Baekhyun POV
Aku menatapnya lekat dari kejauhan saat ia sedang menerima surat dari seseorang yang sangat aku kenali.
Ya Tuhan...
Dia sungguh sangat mempesona dan berkarisma. Dia juga lelaki yamg sangat baik, tidak salah aku mengagumi sosoknya selama ini.
Dia salah satu lelaki populer disekolahku. Selain memiliki wajah yang teramat tampan apalagi jika sedang tersenyum, ia juga memiliki sifat yang baik, ia cerdas dan selalu menebar keceriaan dimanapun ia berada.
Lelaki itu adalah Park Chanyeol. Sahabatku, sekaligus seseorang yang kusayangi dan aku kagumi secara diam-diam.
Dia adalah orang yang kusukai sejak lama. Aku mulai menyukainya saat hari pertama masa orientasi siswa disekolahku.
-Flashback On-
Saat itu, aku merasa penyakitku kambuh. Aku menahan erangan kesakitanku sembari berpegangan pada dinding koridor sekolah.
"Hei, ada apa denganmu? Ayo aku akan membantumu untuk pergi ke ruang kesehatan"
Entah bagaimana situasinya, ia bisa menjadi orang pertama yang menolongku dengan membawaku ke ruang kesehatan, padahal setauku keadaan dikoridor waktu itu sedang sepi. Bahkan, aku saja tidak mengenal dirinya.
Didalam ruang kesehatan aku mendengar orang yang menolongku itu sedang berbicara dengan perawat yang tadi memeriksa kondisi tubuhku.
"Bagaimana keadaannya, Sus?"
"Dia sudah lebih baik setelah saya berikan obat. Tetapi untuk memastikan kondisinya, lebih baik dia pergi ke rumah sakit guna melakukan pemeriksaan secara keseluruhan agar mengetahui kondisi tubuhnya dan pasti disana hasilnya akan lebih akurat."
Aku tidak mendengarkan pembicaraan mereka dengan jelas waktu itu karena kesadaranku mulai menghilang, mungkin efek dari obat yang perawat itu suntikan untukku.
Saat aku terbangun, kulihat ia telah kembali dengan membawa beberapa makanan dan minuman. Kemudian ia memberikannya kepadaku. Kulihat ia tersenyum teduh kepadaku, hingga membuat aku terpana untuk beberapa saat. Satu kata yang dapat aku jabarkan 'Tampan' ya... Itu yang pertama kali aku pikirkan saat melihat wajahnya.
"Hei, apa kau sudah lebih baik? atau ada yang masih sakit?" tanya lelaki itu.
Aku tersadar dari kekagumanku padanya saat tangan besarnya mengibas didepan wajahku.
"H-hah? "
Mungkin karena aku terlalu mengagumi wajahnya, hingga aku tidak mendengar ketika ia mengajakku berbicara.
"H-hah? Maaf... A-apa yang kau katakan?" ucapku tergagap karena gugup.
"Aku bertanya padamu, apa keadaanmu sudah lebih baik atau ada yang masih sakit?"
"A-aku, su-sudah lebih baik. T-terimakasih sudah menolongku."
"Syukurlah jika seperti itu." Senyuman tampan ia berikan padaku yang lagi-lagi membuatku terpesona sekaligus memalu.
Setelah pembicaraan singkat kami, ia memberikan makanan yang telah dibawanya untuk kumakan. Aku sangat berterimakasih padanya atas kebaikannya itu.
Selama aku mengunyah makanan yang ia berikan, dia bercerita tentang banyak hal.
Awalnya aku mengira kami berdua akan berakhir canggung karena dia terlihat seperti lelaki yang dingin tak tersentuh dan tidak peduli akan keadaan sekitar.
Ternyata dugaanku salah setelah mengenalnya walaupun masih terbilang waktu yang singkat, dia adalah seorang lelaki yang memiliki sifat ramah dan cukup berisik, dia juga seorang yang ceria, berbanding terbalik dengan wajahnya yang menunjukkan kesan dingin seperti kutub utara.
Mungkin aku sedikit berlebihan ketika menjabarkan tentang wajahnya, tetapi jika orang-orang melihatnya untuk pertama kali pasti kesan mereka terhadapnya juga tidak akan jauh berbeda sepertiku.
"Ah, iya... Aku hampir lupa, kita belum berkenalan. Tidak lucu bukan, jika kita sudah bercerita panjang lebar namun belum mengetahui nama satu sama lain. Aku Park Chanyeol, kau bisa memanggilku Chanyeol," ucap Chanyeol sembari mengulurkan tangannya padaku.
Tentu saja aku menyambut uluran tangannya dengan baik, ya... walaupun tanganku sedikit gemetar. Hei, wajar bukan jika kau akan gemetaran ketika seseorang yang kau kagumi tiba-tiba mengajakmu berjabat tangan apalagi dia adalah orang yang menolong dirimu, "Byun Baekhyun. Kau bisa memanggilku Baekhyun," aku tersenyum setelah memperkenalkan diriku. Aku sungguh malu dengan situasi ini. Jantungku berdebar dengan sangat kencang.
Chanyeol melihat jam yang melingkar apik dipergelangan tangannya, "Baek, sepertinya aku harus kembali ke lapangan untuk melanjutkan acara MOS. Aku sudah menghubungi keluargamu untuk menjemputmu pulang, mungkin mereka akan segera sampai." Chanyeol tampak sedikit menyesal karena harus meninggalkan Baekhyun sendirian di ruang kesehatan. Namun, bagaimana lagi. Acara MOS belum selesai.
"Ah... Kau kembali saja, aku tidak apa-apa," ucapku sambil tersenyum untuk meyakinkannya bahwa aku memang tidak masalah ditinggalkannya.
"Baiklah, aku pergi dulu. Semoga kau cepat sembuh."
"Terimakasih sudah menolongku Chanyeol."
"Sama-sama, aku pergi"
Aku tersenyum lebar saat ia sudah meninggalkan ruang kesehatan, ah... Dia lelaki yang menyenangkan. Baru beberapa saat bersamanya saja aku sudah merasa nyaman.
-Flashback Off-
Semenjak hari itu kami berdua mulai menjadi teman dekat. Apalagi kami ternyata berada dikelas yang sama. Dia selalu ada saat aku membutuhkannya. Dia selalu ada disaat aku mengalami kesulitan. Entah bagaimana ia selalu datang disaat yang tepat ketika aku membutuhkan seseorang untuk bersandar dan berbagi keluh kesah. Sungguh aku merasa sangat beruntung dan bersyukur dapat mengenalnya.
Baekhyun POV End
.
.
.TBC
.
.
.Sorry for typo(s)
Jangan lupa vote & comment ya guys 😘
Thank You 🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
LETTER - CHANBAEK
FanficKau adalah lelaki terbaik yang pernah aku kenal. Tidak salah bukan jika kau, aku kagumi dalam diam. -Byun Baekhyun --------------------------------------------------------------- WARNING...!!! • BxB (BoyxBoy/BL/BoysLove/CowokxCowok) • YAOI • HomoPho...