Chapter 7

2.8K 307 97
                                    

double up nihhhh.

.

.

Jisung tidak pernah menyangka dirinya akan kembali ke tempat ini lagi. Setelah hampir lima bulan ia bisa melepaskan kebiasan minum-minumnya karena seseorang yang secara tidak langsung membantunya menghilangkan kebiasaan buruknya ia malah kembali mengunjungi club langganannya akibat orang yang sama dengan yang membantunya menghilangkan kebiasaan buruknya.

Sudah lebih dari seminggu Jisung tidak menghubungi Chenle, semua komunikasi mereka terputus total, ingin menghampiri Chenle ke sekolah atau rumahnya juga Jisung selalu tidak punya waktu untuk hal itu karena pekerjaan yang menumpuk, baru malam ini ia bisa bebas dari dua sekertaris kejamnya yang selalu memberinya pekerjaan menggunung.

Berhubung malam ini ia baru bebas dari pekerjaannya makanya ia ingin melepaskan penatnya dengan menenggak cairan alcohol berharap bisa sedikit mengalihkan pikirannya dari lelaki manis yang selalu membayang-bayanginya. Sumpah deh Jisung merasa pelet Chenle kuat banget, Jisung sampe susah fokus kerja dan berujung sekertarisnya yang ngomel karena Jisung sulit untuk fokus.

"Wow, ngapain anak perjaka main kesini?" Jisung yang baru saja mendudukan dirinya di kursi langsung merasakan tepukan di pundaknya.

Tidak perlu menolehkan kepalanya untuk tahu siapa yang menyapanya karena Jisung tahu itu adalah Samuel teman semasa kuliahnya sekaligus pemilik club yang didatangi Jisung.

"Gue kira lu uda tobat Sung." Ucap Samuel setelah mendudukan dirinya di sebelah Jisung.

Jisung hanya bergumam menanggapi Samuel yang terus berbicara tentang berbagai macam hal.

Hingga mata sipitnya menangkap sosok yang ia kenal sedang berada di meja sebrang Jisung dengan beberapa orang yang Jisung kenal sebagai teman dari sosok itu, jarak mereka cukup jauh hingga membuat Jisung bangkit berdiri dan berjalan mendekati meja dimana sosok itu berada. Jisung yakin dirinya belum mabuk karena toleransi alkoholnya cukup tinggi.

Jisung melihat sosok itu berjalan ke arah toilet dan mulai berjalan mengikutinya dengan perlahan, meninggalkan Samuel yang berteriak memanggilnya.

Jisung menunggu di lorong sepi dengan pencahayaan temaram itu, memastikan kalau seseorang yang ia ikuti adalah seseorang yang ia kenal.

.

.

Felix mengedarkan pandangannya, ia tengah mencari Chenle yang sedang ke toilet tapi tak kunjung kembali. Felix jadi khawatir karena tadi menuruti Chenle untuk tidak mengantar anak itu ke toilet. Felix juga mulai menyesal mengajak Chenle ke night club, kalau sampai sahabatnya itu hilang di sini bisa kacau. Sebetulnya Felix hanya ingin Chenle bersenang-senang karena akhir-akhir ini Chenle sangat murung makanya ia mencoba mengajak anak itu main keluar.

"Mana si Chenle?" Daewhi dan Ryujin yang baru saja kembali dari lantai dansa bertanya pada Felix sambil meminum minuman mereka. Tenang bukan minuman beralkohol kok, karena sepupu Felix sekaligus pemilik tempat ini tidak akan membiarkan hal itu.

"Gak balik-balik anjir. Gue susulin deh." Felix akhirnya bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah toilet.

.

.

Sret.

Chenle yang baru saja keluar dari toilet terkejut karena tangannya ditarik tiba-tiba.

"Kamu ngapain di sini?" Chenle mengenal suara itu, suara yang ia rindukan.

Chenle bernapas lega begitu tahu kalau yang menarik tangannya adalah seseorang yang ia kenal tapi setelahnya merasa takut juga karena orang itu tengah memandang Chenle dengan tajam untuk pertama kalinya.

Om Ji | Chenji - JichenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang