{1}

1.1K 124 0
                                    

"Ugh..dimana gue?" Ucapku sambil memegangi kepalaku yang terasa berdenyut.

[Halo tuan~]

"Siapa?" Aku mengedarkan pandanganku ke penjuru ruangan yang kini ku tempati, tapi tak ada siapapun disini selain aku. Lalu, suara siapa tadi?

[Kamu mencari apa tuan?], tanya suara itu lagi.

"Woi siapa lo? kalau berani keluar sekarang," tantangku setengah berteriak.

[Huhu~~ apakah tuan telah melupakanku? padahal beberapa waktu lalu kita bertemu loh~]

Aku mengerutkan alis bingung,"Gak usah basa-basi bisa gak? to the point," titahku.

[Apakah tuan ingat keinginan tuan sebelum meninggal?]

"Hm? yang mana?"ucapku berasa mengingat-ingat. Ah, aku ingat sekarang....

"Sistem yang kayak di anime..."gumamku.

[Nah, itu. Dan aku adalah realisasi dari permintaan tuan itu.]

Aku menganggukan kepalaku pelan.
"Lalu nama lo siapa? lo transparan atau gimana kok gak keliatan?"

[Aku belum mempunyai nama tuan, tuan tak bisa melihatku karena aku sistem yang sudah melekat di dalam pikiran master. Dan tugasku adalah membantu tuan untuk bertahan hidup di dunia baru tuan.]

Aku mengangguk-anggukkan kepalaku lagi. Otakku masih berusaha mencerna semua informasi yang baru kudapat hari ini.

Jadi bisa disimpulkan bahwa aku sebenarnya sudah mati di dunia lamaku, dan sekarang aku bertransmigrasi ke dunia ini. Dan yang menarik adalah harapan terakhirku sebelum meninggal justru terkabul sekarang.

Aku tersenyum sendiri mengingat keberuntungan seperti apa yang akan terjadi padaku, hehe~

"Namamu sekarang Ken."

[Baik tuan~]

"Ken, apakah aku sekarang kaya?"tanyaku tiba-tiba

[Seperti yang tuan lihat di cuplikan sebelumnya. Tuan memang kaya.]

Senyumku bertambah lebar.
"Ken, apakah kamu kaya?"tanyaku lagi

[Tent–, eh apa mak-maksud tuan? ]

"Ck, jawab saja,"tuntutku tidak sabaran

[Iya tuan, bisa dibilang begitu]

“Yeyy, otw kaya gue, mwuehehehe.....” sorakku dalam hati.

Wahai kehidupan yang damai aku datang~

Ceklek

Pintu terbuka menampilkan seorang wanita berpakaian seragam pelayan masuk ke kamar yang kutempati.

Eh, kamar? ruangan yang kutempati sekarang bisa disebut kamar kah? Errr, menurutku ini terlalu mewah untuk sekedar kamar.

"Nona sudah bangun?"tanya wanita itu lembut.

"Hm, sudah"jawabku pelan.

Kulihat wanita itu berjalan mendekatiku sambil tersenyum lembut.
" Karena nona sudah bangun, saya akan segera menyiapkan air untuk nona mandi," katanya masih dengan senyuman lalu berjalan ke arah sebuah pintu yang kutebak sebagai pintu kamar mandi.

Sekitar 5 menit kemudian wanita tadi keluar lagi,"nona air mandi sudah siap, mari nona saya bantu,"

Belum sempat aku melayangkan protes, wanita itu menarikku–ralat–menyeretku ke kamar mandi, lalu tanpa aba-aba melepaskan pakaian yang kukenakan.

The Villainess ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang