• Epilog

55 2 0
                                    

Kamar inap Rio dipenuhi dengan anak Warfamz beserta pasangannya yang sedang menjenguknya. Ada Rayhan, Kenno, Leo, Aisha, dan Resti. Dokter menyatakan kalau Rio sudah berhasil melewati masa kritisnya sejak siuman kemarin, dan kini sudah berjalan 3 hari Rio dirawat insentif di kamar inap biasa. Mereka amat bersyukur dan tak menyangka kalau Rio bisa bangun secepat ini, benar-benar mukjizat yang tak terduga.

Seluruh anggota Elsavor juga sudah direngkus oleh pihak kepolisian atas kasus pembunuhan berencana. Sedangkan Daffa tewas akibat ditembak polisi setelah ia menembak Rio, kematiannya sungguh tragis dan menyusul kepergian Liana adiknya.

Setidaknya Daffa meninggal dengan tenang. Ia tewas setelah mengetahui fakta tentang kematian adiknya. Bahwa Liana meninggal karena ulahnya sendiri yang sengaja meminum obat dosis tinggi dengan berlebihan. Kagetnya lagi, yang menjadi alasan Liana mengakhiri hidupnya karena ia tengah mengandung anak dari selingkuhan. Cewe itu tidak bisa menanggung semua ini sendiri dan memilih bunuh diri.

Fakta ini baru Rayhan dan Daffa saja yang tahu melalui surat terakhir peninggalan Liana. Kemarin Rayhan berhasil memungut kertas yang sempat diremas oleh Daffa. Ia sungguh tak menyangka setelah membacanya.

"Kata gua mah elo buru-buru cari pasangan dah, Yo. Sebelum nyawa lo berkurang satu lagi," celetuk Leo membuat Rayhan sadar dari lamunan.

Rio memelototi Leo, enak aja main nyuruh cepet nikah, sekarang malah ngedoain yang engga-engga. "Lo kira gua kucing yang nyawanya ada 9."

"Noh yang harusnya buru-buru nikah tuh si Kenno, udah ada calon tapi kok belum ada nyebar undangan," sindir halus Rio.

Resti melengoskan wajahnya. Rio benar, sudah lama ia menunggu Kenno untuk mengutarakan niat baiknya namun sampai sekarang belum ada kejelasan dari kelanjutan hubungan mereka.

"Mungkin jodoh gua bukan Kenno, Yo." Jawaban Resti sukses membuat Kenno menoleh tajam padanya. Seolah mengisyaratkan kalau dia adalah jodohnya Resti dan tak ada yang lain.

"Mampus lo Ken! Makanya buruan, ntar keburu digondol kucing noh," Leo ikut memanas-manasi Kenno.

"Anjir lo Leo! Dikira gua ikan apa!" gerutu Resti. Sedangkan Leo hanya cekikikan.

Aisha dan Rayhan ikut tertawa tanpa menimbrung. Terlalu banyak rasa syukur yang mereka berdua miliki, terlebih Rayhan. Tiada hentinya Rayhan bersyukur kepada Allah karena telah menyelamatkan dua nyawa orang yang ia sayang sekaligus, yaitu Aisha dan Rio.

"Ekhemm." Deheman singkat Rayhan membuat antara mereka jadi hening karena tahu pasti setelah ini Rayhan akan mengatakan sesuatu.

"Kok tiba-tiba jadi hening?" Kedua alis Rayhan mengkerut.

"Loh kan tadi lo yang ngasih isyarat biar kita diem Bambang!" sorak Leo.

"Tau, gak jelas tuh Yo temen lo!" Kenno menimpali.

"Sial! Temen lo juga itu ya!" geram Rio yang emosinya harus tetap stabil.

Aisha mencubit lengan berisi Rayhan, "Ih Kakak yang serius kalau mau ngajak orang ngomong tuh."

"Akhh, sakit sayang," ringis Rayhan sambil mengusap lengannya.

Sedangkan Aisha hanya menyengir tanpa merasa bersalah, "Hehehehe kekencangan ya kak? Maafin Aisha ya kakak sayang."

Rayhan mengangguk tulus, tersenyum hangat seraya mengelus perut Aisha. "Apa sih yang enggak buat Bidadariku."

Hii! Aisha [Completed ✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang