Semoga kalian bisa terhibur sama ceritaku :D
🌵🌵🌵
"Umi ...." Aisha berhamburan ke dalam pelukan uminya begitu keluarganya tiba di kediaman kyai Faisal. Kehadiran keluarga Malik menjadi pelengkap mereka yang kini berada di ruang tamu.
Aisha memeluk sangat erat uminya. Menumpahkan segala isi hatinya. Tangisnya pecah saat itu juga. Fisiknya sudah lelah dan jiwanya sangat rapuh saat ini.
Danisa mengelus lembut punggung putrinya itu menyalurkan kekuatan. Padahal hatinya tak kalah rapuhnya juga. Tatapan Danisa menyendu sedari Syauqi memberi kabar pahit ini ketika ia masih di rumah tadi. Belum lagi rasa cemas karena semalaman menunggu putrinya itu pulang belum juga hilang.
Kata Syauqi ketika di telpon tadi, yang menjadi penyebab Aisha tidak sampai juga di rumah adalah gadis itu tiba-tiba saja menghilang di pesantren. Dan baru ditemukan tadi pagi sedang berdua di dalam satu atap dengan yang bukan mahramnya. Berita itu sangat mengguncang jiwa Danisa dan Malik. Musibah apa yang sudah menimpa putrinya itu?
"Aisha sangat takut, Mi, sangat takut. Maafin Aisha, umi ...," racaunya. Gadis itu mengigit kuat bibirnya.
"Gak akan ada apa-apa kok, tenang sayang. Ayo kita duduk dulu." Danisa membawa dirinya dan Aisha untuk menempati dua bangku yang masih kosong.
Aisha menundukkan kepalanya. Ia tidak berani menatap semua mata yang berada di sana. Tatapan mereka terlalu mengintimidasi baginya. Seolah-olah kesalahan itu murni berasal dari dirinya.
Berbeda dangan Rayhan. Ia malah terlihat begitu santai menanggapi situasi ketegangan ini. Seperti tidak ada hal yang baru saja terjadi. Buat apa juga dirinya harus takut ataupun marah, ini bukan salahnya. Toh malah ia dan Aisha lah yang sebenarnya menjadi korban.
Malahan yang saat ini mengacak-ngacak pikirannya adalah Aisha. Gadis itu nampak begitu rapuh. Kepalanya tertunduk. Wajahnya sudah memucat dan matanya sayu. Hidungnya memerah akibat udara semalam sangatlah dingin. Rayhan sungguh tersentil melihat pemandangan yang membuat napasnya tercekat. Ingin rasanya ia memberi penenangan pada gadis itu. Bidadarinya itu masih dalam hawa kaget.
Sudah ada tiga kepala keluarga yang saat ini berkumpul dalam ruang tamu keluarga kyai Faisal. Cakra dan Arina telah hadir sejak setengah jam yang lalu.
"Baiklah, kepada nak Syauqi. Selaku yang melaporkan kejadian ini kepada dua pihak keluarga. Saya ingin kamu menjelaskan apa yang kamu tahu dan lihat atas ucapan kamu di dalam telpon tadi ," ujar Malik.
Syauqi mengangguk dan mulai menjelaskan kronologinya.
Tadi pagi ketika sedang mengecek asrama putra, ada seorang santri yang menghampiri Syauqi. Ia mengadu, mengatakan kalau pada saat semalam ia tak sengaja melihat seorang pria dan wanita yang berduaan jalan menuju belakang pesantren. Santri itu mengaku mengikuti dua orang yang bukan mahram itu sampai keduanya memasuki gudang milik petani. Membuat Syauqi jadi menebak kalau dua orang itu tidak lain ialah Rayhan dan Aisha.
Awalnya Syauqi sempat tak percaya dengan ucapan santri itu. Tapi rasa penasaran itu membunuhnya, ia mendatangi langsung gudang itu. Sengaja ia membawa petani yang memang memegang kunci gudang tersebut. Jantungnya serasa merosot melihat melalui matanya sendiri kalau orang yang di dalamnya adalah Rayhan dan Aisha. Dugaannya tepat sekali. Namun rasanya masih sulit untuk dipercaya. Seperti mimpi buruk.
Danisa, Arina, dan Irma sama-sama terkejutnya. Namun Danisa tetap pada keyakinannya sejak dari awal, ia akan memercayai segala yang Aisha jelaskan.
InsyaaAllah putrinya itu adalah wanita yang baik-baik, tentunya Aisha pasti akan menolak jika memang diajak duluan oleh Rayhan. Sedangkan Irma, wajahnya berubah menjadi kecut. Tatapannya kecewa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hii! Aisha [Completed ✔️]
Ficção AdolescenteSosok lelaki bak burung lepas dari sangkar setelah dia lulus dari pondok pesantren tempatnya menuntut ilmu. Kebebasan pergaulan dan disakiti oleh wanita yang dicintai membuat ia jadi meninggalkan tuhannya. Tidak lagi dia percaya pada tiap takdir ind...