Dua minggu berlalu sejak Jisung mengantar Chenle ke sekolah, keduanya tidak pernah bertemu lagi. Di hari yang sama saat Jisung mengantar Chenle, malamnya laki-laki itu menelpon Chenle sesuai dengan janjinya pada Chenle. Mereka berdua banyak bercerita tentang keseharian mereka dan tidak sadar mereka telah mengobrol hingga tengah malam dan setelahnya Chenle pamit untuk tidur, mengingat ia harus ke sekolah esok harinya. Beberapa hari setelah itu Jisung masih rajin menghubungi Chenle atau bahkan sekedar menjemputnya sekaligus mengajaknya makan bersama atau menonton film lalu setelahnya mengantarkan Chenle pulang.
Tapi seminggu terakhir Jisung tidak lagi menghubunginya, Chenle pernah beberapa kali untuk menghubungi terlebih dahulu akan tetapi tidak pernah mendapatkan balasan hingga akhirnya Chenle menyerah untuk menghubungi Jisung.
Mungkin Jisung memang hanya orang yang sekedar lewat di hidupnya, Chenle berusaha tidak mengambil pusing akan hal itu. Walapun kenyataanya Chenle banyak berpikir tentang hal itu, apa ia hanya ke ge er an mengira Jisung tertarik padanya? Tapi dari perlakuan Jisung padanya, Chenle merasa Jisung memang tertarik padanya, tapi entahlah.
Sabtu ini Chenle bangun pagi, hal yang jarang ia lakukan saat hari libur sekolah. Semua ini karena Daehwi memaksanya untuk lari pagi bersama yang Chenle yakin hanya alasan semata, karena pasti anak itu hanya bertujuan untuk melakukan wisata kuliner di kawasan Senayan tempat mereka lari pagi. Pukul lima pagi Daehwi sudah menelponnya berkali-kali untuk segera keluar rumah karena anak itu sudah menjemputnya bersama Felix yang mukanya tak kalah sepet dengan muka Chenle, hanya muka Daehwi yang tampak bersemangat.
"Eh Ryujin?" Kaget Chenle saat membuka pintu belakang, sudah ada gadis hiperaktif itu sambil tersenyum. Ryujin ini sepupu Daehwi, berbeda sekolah dengan mereka bertiga tapi sering main bersama.
"Unchhh anak gue! Kangen!!" Ryujin mulai mengunyel-unyel pipi Chenle dengan gemas membuat Chenle hanya pasrah, lagi pula nyawanya juga belum sepenuhnya terkumpul.
"Sesek napas itu si Chenle wey." Ucap Daehwi sambil memisahkan sepupunya dari Chenle.
Keempatnya keluar dari mobil dan meninggalkan area parkiran setelah sampai di sana. Langsung menuju stadium untuk berlari mengitari stadium yang masih belum terlalu ramai mengingat masih jam setengah enam pagi.
Hanya Daehwi dan Ryujin yang paling bersemangat berlari, meninggalkan Felix dan Chenle jauh dibelakang mereka. Felix dan Chenle memang dasarnya tidak niat berlari hanya berjalan santai, sambil sesekali mengomentari orang-orang yang mereka lihat.
"Lu gimana sama si om?" Felix bertanya pada Chenle sambil membalas pesan Hyunjin yang katanya mau nyusul ke GBK.
"Le? Chenle?" Felix memanggil Chenle karena anak itu tak kunjung merespon pertanyaannya.
Felix akhirnya menolehkan kepalanya ke samping dan ternyata Chenle tidak ada di sampingnya. Felix mengedarkan pandangannya untuk mencari Chenle, kemana anak itu? Bukannya tadi Chenle mengeluh capek dan mengajak Felix untuk duduk dan sekarang anak itu malah hilang.
Nah itu dia, Felix menemukan Chenle yang tengah berada tidak jauh darinya. Chenle ternyata tengah menghampiri mascot kucing di stand snack anak-anak. Felix akhirnya bangkit menyusul Chenle karena melihat Chenle yang melambai ke arahnya, memanggilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Om Ji | Chenji - Jichen
RomanceIya Chenle tahu kalau ia kelewat nekat, tapi hanya ide ini yang terlintas dipikirannya. Entah ia harus menyesalinya atau tidak. Jisung tidak pernah menyangka kalau ia akan mengalami hal ini, menemukan sesuatu yang mulai menjadi candunya.