Malamnya, Minjeong beserta 3 muridnya telah berada di sebuah hutan untuk istirahat disana. 3 murid Minjeong itu kini tengah duduk di depan api unggun. Sedangkan Minjeong tampak sibuk memahat patung biksu miliknya di tengah tengah cahaya bulan agar dapat pencahayaan.
Dan sudah sejak dari tadi juga, Ningning masih terus cegukkan dikarnakan efek terkena racun laba laba tadi. Bahkan, Ningning sudah menunjukkan setengah dari wujudnya sebagai ratu siluman ikan utara.
"Hei, kau lihat itu tadi? Dia sangat cantik. Astaga. Kau hampir terlihat lebih cantik dari aku, Ning. Kau tau itu?" Kata Giselle begitu selesai melihat wujud Ningning yang sebentar lagi akan muncul.
"Tentu saja aku tau, kak. Dan kau juga pasti sudah tidak tahan lagi kan?" Balas Ningning sembari sibuk mengipas masakkan makan malam mereka yang tengah di masak di atas api unggun.
"Tentu saja tidak, Ning. Bagaimana denganmu?" Tanya Giselle balik.
"Hei, apa yang dilakukan si bantet itu di atas sana?" Tanya Jimin yang sedari tadi tidak melepaskan pandangannya pada Minjeong.
"Dia sedang berpikir, kak" Jawab Ningning.
"Pikir apa?" Tanya Jimin.
"Tentang nona Yeoreum" Jawab Ningning.
"Cih! Aku tidak perduli siapapun yang ada di pikirannya! Walaupun dia adalah teman dari si bantet itu, aku tidak bisa menunjukkan wujud aslinya padanya! Tapi, dia sudah berpikir terlalu jauh! Berbaring disampingku dan memelukku dengan lemah lembut lalu, menyentuh tubuhku dan bertanya 'apa aku merindukannya?' Hanya dengan memikirkan orang itu saja sudah membuatku merinding!" Kata Jimin kesal.
"Wah! Itu harus cepat dihentikan, kak. Lagian, kenapa kau tidak bunuh saja dia?" Tanya Ningning.
Deg!
Sontak perkataan Ningning membuat Jimin menatapnya.
"Kau tidak bisa melakukan itu, kan? Kau selalu saja menari dikarnakan lagu yang dinyanyikan Minjeong. Lupakan saja, kak!" Kata Giselle.
"Kalau begitu, aku akan menarik lidahnya sampai keluar dan menariknya dalam 1 ikatan! Dan dengan begitu, judul lagu apa lagi yang akan dinyanyikannya?! AESPA NEXT LEVEL?!" Balas Jimin.
"Dia masih punya jurus tapak buddha, kak" Kata Giselle.
"Aku tidak takut! Aku akan mematahkan tangannya kalau sampai itu terjadi! Dan dengan begitu, apa dia bisa memakai jurus tapak buddhanya itu?!" Balas Jimin.
NingSelle sontak memalingkan muka mereka kala melihat Minjeong yang tiba tiba sudah ada di belakang Jimin.
Melihat reaksi 2 adiknya, Jimin pun mengangkat mukanya ke atas dan dilihatnya Minjeong yang sudah berdiri di belakangnya.
"Guru, sudah berapa lama kau berdiri disana?" Tanya Jimin.
"Ah, baru saja. Lagian aku kesini hanya untuk melihat apa yang sedang kalian bertiga lakukan. Jangan khawatir. Aku tidak mendengar apapun" Jawab Minjeong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Eternity
Fanfiction"Disaat kau mengalami penderitaan...kau tau penderitaan dari semua makhluk yang memiliki akal. Ketika kau memaksa...kau tau cara merelakan. Ketika kau peduli terhadap orang lain...kau tau cara melanjutkan hidup. Itulah initi dari perjalanan spiritua...