di depannya
"Gue cariin lo ternyata lo ada di kedai ini"lanjutnya
"Iya,gue lagi pengen disini"
Laki-laki itu terdiam saat matanya menatap sorot mata Thania yang kini tengah menatap rindu tempat dimana Thania dan lelaki itu selalu duduk
"Than,lo sibuk nggak?"
"Nggak"ucap Thania yang menatap laki-laki didepannya
"Jalan mau nggak?"
"Bukannya lo yang selalu sibuk dari gue,Vin?"tanya Thania kepada lelaki di depannya,Vino
"Terakhir kali kita jalan lo di telfon sama sekretaris lo kalau ada klien penting yang datang mendadak ke perusahaan lo"lanjutnya membuat Vino tersenyum lebar memperlihatkan gigi ratanya
KAMU SEDANG MEMBACA
Idol || Kim Seokjin ✓
Roman pour AdolescentsCoba deh kalian bayangkan kalau misalnya kalian bertemu dengan idola kalian, bagaimana perasaan kalian kalau itu terjadi? tentunya akan sangat senang bukan Perasaan senang lah yang akan dirasakan seorang gadis SMA saat bertemu dengan idolanya namun...